Selasa, 27 Juli 2010

Untung Bekerja di Kopdit Bisa Naik Pesawat

Catatan Awal
Tanggal 7-26 Mei 2005, 28 orang dari koperasi kredit (kopdit) yang tergabung pada Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Bekatigade Ende-Ngada mengadakan studi banding (stuba) ke Lampung, Pontianak, Medan dan Yogyakarta. Berikut laporan Koordinator Diklat Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada, Kosmas Lawa Bagho yang ikut dalam rombongan dan bahannya dirangkum oleh wartawan Flores Pos, Philipus Suri. Inilah tulisan pertama dari 6 tulisan berseri sejak tanggal 4-9 Juli 2005.

Kegiatan studi banding (stuba) merupakan program yang dirancang dan dilaksanakan oleh Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada untuk menjawabi kebutuhan-kebutuhan primer. Stuba juga merupakan media pembelajaran alternatif yang cukup efektif.

Ide awal tentang stuba ini muncul pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2004 di Ende tanggal 15 Januari 2005, memutuskan bahwa stuba atau magang menjadi salah satu program pendidikan Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada.

Merujuk pada keputusan RAT tersebut maka manajemen Puskopdit memfasilitasi dan menggerakkan kopdit-kopdit yang asetnya di atas 1 miliar atau yang memiliki potensi lebih berkembang ke depan untuk melakukan stuba.

Berdasarkan formulir yang masuk maka 9 Kopdit primer yakni Kopdit Sangosay Bajawa mengutus 4 orang, Kopdit Boawae 2 orang, Kopdit Sinar Harapan Aimere 1 orang, Kopdit Sehati Bajawa 2 orang, Kopdit Kenisa Mauponggo 2 orang, Kopdit Jamu Maunori 3 orang, Kopdit Handayani Bajawa 2 orang, Kopdit Civita Dei Nangapenda 1 orang, Kopdit Bahtera Ende 3 orang dan Puskopdit BEN 7 orang serta 1 orang VSO sebagai management advisor. Jadi peserta semuanya berjumlah 28 orang melakukan stuba ke Puskopdit Lampung, Pontianak, Medan dan Yogyakarta dari tanggal 7 sampai dnegan 26 Mei 2005.

Fokus stuba pada proses pembelajaran tentang pengelolaan koperasi kredit yang semakin profesional pada daerah-daerah yang lebih berhasil implementasinya. Pepatah bijak mengatakan, “Jika anda ingin mengelola kopdit secara lebih berhasil maka anda harus belajar pada kopdit-kopdit yang telah mengaplikasikan pengelolaannya secara profesional dan berhasil. Teori-teori yang dipelajari hanya sebagai pendukung penerapannya di lapangan”.

Perjalanan rombongan nampaknya sangat mengesankan meski sedikit meletihkan, karena ada yang menggunakan pesawat, ada juga yang menggunakan bus, seperti Jakarta-Lampung pergi pulan (PP) dan kereta api Yogyakarta-Surabaya dengan jarak tempuh ada yang hanya 45 menit tetapi juga ada yang satu hari.

Namun ada hal-hal menarik untuk dicatat bahwa kemajuan kopdit di Indonesia bagian Timur seperti di Flores ini jauh dibandingkan dengan di Indonesia bagian Barat. Teman-teman di bagian barat bisa pilih salah satu alternatif dari berbagai sarana dengan harga bersaing serta berbagai kemajuan monumental. Sementara kita di Indonesia bagian timur, ya itu-itu saja dan terasa jauh dari sentuhan pembangunan yang cukup signifikan.

Ada di antara peserta yang berguman, “Untung saya bekerja di koperasi kredit sehingga bisa naik pesawat atau kereta api”. Tenyata bekerja di kopdit bukan hanya mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan dana pribadi seperti terjadi saat-saat awal pengembangan. Akan tetapi ada enaknya juga.

Pengkotbah mengatakan, “Barangsiapa menanam yang baik, dia akan menuainya. Segala sesuatu indah pada saatnya”. Mudah-mudahan spirit ini terus menggerakkan hati para perintis, penggerak, fungsionaris maupun anggota terutama peserta stuba untuk sungguh-sungguh berkopdit secara sadar dan bukannya bekerja di kopdit/puskopdit hanya sekedar mencari uang. Ada nilai lain yang dapat dinikmati (bersambung)

Flores Pos, 4 Juli 2005

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus