Minggu, 22 September 2013

Tambang


Senja sedang bergulat  membakar pagi
Nenek pergi mencari kayu kian menipis
Oleh penambangan yang tak pernah berakhir


Bumi ini makin hangus berantakan
Galian alat mesin terus mendesir setiap detik
Siang malam melubangi tanahku menjejakkan kaki
Demi rupiah dan dollar bagi para pemilik  kaya yang berkantung tebal

Orang-orang tanah ini semakin tersingkir
Tak tahu kemana harus mendiami
Ketika semua pijakan hangus tak berarti

Anak-anak tak lagi bermain dengan riang
Orang dewasa senantiasa mendendangkan lagu kesedihan
Tanah milik warisan telah diambil
Demi modernisme kampung ku tanpa evolusi yang sempurna

Tanah ku tempat berpijak berlubang penuh koreng
Menjadi tempat tambang, lumbung uang bagi orang-orang berduit
Meninggalkan kesdihan tanpa harapan
Hampir seluruh anak di negeri ini

Semua mencuci tangan sebagai orang suci dadakan
Ketika tambang tak lagi membawa berkat
Sambil melempar tanggungjawab
Pada pundak rumput yang tak lagi bergoyang

Wahai anak pertiwi
Insaf dan sadarlah
Bahwa tambang bukan kendaraan kesejahteraan
Tetapi pesawat membawa duka lara nan sengsara

Lebih baik kembali masuk ladang, huma dan sawah
Di sana ada emas padi, mutiara jagung dan berlian umbi-umbian
Harta karun yang tak boleh ditinggalkan begitu saja
Telah menghidupi nenek moyang dan kita secara turun temurun

Katakan terus terang pada para penambang
Kami butuh kehidupan yang layak bukan hanya dengan tambang
Dan kami telah serempak bersepakat
Katakan tidak pada TAMBANG

Borong, 14 September 2013
Kosmas Lawa Bagho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar