Minggu, 29 April 2012

RAT XIII Puskopdit Flores Mandiri

Membangun Komitmen Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan

Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Flores Mandiri menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama dua hari Sabtu 25 Pebruari 2012 dan Minggu 26 Pebruari 2012. Selama dua hari tersebut RAT diisi dengan laporan pertanggungjawaban pengurus dan laporan pengawas serta masukan-masukan melalui sambutan-sambutan dari pengurus Puskopdit dan pejabat pemerintah. Sabtu 25 Pebruari 2012 acara pembukaan RAT XIII. Ketua Panitia RAT Drs. Mikhael H. Jawa yang juga adalah Manajer Puskopdit Flores Mandiri melaporkan bahwa tema RAT XIII Puskopdit Flores Mandiri tahun buku 2011 adalah “Membangun Komitmen Perubahan Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan Pengelolaan Koperasi Kredit. Tema ini bisa menjadi inspirasi dalam proses pemebenahan tata kelola organisasi dan usaha koperasi kredit dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Dengan tema tersebut diharapkan segenap fungsionaris kopdit senantiasa mengedepankan koperasi kredit dalam perspektif sebagai organisasi pembelajaran untuk belajar dan terus belajar dari praktik yang terbaik. Sedangkan Ketua Puskopdit Flores Mandiri Petrus Lengi, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Bupati Ende, Bupati Ngada, Bupati Nagekeo, Ketua Inkopdit Jakarta atau pejabat yang mewakili dan segenap undangan berkenan mengikuti rangkaian kegiatan RAT Puskopdit Flores Mandiri. Ia mengatakan sesuai amanat Anggaran Dasar Puskopdit BAB VI pasal 13 mengatakan bahwa RAT merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan karena itu pasal 14 Anggaran Dasar tersebut menyatakan pengurus harus mempertanggungjawabkan pengelolaan organisasi dan usaha puskopdit selama setahun kepada anggotanya. RAT dijadikan juga sebagai momen saling koreksi, tukar pendapat, yang kurang kita lengkapi, yang keliru kita benahi bersama. Semangat dan kebersamaan kita, melalui RAT ini bisa dijadikan sebagai momen silaturahmi dan temu kangen antara puskopdit dan primer, puskopdit dengan inkopdit, Pemerintah dan Koperasi dan antar anggota yang hadir dalam RAT tersebut. Menurut Lengi, sejak awal kiprahnya, lembaga ini mempunyai fokus perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat dengan berbasiskan jati diri koperasi kredit yaitu Swadaya, Pendidikan dan Solidaritas sebagai trilogi gerakan. Jati diri dimaksud telah merasuk begitu pesat hingga ke sum-sum kehidupan kita terutama anggota kopdit yang rata-rata kumpulan orang-orang lemah, orang-orang susah dan terpinggirkan. Mereka berusaha dengan susah payah untuk memperbaiki nasib mereka sedikit demi sedikit yang kurang beruntung menjadi pelan-pelan beruntung, yang dulu belum bisa sekarang menjadi bisa. Swadaya menabung bersama bukan hanya jadi kumpulan orang-orang tetapi juga berubah menjadi kumpulan orang yang menghasilkan modal, bahkan modal tersebut kian lama kian besar jumlahnya. Dikatakan Lengi, saat ini puskopdit kita beranggotakan 47 kopdit primer dengan rincian: 19 kopdit sebagai anggota, 13 kopdit sebagai calon anggota dan 15 kopdit sebagai kelompok binaan dan anggota individu seluruhnya berjumlah 81.992 orang dengan aset seluruhnya Rp465 miliard lebih, ( atau bahasa kerennya ½ triliun), simpanan saham anggota sebesar Rp374 miliard, pinjaman beredar Rp237,9 miliard sementara dukungan dari pemerintah dalam bentuk pinjaman bergulir sebesar Rp1,2 miliard. Angka-angka ini memang kecil kecil jika dibandingkan dengan lembaga keuangan formal lainnya namun dibalik angka-angka dimaksud mau mencerminkan kemandirian, keswadayaan masyarakat setempat untuk membangun kemartabatan dirinya dalam semangat kebersamaan dan solidaritas. Lebih lanjut Lengi paparkan, kopdit-kopdit favorit di tiga Kabupaten ini seperti : Kopdit Sangosai di Kabupaten Ngada beranggotakan 14.395 orang, penambahan anggota baru tahun buku 2011 sebanyak 2.780 orang dan aset sebesar Rp 149 miliar lebih,- Kopdit Boawae di Kabupaten Nagekeo beranggotakan 10.131 orang, penambahan anggota baru tahun buku 2011 sebanyak 1.398 orang dan aset Rp 51 miliard lebih,- Kopdit Bahtera di Kabupaten Ende berangotakan 5.102 orang dengan aset sebesar Rp 21.6 miliard,- dan masih banyak kopdit besar lainya menunjukkan kemajuan yang besar dan signifikan. Hal inilah yang mendorong RAT Puskopdit Flores Mandiri yang ke-13 ini bertemakan : ”Membangun Komitmen Perubahan Menuju Kemandirian Dan Keberlanjutan Pengelolaan Koperasi Kredit” Tema ini telah digumuli sejak rapat kerja pengurus dan manajer tanggal 17-18 Desember 2011 yang menginspirasi kita untuk membangun kemandirian dalam konteks keswadaayan mental, tata kelola organisasi dan usaha yang sehat dan aman. “Kita terus berupaya meningkatkan kualitas anggota sebagai pemilik koperasi kredit dan lebih dari itu meningkatkan kualitas dapur pelayanan”, ujarnya. Dikatakannya, pengembangan sumber daya manusia berkoperasi telah mendapat dukungan dari banyak pihak. Gerakan koperasi kredit yang berpayung dibawah Puskopdit Flores Mandiri telah mendapatkan dukungan dana “capacity building” dari Pemkab Ngada sebesar Rp260 juta dengan rincian tahun 2006 sebesar Rp100 juta, tahun 2007 sebesar Rp75 juta, tahun 2009 sebesar Rp Rp50 juta dan tahun 2011 sebesar Rp35 juta. “Untuk itu atas nama gerakan ini kami haturkan terima kasih,” ujar Lengi disambut tepuk tangan peserta rapat. Dikatakanya lebih lanjut, aspek pendidikan kian hari kian penting. Dimensi pendidikan bagaikan lilin penerang jalan gerakan koperasi kredit menuju perubahan. “Kita bersyukur Puskopdit Flores Mandiri mengembangkan sayapnya menjadi pusat pendidikan dan pelatihan dengan tenaga-tenaga terlatih dan fasilitas yang cukup memadai”, ujar Lengi. Selama tahun 2011, Puskopdit Flores Mandiri telah melakukan pelatihan dan lokakarya sebanyak 15 kali, pengembangan personil sebanyak 10 kali, pendampingan untuk 27 kopdit primer, pendidikan dasar untuk 3 kopdit primer dan audit untuk 10 kopdit primer. “Tentang audit ini kita anggap sangat penting dan strategis. Kita tidak mencurigai kejujuran penegelolaan namun hendaknya dikawal dan dikontrol secara proporsional melalui audit baik internal maupun eksternal. Agar kopdit kita dipercaya masyarakat, ke depan kita butuhkan auditor yang profesional, berkualitas dan terpercaya”, ujarnya. Pengurus Inkopdit Peter Lawadiharja dalam sambutannya menegaskan CU pertama di Indonesia lahir di NTT di Watublapi namanya Woga Lepo, lebih dulu satu tahun dari yang ada di Jawa Barat yakni CU Kemuning, CU Swapada di Jakarta, CU Cinta Mulia di Sumut. Keberhasilan CU itu karena keberhasilan kita menerapkan manajemen keuangan, jadi keberhasilan manajemen keuangan berdampak pada tantangan baru yang muncul karena keberhasilan tersebut. Ia menegaskan tata kelola yang baik dalam koperasi menjadi syarat keberhasilan manajemen aktiva. Diantaranya penerapan manajemen resiko menjadi sangat menentukan keberhasilan dalam mengelola manajemen aktiva. Aturan seperti SOP, SOM dan segala yang berhubungan dengan operasional menjadi syarat mutlak bagi sebuah organisasi. Catatan: Diedit oleh Agus G. Thuru dan dimuat pada Tabloid Mentik Puskopdit BAG Bali Edisi Maret 2012 dan Kompasiana.com tanggal 30 April 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar