Jumat, 18 September 2015

Theo Woghe Pergi Meninggalkan Tulisan

Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kepala Bidang SDM Puskopdit Flores Mandiri
Mahasiswa S2 Manajemen Universitas Negeri Malang

Catatan:
Tulisan ini telah diedit secara baik oleh Tonnio Irnawan, Pimpinan Redaksi PICU (Pusat Informasi Credit Union - Jakarta) dari judul asli "Sang Motivator Tela Pergi: Obituari Theofilus Woghe".



(PICU, Mei-Juni 2015). Langit kota Malang tampak berselimutkan awan tebal. Mentari bersinar  tidak secerah biasanya. Tiba-tiba hati saya tampak linglung selaras tanda-tanda alam yang datang mengabarkan kabar duka. “Ada berita duka dari gerakan Kopdit/CU Flores Mandiri. Bapak Theofilus Woghe meninggal hari ini di Jakarta”.  SMS masuk kehandphone penulis dari sahabat Hendrikus Tewa. Waktu itu pukul 18.00 WIB, Kamis 28 Mei 2015.
           

Mei 2014, itulah perjumpaan penulis terakhir dengan beliau yang nampak sehat, bersemangat, optimis. Dengan sapaan khasnya sambil menepuk bahu sebelah kanan “Ade, segera lanjut kuliahnya!”. Sungguh, ini kata-kata terakhir beliau yang penulis dengar langsung. 3 Juli 2014 penulis meninggalkan Flores.

            Ketika sedang menggoreskan kata-kata ini tanpa sadar meneteslah air mata. Figur yang luar biasa humanis itu telah pergi untuk selamanya.

Karena kemajuan teknologi informasi, berita kepergian salah seorang motivator gerakan Koperasi Kredit  (Credit Union) itu bagaikan bom yang meledak begitu cepat ke seantero Nusantara. Apalagi berita duka itu datang tepat pada saat kurang lebih 800 pegiat CU sedang berkumpul di Surabya dalam rangkaian RAT Inkopdit.
Banyak komentar lantaran kepergiannya. Berikut komentar yang penulis peroleh tentang beliau:
*)“Gerakan Kopdit/CU kehilangan seorang guru dan motivator. Selamat jalan pak Theo”, tulis Susiana Lukas (mantan Manajer CU Bina Seroja-Jakarta) pada laman facebook penulis.
*)”Bapak Theo, jasa dan pengabdianmu, akan kami kenang sepanjang gerakan ini”, Manajer Puskopdit Flores Mandiri – Mikhael Hongkoda Jawa.
*)Ketua Puskopdit Flores Mandiri – Eduardus Sugi Watu: “Pak Theo, sosok yang mengagumkan, visioner dan demokratis, senantiasa membagi ilmu dan pengalaman juga tokoh yang membawa banyak perubahan dalam pengembangan koperasi kredit di wilayah kerja Puskopdit Flores Mandiri”.
*)”Saya  pernah bersama beliau sebagai mantan murid di SMPK Kotagoa Boawae, sebagai guru bantu ketika beliau sebagai kepala sekolah pada sekolah yang sama, sebagai kepala bidang pemuda dan olahrga ketika beliau sebagai kepala dinas PPO Kabupaten Nagekeo, dalam gerakan, saya bersama beliau di Kopdit Boawae dan Puskopdit Flores Mandiri. Saya melanjutkan kepemimpinannya selama dua periode”, Petrus Lengi yang sekarang anggota DPRD Nagekeo.
*)”Sungguh dirasakan terlalu cepat perginya,” Manajer Kopdit Sangosay – Lodofikus Lenga.
*)”Bapak figure yang penuh kasih sayang, lembut, santun dalam berbicara, tegas dalam prinsip. Beliau menyayangi kami dengan caranya sendiri. Beliau lebih memberi kami kail ketimbang ikan yang sudah didapat. Kami diajarkan dan dimotivasi menjadi anak yang mandiri, menjadi manusia yang tekun dalam belajar, bekerja serta sungguh-sungguh menjaga, membimbing, memberi teladan kepada kami untuk senantiasa menghargai orang yang lebih tua dan kakak dengan cara memberi salam lebih dahulu termasuk kepada orang yang baru dikenal. Bapa juga memiliki sifat unik yang tak dapat saya lupakan adah sebagai motivator dalam wirausaha agar kami memiliki usaha selain sebagai pegawai negeri sipil dalam bidang ternak, berkebun dan bertani serta senantiasa mengandalkan Tuhan dalam seluruh proses kehidupan. Bapa juga seorang petarung dan pekerja keras, meski sudah sakit terus menderanya, bapak senantiasa bekerja dan berada di tengah orang kecintaannya tanpa kami ketahui,” putra sulung Pak Theo melalui SMS kepada penulis, 10 Juni 2015.
Guru
Theofilus Woghe yang lahir di Suralaja, Nagekeo, Flores tanggal 5 Maret 1953. mempunyai 4 orang anak: Egidius Paceli Djago Ghela, SE, MM; Maria Karolina Mogi Wulu, SKM; Viktoria Yuliana Tea Nou, Amd, Ak dan Andreas Corsini Mosa Leka, S.IP.
Theofilus meraih Sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tahun 1998. Beliau banyak mengikuti berbagai kursus baik di dalam negeri maupun luar negeri baik sebagai PNS maupun sebagai aktivis Koperasi Kredit. Pada 2005 Pak Theo mengikuti Asian Forum and ACCES Branding Scorecard di Manila. Tahun berikutnya, mengikuti Human Resources Development and Asian Forum di Dakha-Bangladesh. Pada tahun 2010 mengikuti Asian Forum di Bangkok. Juga mengikuti Loan Officer Competency Course dan Asian Forum di Kuala Lumpur.
Berbagai kursus dan pelatihan adalah modal Pak Theo membuat tulisan yang dimuat di media massa lokal dan Buletin BK3I yang kini berubah menjadi Majalah PICU. Pak Theo gemar membaca dan membeli buku. Tidak hanya suka membaca buku, Pak Theo juga menulis buku. Karya tulisnya antara lain: “Rancang Bangun Nagekeo”, (2006); ACCES Branding Scorcard”, (terjemahan ACCU Bangkok, 2006); “ACCES Branding Scorecard dalam Praktek Manajemen Koperasi Kredit”, (2008); “Rupiah Emas: Alat Supervisi Keuangan Koperasi Kredit”, (Inkopdit, 2010); “Menjadi Guru Merdeka”, (Kanisius, 2010); “Grand Desain Pendidikan di Sekolah Katolik KAE”, (Bajawa Press, 2012), dan lain-lain. Scripta manent verba valant : apa yang tertulis tetap ada, apa yang diucapkan mudah hilang.
            Usia 20 tahun Theo menjadi guru muda di SDK Nagesapadhi (1973-1975). Pendidikan adalah dunianya. Kariernya meningkat dari guru SD menjadi guru SMP dan SMA. Bahkan Pak Theo dipercaya menjadi Kepala Sekolah SMAK Regina Pacis Bajawa, 1988-2001.
            Di dunia birokrasi, Theo antara lain pernah menjabat sebagai Kepala Subdinas Pendidikan Dasar, 2001-2007. Tahun 2007 menjabat sebagai Ketua Stering Committee Seminar Nagekeo sebagai persiapan pemekaran Kabupaten Nagekeo. Jabatan terakhir di birokrasi sebagai Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nagekeo, Oktober 2007 – Juli 2008.
            Beliau turut menggagas mendirikan Universitas Nagekeo, bekerjasama dengan AusAID Australia. Di bidang pelayanan Gereja, Pak Theo aktif di Keuskupan Agung Ende (KAE).
            Melalui Koperasi Kredit, Pak Theo berusaha mendidik masyarakat untuk disiplin dan bertanggung jawab mengelola keuangan. Beberapa jabatan yang pernah dipercayakan kepadanya: Pengurus Kopdit Boawae dan Kopdit Sangosay, Ketua Pengurus Puskopdit Flores Mandiri (dua periode) dan Wakil Ketua Inkopdit (dua periode). Hingga meninggal beliau masih sebagai Penasihat Puskopdit Flores Mandiri.
Saat Krisis
            Pak Theo menjadi Ketua Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada (kini Flores Mandiri) pada saat Puskopdit mengalami krisis kepercayaan. Berkat gaya kepemimpinan dan cara pendekatannya untuk membangun “kekitaan kita” (ungkapan yang sering digunakan Pak Theo) sehingga ia mampu menstimulasi proses pemulihan kembali kepercayaan gerakan Koperasi Kredit di wilayah Puskopdit Flores Mandiri.
            Pak Theo adalah  tokoh reformasi gerakan Koperasi Kredit di wilayah Puskopdit Flores Mandiri dengan membuat terobosan perubahan antara lain konsolidasi organisasi dengan membangun sistem tata kelola yang baik. Ia juga menjadikan puskopdit sebagai pusat pembelajaran dan  mendorong pembelajaran lintas Kopdit di dalam maupun di luar negeri.

            Pandangan ini tergambar jelas dalam kutipan salah satu tulisannya “Memimpin di Saat Krisis Membangun Tanpa Merusak” dalam Mikhael Hongkoda Jawa dkk, 2011 “Koperasi Kredit: Membangun Peradaban Bermartabat”, Accacia-Jakarta): “Dalam sepi dan diam – tanpa ada yang didengar, dibaca, dilihat dan diajak bicara – saya masuk ke dalam sumur sang aku. Dalam berefleksi saya temukan: kepercayaan yang diberikan adalah limpahan rezeki setiap hari dari Tuhan. Kuantitas rezeki memang urusan Tuhan, namun kualitas rasa syukurnya akan amat berlimpah dalam medan magnet kehidupan seperti ini. Setidaknya, itulah yang saya lakukan dalam kehidupan saya. Dan Anda bebas memilih, untuk mengikutinya atau melupakannya. Akhrinya saya hanya mampu mengucapkan: Ad Mayorem Dei Gloriam. Semua yang dikerjakan dipersembahkan demi Kemuliaan Tuhan”.

Ginjal
Juni 2014, Pak Theo diagnosa hipertensi dan asam urat. Empat bulan kemudian beliau satu minggu dirawat di RSUD Bajawa lalu dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. Desember 2014, dirawat lagi di RSUD Bajawa selama sepuluh hari dan Bulan April 2015 dirawat Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta selama dua minggu. 28 Mei 2015, beliau menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit PELNI Jakarta karena gangguan ginjal. Jenasahnya dimakamkan di Suralaja, Kelewae, Nagekeo, NTT sehari kemudian.

Untuk mengenang jasa almarhum, keluarga bersepakat, di kampong Suralaja, Kelewae, Boawae, Nagekeo, Flores akan dibangun perpustakaan mini.

Lebih mulia mengenang dengan cara seperti dianjurkan sesepuh Koperasi Kredit – Bapak Agustinus Beu Mude (80) yang berharap kepada generasi muda Koperasi Kredit di wilayah Puskopdit Flores Mandiri agar meneladani dan melanjutkan karya terbaik alamarhum.

***
Diposting, Malang 18 September 2015


1 komentar:

  1. Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.

    BalasHapus