Sabtu, 21 Mei 2016

Apresiasi Tour de Flores (TdF) 2016

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Putra Flores sedang merantau di Malang

Tour de Flores (TdF) sudah dan sedang berlangsung di Flores. Perhelatan balap sepeda tersebut dimulai tanggal 19 Mei 2016 dengan titik start Kabupaten Flotim, Larantuka dan akan berakhir tanggal 23 Mei 2016 di ujung Flores paling Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo.



Perhelatan akbar yang bertaraf internasional tersebut sungguh sangat luar biasa. Sang inisiator Bapak Primus Dorimolo dan para tim lobi serta didukung penuh pemerintah Indonesia sehingga dapat menggelar Tour de Flores (TdF) 2016 untuk pertama kali dalam sejarah Republik ini.

Flores yang memang dikenal dengan berbagai potensi wisata alam beragam yang unik memang sudah beberapa kali berusaha mempromosikan ke taraf nasional dan internasional. Ada beragam nama kegiatan. Namun sepertinya belum mendongkrak dunia kepariwisataan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Flores dan NTT yang terus dilabeli sebagai daerah miskin itu.

Dalam berbagai keterbatasan, TdF telah digelar tiga etafe. Larantuka-Maumere (etape 1), Maumere-Ende (etape 2) dan Ende-Ngada (etape 3). Hari ini sejak pukul 08.30 wita akan dilanjutkan dengan etape 4: Bajawa-Ruteng. Besok tanggal 23 Mei 2016 akan ada etape terakhir (5): Ruteng-Labuan Bajo.

Selama perhelatan ada sambutan positif bahkan euforia kegembiraan banyak pihak termasuk masyarakat. Mereka beramai-ramai bertumpah ruah di jalanan atau di tempat persinggahan terakhir para pembalap. Ada minta foto bareng dengan para pembalap. Ada yang merekam dan memfoto kegiatan dimaksud dan dengan bangganya mengupload ke media sosial. Perekaman foto diikuti dengan berbagai komentar optimisme akan TdF tersebut.

Kendati demikian, ada suara-suara yang memberikan awasan, usul, saran bahkan kritikan agar TdF lebih berkualitas dan melibatkan lebih banyak masyarakat lokal. Juga ada saran agar berbagai potensi setiap daerah kabupaten perlu disinggahi para pembalap sebagai dunia promosi. Apalagi pemkab daerah juga menyiapkan dana yang tidak kecil. Miliaran rupiah. Suara-suara kritis dimaksud perlu didengarkan, dihargai untuk perbaikan dan perubahan yang lebih profesional ke depannya. Iven ini akan berlangsung setiap tahun. Masyarakat harus mendapatkan dampak langsung berbagai iven itu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih bermartabat.

Kita setuju. Kita aminin. Saran, usul dan masukan sebagai obat vitamin tambahan agar semua apa pun yang kita lakukan terus berbenah menuju perealisasian visi-misi dan tujuan TdF yakni mempromisikan dunia pariwisata Flores dan masyarakatnya semakin sejahtera. Walau pun demikian berbagai catatan kritis tidak lantas membuat kita mengambil kesimpulan bahwa TdF tidak bermanfaat bagi Flores, bagi NTT dan bagi Indonesia.

Saya secara pribadi meski hanya mengikuti berbagai berita dan dinamika melalui media sosial sangat apresiasi dengan TdF. Terlepas berbagai catatan atau kritik sebagai masukan untuk dijadikan referensi, TdF akan melahirkan gelombang kesadaran yang besar masyarakat Flores akan kepariwistaan. Anak-anak yang menyaksikan langsung akan tertanam kuat di alam bawah sadarnya untuk bangun kesadaran agar bisa seperti para pembalap yang rata-rata dari negeri seberang. Mereka menyaksikan berbagai perjuangan, pengorbanan, kerja keras dan bahkan berdarah-darah para pembalap melakukan apa yang menjadi pekerjaan sebagai pembalap. Spirit ini akan tertular secara tak sadar pada dunia anak-anak kita. Para kaum muda akan lahir suatu kesadaran inovatif dan kreatif  untuk menciptakan berbagai karya unik dan bermutu untuk menjawabi permintaan atau menciptakan permintaan di masa depan. Pemerintah Pusat dan Daerah akan mulai bersinergi untuk menggarap dunia pariwisata yang lebih sungguh-sungguh. Kita berharap akan ada perubahan besar-besaran setelah perhelatan akbar balap sepeda TdF tahun ini.

Pemerintah mesti mempersipakan infrastuktur yang lebih baik sebab sudah dua orang mengalami kecelakaaan, mungkin salah satunya akibat infrasrutktur yang kurang baik selain tingkat kehati-hatian pembalap juga menjadi sebab. Hotel-hotel mulai dipikirkan. Namun pembangunannya harus melibatkan masyarakat setempat dan harus ada jaminan masyarakat setempat tidak disingkirkan begitu saja. Wisata kuliner mulai dibenah dan ditingkatkan. Tata krama masyarakat berdasarkan kearifan lokal diberdayakan. Sentuhan sinergi kearifan lokal dan modern disempurnakan sehingga masyarakat yang menjadi sentra TdF menikmati hasilnya. Pola pengelolaan yang bersih dari korupsi dan manipulasi terus dioptimalkan. Dengan demikian, kita boleh berharap TdF memberi nilai manfaat jangka panjang yang tak ternilai dengan uang seberapa besar pun. Ratusan juta, miliaran bahkan triliunan, yang penting dunia pariwisata Flores maju dan seluruh masyarakatnya menikmati puncak gunung es kesejahteraan.

Atas dasar itu, saya pun memberikan apresiasi TdF 2016. Selamat sukses sampai tuntas. Tritunggal Maha Kudus memberkati. Amin

Diposting Minggu, Perayaan Tri Tunggal Maha Kudus
Malang, 22 Mei 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar