Kamis, 17 Maret 2011

Ucapan Profisiat Sang Suami

Oleh Kosmas Lawa Bagho

KELUARGA BESAR FOCOLODORAWE ULUWENA & BOAWAE
MENYAMPAIKAN PROFISIAT

KEPADA
THERESIA WASO EA
SEBAGAI CALON LEGISLATIF KABUPATEN NAGEKEO PERIODE 2009-2014
NOMOR URUT 1 DAPIL II (KECAMATAN BOAWAE) PARTAI KASIH DEMOKRASI INDONESIA (PKDI)

PADA DAFTAR CALON TETAP TANGGAL 31 OKTOBER 2008

SEMOGA MENJADI PENGHUBUNG
ASPIRASI MASYARAKAT YANG MUMPUNI
TUHAN MEMBERKATI

Inilah kata-kata spontan yang meluncur dari hati dan mulutku tanggal 29 Oktober 2008 ketika tanggal 31 Oktober 2008 akan ada pengumuman DCT (Daftar Calon Tetap) untuk para celeg (calon anggota legislatif) DPRD kabupaten dan kota. Saya sendiri tidak tahu apa yang mendorongnya sehingga lahir kata-kata seperti di atas. Persisnya malam itu, kami terasa penat sekali ketika seharian penuh melakukan audit di Koperasi Kredit Sangosay, Kopdit terbesar untuk tingkat Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo yang memayungi gerakan koperasi kredit di Kabupaten Eende, Ngada dan Nagekeo yang merupakan mekaran dari Kabupaten Ngada.

Namun hal itu berkenaan dengan momen pileg. Kebetulan sekali isteri saya ikut dalam bursa pencalonan anggota legislatif Kabupaten Nagekeo untuk periode 2009-2014. Ia maju dari Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKD Indonesia) No Urut 1 utusan Dapil (Daerah Pemilihan) Nagekeo II untuk Kecamatan Boawae. Ucapan profisiat ini saya masukan dalam iklan Flores Pos yang dimuat pada Hari Sabtu, tanggal 08 November 2008 dengan harga Rp. 200,000.-

Sejak liburan lebaran tanggal 02-04 Oktober 2008, kami suami-isteri telah melakukan sosialisasi diri dan memohon izin kepada keluarga untuk maju sebagai calon anggota legislatif sekalian meminta dukungan doa dan suara yang akan ditentukan pada tanggal 09 April 2009 akan datang. Kami datang pertama-tama ke Desa Induk Nagerawe dan juga mekaran Focolodorawe pada tanggal 02 Oktober 2008. Yang hadir cukup banyak. Kami membunuh 1 ekor babi dengan harga 1 juta rupiah. Kami suami-isteri Rp. 500,000 dan bapa-mama Rp. 500,000 diluar beras dan bumbu-bumbu lainnya. Kami pikir, inilah saat yang baik untuk memberi makan kepada keluarga bukan hanya untuk membeli suara mereka pada pemilihan umum 2009 nanti.

Ada beragam harapan dan pertanyaan. Semuanya bermuara bahwa mereka merasa bangga dan memberikan dukungan karena baru kali ini orang Rawe tampil berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dan berlari sama cepat dengan warga masyarakat lainnya. Selama ini masyarakat Rawe Uluwena selalu dianggap warga kelas dua, bodoh, miskin, kolot dan lain sebagainya. Namun soal gol atau tidak tergantung Dewa zeta, Ga'e zale dan dukungan semua masyarakat Rawe Uluwena yang hampir 1000 pemilih tetap pada pemilu tahun 2009 nanti.


Kami menerima dengan harapan namun bukan dengan rasa bangga berlebihan. Semuanya berjalan dalam proses. Namun sedikitnya memunculkan harapan.Pembicaraan kami sampai pukul 12.00 malam dan makan malam bersama. Saya baru tidur pukul 14.30 wita. Keesokan harinya kami langsung ke Boawae dan membelanjakan segala sesuatu untuk persiapan pertemuan keluarga di desa Alorawe. Kami ke sana dengan truk (bis kayu andalan masyarakat terpencil). Sebagian pendukung utama bersepeda motor dan jalan kaki. Memang mereka bekerja tanpa memikirkan upah. Tuhan sertailah mereka dengan rejeki berlimpah.

Perjalanan cukup melelahkan apalagi menuruni bukit yang lumayam curamnya. Saya sendiri pernah berangkat sebelumnya tanggal 23 September 2008 dan sempat tidak bisa menghdiri acara peresmian dan pelantikan kepala desa baru a.n. Donbosko Baka Bupu yang juga sepupuku karena ia adalah anak dari saudara kandung mamaku. Saya tidak bisa jalan sejak malam sampai acara selesai. Bersyukur Tuhan masih bersamaku sehingga Ia membuat keajaiban melalui pa Frans (ITDM) yang mendoakanku sehingga aku bisa berjalan kembali menjelang sore hari. Meski sudah tertatih-tatih namun masih membantu mendoakan 2 anak kecil yang sedang menceret dan seorang bapak yang sudah lama sakitnya.

Kami tiba sore hari dan sudah lapar. Kami nginap di keluarga bapa kecil (Bp. Frans Ebo) yang juga bapa mantu adik sepupuku yang lain Sirilus Bei yang ikut setia bersama kami. Di rumah tidak ada orang hanya mama kecil yang lagi kurang enak badan. Namun ia sudah masak jagung bose. Bapa kecil agak ragu menghidangkan kepada kami terutama anak mantunya yang baru pertama kali datang. Kami katakan kami senang maka jagung bose yang banyak itu akhirnya habis dilahap. Malamnya kami lakukan pertemuan dan menyampaikan niat kami suami-isteri terutam ibu yang akan maju menjadi calon anggota legislatif. Mereka semua bangga dan nyatakan dukungan. Bahkan mereka anjurkan untuk tidak menghambur-hamburkan uang dengan tim sukses.

‘Biar kami sendiri menjadi tim sukses bagi keluarga kami masing-masing!’ kata mereka serius. Ada hal yang menarik salah seorang guru SD, dengan kata-kata sedikit puitis mengatakan,’ Kita negha nee manu, mai gae wali kata’! Artinya kita sudah calon orang sendiri (ayam) jangan lagi cari atau pilih orang lain (ayam hutan).

Memang sedikit ada harapan besar untuk menjadi anggota dewan terhormat menyaksikan apa yang terjadi. Seperti biasa saya biasa menanggapi sesuatu tidak berlebihan. Kami hanya katakan terima kasih semoga Tuhan memberkati segala niat dan kata-kata bapa/ibu sekalian. Namun politik beda dengan matematika. Segala sesuatu bisa terjadi dan berubah hanya dengan hitungan detik. Siapa yang siap maju berpolitik harus siap menerima resiko apapun. Siap menang dan siap kalah.

Dalam politik tidak ada yang abadi. Apalagi yang menyangkut roti kami setiap hari, kata E.P. da Gomez salah satu pentolan politisi gaek dari Maumere Flores ketika perpecahan tiba pada saat pergolakan dan perpecahan PDI Soerjadi dan PDI Megawati yang akhirnya melahirkan partai baru: PDIP : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Memang betul. Akan tetapi saya berharap hendaknya tidak ada musuh dalam selimut dan tidak ada dusta di antara keluarga besar Rawe Uluwena dan Boawae. Inilah sepotong harapan dan doa kepada isteriku .........

Hotel Bintang Wisata Bajawa29 Oktober 2008

Catatan untuk diingat: Isteriku Theresia Waso Ea Belum Berhasil Meraih Kursi Dewan Pileg April 2009 hehehehe ... masih ada hari esok. Konsolidasi diri dan ikatkan kekeluargaan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar