Sabtu, 12 Juli 2014

Kaum Muda Belum Minati Koperasi Kredit

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Sudah 17 tahun, saya berkarya di lembaga koperasi kredit atau credit union. Ada suka dan duka. Ada jatuh bangun mengembangkan organisasi pemberdayaan dan peningkatan harkat dan martabat masyarakat akar rumput melalui simpan-pinjam yang berbasiskan pendidikan, kemandirian/swadaya, solidaritas dan inovasi. Empat pilar tersebut disempurnakan dengan nilai-nilai seperti kejujuran, pengorbanan, transparansi dan dapat dipertanggungjawaban secara akuntansi profesional dan bathin (moral).



Sejuta harapan telah dilabuhkan masyarakat terhadap koperasi kredit atau credit union. Awal tahun 2000-an, koperasi kredit-koperasi kredit di Flores, Nusa Tenggara Timur bangkit menggeliat dengan indahnya bagaikan singa baru bangun dari tidur (mis-management) yang melemahkan sayap-sayap pemberdayaan. Pendidikan digiatkan dengan sangat gencar, pengelolaan diperbaiki dan ditingkatkan KSA (knoeledge, skills, attitude) secara berimbang sehingga pertumbuhan anggota, aset dan modal sungguh sangat signifikan. Dengan demkian, mengahasilkan pendapatan yang juga semakin menarik para profsional mau mengabdikan dirinya pada koperasi kredit.

Suasana sudah sangat berubah, ketika baru pertama kali mengabdikan diri pada lembaga ini pada tahun 1997 - 2000. Semuanya masih butuh kerja keras dan pengorbanan yang tidak kecil. Tidak putus asa, malah kondisi itu semakin kencang memotivasi untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi lembaga koperasi kredit, dengan demikian, koperasi kredit juga memberikan yang terbaik bagi anggota dan para pengelolanya. Banyak sudah, lembaga berikan untuk para pengelola, sekurang-kurangnya bagi penulis pribadi. Penulis pun bangga mengabdikan seumur hidup bagi koperasi kredit/credit union.

Dalam perhelatan dan perjalan yang membesarkan jiwa dan raga itu, terbersit suatu keprihatinan yang membutuhkan kajian untuk segera dilakukan. Keprihatinan itu, penulis ungkapkan melalui tulisan (postingan) pada facebook tanggal 9 Juli 2014, bertepatan dengan pemilihan presiden RI yang sampai saat ini masih menghebohkan itu yakni berdasarkan quick count, kedua pasangan dinyatakan menang sama-sama dengan lembaga survei juga masing-masing pihak meski salah satu pihak lebih mengandalkan lembaga survei independen hehehehe.



Kita kembali pada fokus tulisan ini. Melalui akun facebook, penulis pun menulis, "Koperasi kredit belum banyak diminati oleh kaum muda. Apa sih strateginya agar kamu muda sebagai segmen pasar terbesar bisa tergarapi dengan lebih optimal??? Mohon komentar para aktivisi kopdit/CU ..."

Beragam tanggapan meluncur dan penulis kutif untuk mendapatkan kajian dan pembahasan lebih lanjut sebagai berikut:



Ngatidjo, Yogyakarta; ini merupakan tantangan khususnya bagian pendidikan utk merancang berbagai bentuk motivasi, pelatihan dan sosialisasi khususnya untuk kaum muda. Terutama untuk penanaman nilai-nilai kerjasama dan menghindarkan individualisme sebagai dampak kemajuan teknologi,  menurut sy perlu ada kajian terhadap masalah dan penyebabnya sehingga kita bisa menetapkan langkah strategisnya.

Frans Tantridharma, Blusukan. Mendengar apa mau mereka. Juga mengenal jurusan pendidikan mrk. Jelas perlu kerja keras pengurus.

Yohanes Mukrianto, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Karena CU jarang menyapa kaum muda....... Tananmkan semangat CU sejak anak lahir, maksudnya ketika anak lahir langsung didaftarkan jadi anggota (calon anggota) CU dan setelah usia 17 tahun baru boleh pinjam atw ambil simpanan. Bayangkan kalo anak nabung Rp 100.000, tiap bulan, ketika usia 17 tahun sudah berapa simpananya.....Anakku umur 4 tahun sudah saya ajari ber-CU.....sejak lahir.....


Abat Elias, Mantan GM Inkopdit, Mat pagi pak Kosmas, mungkin diperlukan reorientasi pertemuan pertemuan muda/mudi CU,apakah dg perlombaan2 atau rekoleksi muda mudi disponsori CU atau Youth training yg sifatnya umum ttp ada sedikit materi ttg CU, mat berjuang.
 
Apen Silaban, Universitas Dharmawangsa, Lihat apa mau mereka? Kita siapkan layanan yg dibutuhkan mereka! Contoh anak muda suka musik,Olah Raga,Masa depan..


Ungki Aja, Auditor Puskopdit Handrya Sanggraha maka harus dibuat program 1000 pelajar sadar koperasi guna memperkenalkan kopdit di kalangan anak muda dan mreka bisa belajar berkoperasi juga..spt di sumsel. dibuat saja program nya lalu diajukan ke Puskopdit nya sebagai saran dan usulan spt yang kami lakukan hanya di Sumsel kami krja sama dengan dinas koperasi propinsi sehingga makin afdol. Cukup kita buat proposal pak..lalu ajukan ke kepala dinas koperasi bisa wilayah atau bisa ke dinas koperasi kota. isi proposal adalah mengajukan kerjasama dalam rangka menggalakan generasi muda sadar berkoperasi lampirkan jadwal atau agenda kegiatan nya pak.

Postingan ini penulis juga memberikan apresiasi namun belum dilakukan pada saat ini. Biar pembaca yang akan memperkayanya sesuai kebutuhan pembaca!

Malang, 12 Juli 2014
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar