Kamis, 20 Januari 2011

Sadar Miskin

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Kemiskinan laksana ‘penyakit gatal-gatal’ yang dapat menulari setiap insan yang namanya manusia kapan saja, dengan status apapun dan di tempat mana pun di dunia. Kemiskinan tidak pernah mempertimbangkan ras, suku, agama, negara, pilihan politik. Ia menyerang siapa saja.

Kemiskinan sesungguhnya bukanlah suatu penyakit yang berbahaya namun apabila tidak didiagnosis secara tepat dan diberi obat penanganan secara profesional akan menimbulkan bahaya yang lebih mematikan dari pada serangan penyakit demam berdarah (DBD), stroke atu pun HIV-Aids.

Sudah ada berbagai upaya dan kerja keras setiap manusia untuk melepaskan diri dari penyakit yang nampaknya tidak endemik namun berbahaya itu. Walaupun demikian penyakit yang satu ini seolah tidak pernah mendapat obat ajaib yang dapat melumpuhkan atau mengurangi rasa gatal yang senantiasa mengganggu rasa aman kesejahteraan manusia yang bermartabat.

Walaupun demikian, manusia tak pernah menyerah. Salah satu caranya adalah memunculkan kesadaran baru untuk mengatakan secara jujur dan terbuka bahwa kita miskin. Kemiskinan yang dialami bukan hanya karena kita tidak memiliki segala sesuatu melainkan tanpa kesadaran demikian, kita tidak menyadari rasa sensitivitas untuk mulai mengubah cara berpikir dan gaya hidup. Gaya hidup yang dihasilkan berdasarkan kesadaran kemiskinan akan sangat berbeda apabila kita tidak pernah merasakan ataupun mengakuinya secara sadar.

Ketidaksadaran tentang kemiskinan tentunya akan berdampak pada cara hidup berfoya-foya, berpesta pora, mabuk-mabukan, bermain kartu sepanjang waktu tanpa ada waktu untuk bekerja, budaya menghabiskan tanpa rasa sayang sedikitpun terhadap harta terutama uang. Peristiwa ini akan semakin melanggengkan kemiskinan baik pribadi maupun komunal.

Sementara pengakuan secara sadar dan jujur tentang kemiskinan akan melahirkan budaya hidup hemat dan mau menabung serta berwirausaha untuk segera membangun saluran pipa kekayaan menuju hidup kaya-aman-nyaman. Hidup hemat dan mau menabung dari apa yang dimilikinya. Receh demi receh akan membangun tugu monas.

Untuk itu “Buku Bunga Rampai: Kopdit Serviam dan Kemiskinan di Flores” hadir memberikan tips-tips sederhana dan mudah diterapkan sebagai alternatif tawaran solusi mengatasi atau sedikit mengurangi ‘penyakit gatal-gatal’ kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar