Senin, 13 Desember 2021

Guncangan Gempa Cukup Membuat Panik Warga Kota Ende

Oleh Kosmas Lawa Bagho

 Masyarakat Flores khususnya, NTT umumnya masih trauma dengan gempa tektonik 7,5 S.R tanggal 12 Desember 1992 lalu. Saat itu, berbagai bangunan megah di kota ini luluh lantak oleh gempa tektonik dan merenggut banyak nyawa manusia adalah tsunami. Ribuan nyawa manusia Flores melayang begitu saja. Bangunan rumah dan perkantoran jatuh, runtuh berkeping-keping. Momen itu, penulis masih duduk di semester 7 dan salah satu adik tingkat meninggal di tempat ditendes reruntuhan.

 

Trauma itu cukup mendalam. Luar biasa dahsyat gempat disusul tsunami sehingga ketika hari ini tanggal 14 Desember 2021 setelah dua hari merayakan ulang tahun gempa dan tsunami dahsyat, tiba-tiba ada guncangan yang cukup terasa bagi yang berada pada rumah atau bangunan yang lantai 2 bahkan lantai 4.

 

Para peserta pelatihan berhamburan melarikan diri dari luar hotel termasuk peserta mitigasi bencana alam yang kebetulan mereka melakukan pelatihan pada hotel yang sama. 

Guncangan itu semakin menakutkan diikuti dengan hujan rintik-rintik. Belum lagi ada suara-suara dan pelarian orang-orang panik dari pantai menuju pegunungan, yang mengatakan bahwa air laut mau naik atau tsunami. Hiruk-pikuk kota semakin menyeramkan. Banyak kendaraan bertumpukkan pada jalur-jalur ramai. Orang-orang beramai-ramai melarikan diri ke daerah yang lebih tinggi.

Orang-orang yang sudah di dataran tinggi, juga dengan bercucuran air mata berusaha melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi sebagai upaya penyelamatan diri terakhir. Situasi baru agak reda ketika dari BMKG setempat bekerja sama dengan kepolisian dengan mobil berkeliling menyampaikan informasi yagn benar bahwa tidak terjadi tsunami hanya ada peringatan dini potensi. 

Namun orang-orang yang sudah panik terus bergerombolon menuju perbukitan. Gempa dan tsunami itu memang sudah 29 tahun lalu. Sedikit gunangan sudah membuat orang-orang pada panik dan berusaha keras menyelamatkan diri.

Naluri penyelamatan diri sebagai mahluk hidup memang sangat dibutuhkan. Kepanikan kadang membuat orang tidak lagi berpikir cerdas apalagi masih terdapat trauma masa lalu yang dialami dengan mata kepala sendiri.

Trauma. Ya, trauma. Pengalaman traumatis tidak mudah dihapuskan jika itu dialami. Oleh karena itu, mari kita berjuang bersama agar luka traumatis jangan sampai terjadi pada kehidupan kita sebagai manusia. Kita berpikir dan menanggapi segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita dengan kepala dingin, berpikir, berasa dan bertindak positif. 

Hanya orang yang mananggapi segala sesuatu yang terjadi secara positif akan mudah melepaskan luka traumatis dan tidak akan cepat stress dan lain sebagainya.

Pengalaman guncangan gempa hari ini memang kita alami. Kita rasakan. Sudah sangat menakutkan. Mari kita siapkan diri jika terjadi guncangan kehidupan yang menimbulkan luka traumatis. Positive Thinking, obat mujarabnya.

Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar