Senin, 12 April 2010

Mindset Pemberdayaan Perlu Diubah

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Tanggal 08 Desember 2006 merupakan hari kelahiran bayi Nagekeo yang gemuk dan sehat. 4 tahun sudah kelahirannya dengan berbagai geliat pembangunan baik yang mengagumkan maupun yang masih memiris hati banyak orang termasuk rakyat Nagekeo.

Mungkin rakyat Nagekeo terlalu berharap banyak terhadap bayi yang baru mekar itu untuk memberikan kepuasan dan kesejahteraan lahir dan batin. Hal ini terkadang menjadi motivasi atau dorongan namun acapkali lebih banyak menjadi beban yang tak tertanggungkan sehingga menimbulkan kekecewaan, sakit hati dan putus asa.


Tahun 2010 merupakan tahun macan menurut kalender cina. Tahun macan mendatangkan berbagai tantangan di tengah harapan untuk hidup lebih baik. Laksana macan yang terus bergerak maka tahun ini ditandai dengan riak-riak gelombang besar menghantam ketentraman masyarakat dan pemerintah di berbagai belahan bumi termasuk di Nagekeo .

Memang kita tidak boleh berharap terlalu banyak terhadap bayi yang belum berpengalaman dalam upaya pemberdayaan masyarakat secara ekonomis maupun harkat dan martabat manusia. Itu tidak berarti kita mengakomodir berbagai kesalahan dan kekeliruan pengelolaan yang kurang berpihak pada pemberdayaan masyarakat Nagekeo umumnya. Sebab visi dan misi awal pembentukan adalah memberdayakan masyarakat Nagekeo untuk lebih mandiri dan bermartabat secara sosial, ekonomi dan politik. Pemekaran dari ibunya Kabupaten Ngada seharusnya membuat masyarakat Nagekeo menjadi tuan atas daerahnya sendiri dan menikmati bagian kue kesejahteraan yang lebih besar.

Dalam perjalanan pemberdayaan dan pembangunan selalu saja ada tantangan dan hambatan silih berganti bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan namun hanya bisa dibedakan. Kadang-kadang tantangan atau hanbatan itu masih bisa dimaklumi namun terkadang diluar ambang batas kewajaran dan penerimaan nurani maupun rasa keadilan masyarakat Nagekeo.

Minta maaf sebelumnya apabila tulisan ini agak keras namun saya berani mengangkatnya untuk mendapatkan pikiran-pikiran cerdas bagaimana sebaiknya membangun Nagekeo agar lebih berdaya saing dengan kabupaten otonom lainnya di Flores dan di Indonesia.

Pagi hari tanggal 25 Maret 2010, hati kecilku sebagai orang Nagekeo (Rawe-Boawae) yang sedang merantau di Ende ( Mei 1997) di Puskopdit Bekatigade Ende-Ngada-Nagekeo dan Kopdit Serviam Ende agak terasa pilu membaca bentara Flores Pos. Bentara itu menulis judul yang cukup menggugat siapa saja apalagi orang Nagekeo dengan judul “Apakah Nagekeo Salah Lahir?”

Sebagai jurnalis, penulis bentara itu memiliki mata atau optik keenam untuk membaca realitas kehidupan manusia secara transparan dan tanpa kompromi untuk memberitakan dan membedah fakta dan data. Seorang jurnalis tanpa rasa takut seinci pun dalam mengungkapkan kebenaran dan keadilan masyarakat yang sering kali disembunyikan pihak-pihak tertentu. 

Justru saya lebih berkosentrasi pada judul tulisan bentara itu yang merujuk pada berita Flores Pos hari sebelumnya, Rabu; 24 Maret 2010. Hari itu Flores Pos merilis berita tentang pengaduan para wartawan yang tergabung dalam PJN (Persatuan Jurnalis Nagekeo) terhadap tindakan salah seorang staf Dinas PU Kabupaten Nagekeo yang ‘memaki dan mengancam’ wartawan yang dengan berani menulis berita mutu jalan yang kurang baik berdasarkan pengaduan masyarakat setempat sebagai subjek dan pemanfaat pertama lahirnya kabupaten otonom Nagekeo dari Ngada (2006).

Tindakan yang dilakukan salah seorang staf Dinas PU (EJ) secara in se memang harus dikutuk namun perbuatan tersebut sesungguhnya menyiratkan sejumlah gurita persoalan dalam pengelolaan (good governance) Kabupaten Otonom Percobaan itu yang harus segera diperbaiki. Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbagai proses persiapan, pelelangan dan pengerjaan proyek-proyek terkadang kurang transparan dan sedikit berbau KKN. Mungkin juga benang kusut persoalan itu sudah ada sejak perencanaan, pelelangan dan penentuan para rekanan. Kadang-kadang tindakan tersebut tidak didasarkan pada fakta dan data objektif namun lebih dipertimbangkan pada berbagai kepentingan yang tentu bukan sebesar-besarnya untuk rakyat.

Belum lagi kita menyibak masalah pencairan anggaran yang tidak tepat waktu dan tidak tepat angkanya sesuai proposal yang diajukan dan disetujui. Ditambah lagi kontrol atau awasan dari segenap komponen masyarakat dan wakilnya di Dewan yang kurang njelimet dan mungkin juga kurang profesional. Ini semua patut menjadi refleksi kita semua terutama para aktivis pemberdayaan yang dipercayakan rakyat untuk mengelola Nagekeo sesuai visi dan misi serta perjuangan awal melahirkan Nagekeo.

Kita  tidak menyalahkan orang per orang apalagi hanya berdasarkan informasi dari koran atau desas-desus. Namun fakta ini cukup memberikan gambaran telanjang kepada kita bahwa ternyata kebenaran itu barang lanka dan mahal harganya. Kebenaran itu harus terus diperjuangkan dan terkadang yang benar dicemooh dan diancam sedangkan yang salah dilindungi dan dianak-emaskan.

Merujuk pada judul bentara di atas, menggugah kita sesama orang Nagekeo untuk bersepakat mendorong secara positif agar teman-teman dan para pengelola pemerintah yang dipercaya RAKYAT Nagekeo untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Nagekeo agar bisa berdaya guna secara lebih positif bagi KESEJAHTERAAN seluruh rakyat dan pemerintah Nagekeo.

Untuk itu mindset pelayanan dan pemberdayaan yang top down, tuan-hamba, atasan dan rakyat bawahan perlu dievaluasi secara serius dan diubah secara profesional serta dikontrol secara ketat agar tuntutan dasar dan misi awal melahirkan Nagekeo tidak melenceng dan bahkan salah.

Kita harus nyatakan bahwa Nagekeo ‘tidak salah lahir’ dengan tindakan nyata membangun kesejahteraan rakyat lahir dan batin. Untuk itu para pengawai dan siapa saja yang hadir di Nagekeo sekarang ini untuk mengabdi rakyat seoptimal mungkin menjadi landasan pijak pengelolaan yang bersih ke depan bukan sebaliknya (maaf) mengeruk keuntungan pribadi atas nama rakyat. Cukup sudah cap-cap negatif terhadap Nagekeo karena ulah kita yang kurang bijak dan cerdas. Mari kita mengawal, mengontrol dan menjaga serta memberikan kontribusi pemikiran, tenaga dan bahkan biaya agar Nagekeo tidak salah lahir. 


Catatan:  

Dimuat juga pada Harian Umum Flores Pos; 12 April 2010.


1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus