Oleh Petrus Juli, Yoan Santosa Putra & Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang
2.4 The Five
International Negotiation Skills
Pieere Casse dalam Lukman (www.lukmancoroners.blogspot.com) mengajukan lima keterampilan yang dikenal sebagai
“The five International Negotiation Skills” adalah 1) Mampu melakukan empati
dan mengambil suatu kejadian seperti pihak lain mengamatinya. Juga ada
kesediaan untuk memahami sikap dan perilaku pihak lain dengan jalan
memandangnya dari sudut pihak lain itu; 2)
Mampu menunjukkan faedah-faedah dari usulan pihak lain sehingga pihak-pihak
yang terlibat dalam negosiasi menunjukkan kesediaan untuk merubah kondisi
masing-masing; 3) Mampu mengungkapkan
gagasan-gagasan sedemikian rupa sehingga pihak lain akan memahami sepenuhnya
gagasan yang dilakukan; 4) Mampu
mengatasi stress dan menyesuaikan diri terhadap situasi tak pasti dan
tuntutan-tuntutan diluar perhitungan; 5) Cepat memahami latar belakang budaya
pihak lain dan berusaha menyesuaikan diri terhadap keinginan-keinginan pihak
lain untuk mengurangi berbagai rintangan dan keterbatasan-keterbatasan yang
ada.
2.5
Taktik dan Teknik Negosiasi
Taktik negosiasi yang dianjurkan untuk dapat
dipergunakan menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly & Konopaske (2012:278)
dalam Wibowo (2013:235-236) antara lain: 1) Good
guy/Bad guy Team. Anggota kelompok negosiasi bad guy mengadvokasi posisi terlalu banyak di luar garis sehingga
apapun yang dikatakan good guy
kelihatan masuk akal; 2) The nibble.
Taktik ini menyangkut mendapatkan konsensi individual setelah kesepakatan telah
dicapai. Misalnya permintaan untuk menjadi posisi staf oleh manajer pemasaran
stelah kesepakatan dicapai antara kelompoknya dan kelompok pemasaran lain
tentang pembagian tugas riset pemasaran; 3) Joint
problem solving. Manajer seharusnya tidak pernah berasumsi bahwa semakin
menang satu pihak, semakin banyak pihak lain kalah. Alternatif yang layak yang
belum dipertimbangkan mungkin muncul; 4) Power
of Competition. Negosiator yang ketat menggunakan kompetisi untuk membuat
lawan berpikir bahwa kita tak perlu mereka; 5) Splitting the difference. Ini dapat menjadi teknik berguna ketika
kedua kelompok sampai pada titik impas. Akan tetapi manajer harus berhati-hati ketika
kelompok lain menawarkan memisahkan perbedaan terlalu awal. Mungkin berarti
kelompok lain mendapatkan lebih dari yang diharapkan; 6) Low-balling. Tawaran rendah konsensi yang sering dipergunakan untuk
menurunkan harapan kelompok lain. Manajer tidak seharusnya membiarkan tipe
penawaran ini menurunkan harapan dan tujuannya maupun berhenti mengasumsi bahwa
kelompok lain tidak fleksibel. Proses komunkasi atau negosiasi harus terus
berlanjut.
Sementara teknik negosiasi dapat dilewati sebagai berikut: 1) menyampaikan gagasan / ide /
pendapat yang menarik. Teknik ini, pembicara berusaha untuk menyampaikan pikiran dan idenya
secara terus menerus dengan cara dan rumusan yang berbeda dan menarik. Gaya ini
menyebabkan lawan bicara menaruh perhatian kepada ide yang dianjurkan dan berusaha mengolah ide
tersebut;
2) Menyanggah gagasan atau ide atau
pendapat. Tehnik ini digunakan apabila terdapat
keberatan mengenai penjelasan yang dikemukakan dengan kurang jelas. Pembicara
dapat secara taktis menunda pembicaraan; 3) Teknik menyakinkan pendapat (persuasi). Teknik untuk mencari jalan
tengah agar terjadinya kompromi masing-masing pihak atau win-win solution.
2.6
Kemampuan Komunikasi Non Jurnalistik (Lobi)
Seorang negosiator dituntut untuk
senantiasa mempersiapkan pelaksanaan negosiasi. Sebelum melakukan lobi,
negosiator perlu melalui beberapa tahapan seperti persiapan
mencakup: 1)
Mempersiapkan bahan materi pembicaraan; 2) Menyusun tujuan sekaligus target
yang akan dicapai; 3) Membuat janji; 4) Waktu pelaksanaan pertemuan; 5) Dengan siapa; 6) Mengenal lebih jauh yang akan
dilobi (kepribadian, hobi, sifat,
karakter) dari orang-orang terdekat; 7) Kenal dan akrab dengan
orang-orang terdekatnya (sekretaris, ajudan, rekan
kerja), 8)Persiapan
penampilan (pakaian, sepatu, dasi, alat tulis, dan lain- lain) sehingga menarik simpati dan meyakinkan; 9) Cheking seluruh persiapan.
Langkah pertemuan pelaksanaan. Tahap ini yang perlu dilakukan
adalah : 1)
Tepat janji disiplin waktu (sebelum waktu yang ditentukan telah datang); 2) Tepat janji disiplin waktu 3) Saat pertemuan : a) Didahului
dengan salam yang hangat (berjabat tangan
dan senyum yang manis); b) Awali pembicaraan yang menyenangkan; c) Uraikan secara jelas dan singkat; d) Maksud dan tujuan; e) Beri kesempatan untuk menanggapi; f) ikuti pembicaran dan ditanggapi
dengan halus, dengan menyanjung ataupun memberi usulan yang menarik; g) Jika sudah menyangkut pokok
persoalan, dalam menanggapi langsung dipancing, untuk mendukung atau menyetujui
keinginan kita sesuai dengan tujuan dan target pembicaraan; h) Selesaikan dengan menyimpulkan dan
meningkatkan atau pun mempertegas hasil pembicaraan; i) Akhiri dengan kesan yang baik
jika perlu tindak lanjut segera dibuat janji untuk pertemuan berikutnya;
3) Setelah selesai pembicaraan jika ada
sekretaris atau ajudan atau staf sampaikan terima kasih dan memberitahukan hal-hal yang sesuai dengan tugas
mereka. Pedoman untuk melaksanakan negosiasi : a) Mempunyai tujuan yang sudah
ditentukan dan jelas mengenai setiap hal yang akan disetujui lewat tawar-
menawar dan memahami kontek tujuan tadi ditetapkan. b) Jangan tergesa-gesa. c)
Kalau ragu-ragu, adakan pertemuan tertutup dengan anggota sendiri. d) Buat
persiapan yang baik dengan data yang kuat untuk tujuan yang jelas ditentukan.
e) Pertahanan fleksibilitas dalam posisi anda. f) Cara motivator yang
diinginkan oleh pihak lain. g) Jangan sampai macet.
Apabila tidak ada kemajuan mengenai hal
tertentu, lanjutkan dengan hal lain dan kembali ke hal yang tadi kemudian.
Bangun momentum untuk mencapai persetujuan.
h) Hargai pentingnya menyelamatkan muka pihak lain. i) Jadilah pendengar baik.
j) Ciptakan reputasi menjadi orang yang adil tetap tegas. k) Kendalikan emosi
anda. l) Pastikan ketika anda melanjutkan setiap langkah tawar- menawar bahwa
anda mengetahui hubungannya dengan semua langkah yang yang lain. m) Bandingkan
setiap langkah dengan tujuan anda. n) Perhatikan baik-baik penggunaan kata dari
setiap bagian yang dinegosiasikan. o) Ingat bahwa negosiasi secara wajar merupakan
proses kompromi. p) Belajar untuk memahami orang mungkin akan ada gunanya
selama negosiasi. q) Pertimbangkan dampak negosiasi saat ini pada masa depan.
2.7
Hambatan Negosiasi dan Cara Mengatasinya
Run Ludlow dan Fergus Panton dalam Irsan (2013) mengemukan bahwa kurang lebih ada lima (5)
hambatan dalam bernegosiasi yakni: 1) Rasa takut pada penolakan pribadi.
Pribadi kita tidk suka menanggung resiko ditolak; 2) Rasa takut tidak disukai.
Rasa takut tidak disukai ada hubungan dengan pribadi yang sangat erat diantaranya
negosiator di luar meja perundingan; 3) Perasaan terluka. Dalam negosiasi nanti
orang akan mengetahui sisi baik dan negatif pribadi masing-masing. Terluka
dianggap tidak kapabel dalam melakukan negosiasi; 4) Rasa takut gagal yang
alamiah.
Para negosiator kadang kurang percaya diri sehingga
kesulitan dalam melakukan negosiasi yang fleksibel dan cair; 5) Perasaan takut
mencoba. Orang merasa enggan untuk mencoba menegosiasikan perjanjian yang lebih
baik karena takut dianggap membuat onar atau mempersulit keadaan. Cara
mengatasinya, perlu meningkatkan pengatahuan, wawasan, kemampuan dan
ketrampilan prbadi para negosiator dalam hal bernegosiasi; berusaha
meningkatkan kepercayaan diri untuk senantiasa mencoba hal-hal atau taktik dan
teknik bernegosiasi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar