Rabu, 18 Agustus 2010

Seseorang Tak Bisa Jadi Anggota CU, Tanpa Masuk Melalui Pintu Pendidikan

(ENDE, FLORES POS: 07 JULI 2005) Penanaman nilai-nilai dan prinsip dasar CU sudah mulai sejak sang calon mau menjadi anggota melalui program pendidikan yang teratur dan disiplin dengan tahapan-tahapan yang harus dilalui secara tertib. Seseorang tidak bisa menjadi anggota CU tanpa masuk melalui pintu pendidikan dan bagi yang tidak mengikuti pendidikan (motivasi dasar I dan dasar II serta spesialisasi) tidak akan mendapat pelayanan pinjaman dari kopdit dan puskopdit.

Materi-materi pendidikan disesuaikan dengan kemampuan anggota serta berdasarkan pada berbagai sajian dengan melibatkan unsur budaya, agama dan kebiasaan setempat. Pokoknya semua daya dimanfaatkan agar anggota fanatik dengan CU. Bagi mereka berlaku petuah Dengxiaoping, “Tidak penting kucing itu berwarna hitam, putih atau abu-abu. Yang penting ia dapat menangkap tikus”.

Mereka sungguh memanfaatkan berbagai sarana untuk membangun dan mengembangkan CU dalam rangka mempersiapkan masa depan yang kaya, aman dan nyaman bagi anggota. CU dibentuk pertama-tama untuk menolong diri sendiri bebas dari berbagai ketertindasan secara sosial, budaya, politik, agama dan ekonomi. Kedisiplinan dan komitmen menjadi kunci utama keberhasilan. Tanda seorang telah mengikuti pendidikan menggunakan stempel materi dan tanggal.

Kunci lain sehingga kopdit dan puskopdit se-Kalimantan bangkit menggelora bagaikan raksasa bangun dari tidurnya adalah perencanaan strategis (SP). Keyakinan mereka, hidup tanpa rencana adalah omong kosong dan datar tanpa dinamika, tanpa roh dan tanpa kehidupan. Hidup terasa tawar dan hanya menghabiskan waktu saja.

Ada penelitian pengurus kopdit pada sekelompok orang. Saat awal kedatangannya, ia menanyakan, “ Apa ada rencana tertulis untuk hidup anda?”. Ada satu kelompok menjawab “ya” dan yang lain mengatakan “tidak”. Menarik bahwa setelah 3 tahun kemudian ia datang lagi ke tempat yang sama. Ia menyaksikan bahwa kelompok yang menjawab “ya” ada perubahan hidup ke arah yang lebih makmur sedangkan kelompok yang menjawab “tidak” tidak ada perubahan dari sebelumnya bahkan hidup semakin melarat.

Perencanaan Strategis secara tertulis menjadi tuntutan “wajib” dan diimbangi dengan penerapan konkret di lapangan. SP telah mengantar Kopdit/Puskopdit Kalimantan mengalami pertumbuhan anggota dan aset secara luar biasa. Aset puskopditnya per April 2005 Rp. 521 miliar dengan anggota 50.000 orang.

Salah satu kunci keberhasilan adalah keberanian untuk tidak membuka kopdit banyak, tetapi memperluas keanggotaan melalui TP yang sementara waktu dibina dan dikoordinir secara tertib oleh kopdit pusat. Mengherankan bahwa anggota dan usaha TP lebih besar dari kopdit kita di Ende-Ngada yang asetnya di atas Rp. 1 miliar. Satu TP dengan anggota 3000-4000 orang dengan aset Rp. 5 – 6 miliar dalam jangka waktu 1-2 tahun pembentukan.

Penyakit ego wilayah, ego pribadi dan ego lainnya, mereka kesampingkan demi kemajuan bersama serta upaya membebaskan mereka dari segala keterbelengguan. Satu TP menjangkaui 1 kecamatan dan 1 kopdit bisa 5-6 kabupaten dan seluruh Kalimantan ditambah dengan Irian hanya 1 puskopdit.

Daperma-plus atau Daperma sendiri dengan batas klaim simpanan (SDA = santunan duka anggota dan pinjaman, PPA = proteksi pinjaman anggota Rp. 75 juta). Tiap kopdit membayar modal awal di puskopdit sebesar Rp. 30 juta dan setiap bulan membayar premi seperti Daperma Inkopdit. Tentang usia mulai nol tahun sampai 60 tahun tanpa ada perhitungan-perhitungan seperti terjadi pada Daperma Inkopdit.

Jaringan atau networking dengan puskopdit juga merupakan salah satu kekuatan pengembangan kopdit/CU. Mereka satu pikiran, satu langkah dan satu tindakan. Bagi yang keluar dari jaringan, pertumbuhan sangat lamban bahkan mati. Ada contoh kasus salah satu kopdit di lingkungan seminari menengah. Mereka tidak bergabung dan tidak mau mengikuti pendidikan ala puskopdit.

Hinggan tahun 2004, perjalannya lamban bagaikan bekicot berjalan sementara TP-TP di sekitarnya berkembang sangat spektakuler. Akhirnya 8 Desember 2004 mereka bergabung secara resmi dengan puskopditnya setelah terjadi strategy planning tanggal 11-13 November 2004 dengan aset baru Rp. 600 juta. Setelah bergabung dan melaksanakan pendidikan secara teratur, akhir April 2005 aset mencapai 4,9 miliar rupiah dengan anggota 1,950 orang.

Forum-forum pertemuan. Mereka juga tak jemu-jemu melakukan pertemuan melalui forum sebagai media saling tukar pikiran, berdebat untuk menghasilkan satu kesepakatan. Ada forum manajemen, forum diklat, forum pengawas, forum ketua dan lain-lain (bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar