Selasa, 22 Mei 2012

Tragedi Sukhoi Superjet 100 & Justin Bieber

Tepat pukul 11.15 wita tanggal 14 Mei 2012, kami rombongan (61 orang) kegiatan Lokakarya Nasional, Open Forum dan Rapat Anggota Nasional (Loknas, Open Forum dan Ratnas) Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) - Jakarta dari koperasi kredit yang anggota di atas 1000 dan aset di atas 10 miliaryang berpayung dibawah Puskopdit Flores Mandiri berangkat dari Ende, Flores dengan menggunakan Aviastar Mandiri (kerjasama dengan TransNusa) menuju kota Kupang, Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sehari di Kupang lantaran ketiadaan penerbangan langsung ke Jogyakarta, tempat kegiatan Loknas, Open Forum dan Ratnas. Tanggal 15 Mei 2012, rombongan yang berkekuatan 61 peserta berangkat ke Jogyakarta transit di Bandara Juanda Surabaya. Kami check in pkl. 04.30 wita dan berangkat pkl. 05.30 wita dengan menggunakan pesawat Lion Air. Keberangkatan tepat waktu dan tiba di Surabaya dengan aman. Transit di Juanda Surabaya hampir memakan waktu 4 jam dan dengan menggunakan Wings Air, rombongan menuju Bandara Internasional Adisoecipto Jogyakarta. Tiba langsung dijemput panitia lokal dan panitia dari Inkopdit - Jakarta menggunakan Bus Pariwisata menuju Hotel Saphir dan Hotel Santika. Pembaca mungkin bertanya! Apa hubungan judul dengan tulisan pengantar yang saya buat. Secara pribadi, saya sedikit trauma dengan apa yang saya saksikan secara detail pemberitaan tv di Indonesia dalam menyiarkan peristiwa paling tragik (menurut saya pribadi) jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Rabu, 09 Mei 2012 di Gunung Salak Bogor. Bagimana hancurnya pesawat super canggih kedigdayaan buatan manusia dan terutama serta yang paling menyentuh kedalaman hati saya sebagai manusia adalah pecahan-pecahan tubuh manusia yang adalah citra Allah akibat kecelakaan (yang menurut persepsi saya adalah kesalahan murni manusia) di lokasi kejadian. Waktu menginjakkan kaki di tangga pesawat Aviastar, pikiran saya langsung mengelayut pada tragedi bersangkutan bahkan seorang teman menanyakan kepada saya, pesawat apa yang kita numpang, spontan saya katan Sukhoi 2 hehehe isengan saya juga memerahkan muka dan telinga teman tadi. Ternyata tragedi Sukhoi SJ100 sudah merasuk pikiran, hati dan seluruh kepribadian manusia Indonesia saat ini sejak Rabu, 09 Mei 2012 lalu. Kita mendoakan dengan agama kita masing-masing agar para korban mendapatkan tempat istimewa di Surga dan para keluarga mendapatkan kekuatan iman serta kita mendokan agar kecelakaan itu tidak boleh terulang lagi apalagi pesawat datang hanya untuk demo dan menghancurkan puluhan manusia unggul Indonesia. Selama perjalanan dari Ende sampai Jogyakarta, apabila ada guncangan sekecil apapun pikiran saya langsung pada Sukhoi yang membawa maut di gunung Salak. Saya sendiri sempat bertanya diri, entahkah saya trauma meski saya benar-benar menikmati penerbangan pesawat apalagi dengan rombongan yang adalah para pengurus, pengawas dan manajer serta staf pilihan koperasi kredit sewilayah Puskopdit Flores Mandiri yang juga pemegang kendali kemajuan dan keberlanjutan organisasi pemberdayaan masyarakat akar rumput di tiga kabupaten (Ende, Ngada dan Nagekeo) di Flores ini. Bagaimana nasibnya jika ... Pertanyaan pembaca masih berlanjut. Koq judulnya tragedi sukhoi dihubungkan dengan Justin Bieber. Mungkin masih segar di telinga kita pernyataan penyanyi terkenal dari Kanada ini tentang Indonesia beberapa waktu lalu sebelum tragedi mengenaskan di gunung Salak itu. Justin Bieber bilang Indonesia adalah "random country". Negara antah berantah hehehe. Banyak orang Indonesia memprotes pernyataan tersebut terutama melalui media dunia maya dan salah satu penyiar radio di Medan tidak menyiarkan lagi lagu-lagu Justin Bieber. Namun tanpa menyetujui pernyataan Justin Bieber tetapi saya lihat ada benarnya kalau dihubungkan secara gamblang dengan tragedi yang tak perlu terjadi di Gunung Salak itu. Kalau orang Indonesi atau pemerintah menyadari bahwa pesawat itu baru tahap ujicoba maka tidak perlu membawa penumpang apalagi para kuli tinta pilihan dan para pramugari cantik brilian. Apalagi kalau memang benar pesawat itu dibuat 70 insiyur palsu ... wah semakin menambah antah berantahnya negeri ini dibagian penerbangan udara. Sukhoi yang sesungguhnya membawa pencitraan dan kemegahan negeri ini justru membawa malapetaka tragis di saat masih ujicoba atau demo hahaha Indonesia negeriku antah berantah. Kejadian ini seharusnya menjadi refleksi kita para anak negeri untuk menguji segala sesuatu IT dari luar negeri. Lebih baik mengujicoba Mobil Esmka Jokowi (tanpa tendesi politik) ketimbang Sukhoi yang membawa malapetaka. Memang patut kita sadari bahwa malapetaka tidak ada satu manusia pun dapat menduga namun bisa diminimalisir kalau para ilmuwan dan pakar perhubungan darat, laut dan udara bekerja sungguh-sungguh profesional tanpa tendesi uang. Tuhan berkatilah para korban dan kelurga serta seluruh RAKYAT INDONESIA yang lagi berduka. Tidak ada lagi Sukhoi-Sukhoi lainnya yang membuat Indnosia selalu menangis ...!!! Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar