Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang
BAB
II
PEMBAHASAN MELALUI PENJELASAN BAGAN
2.1. Produktivitas Person Karyawan
Galbraith menulis, “Uang yang menggerakkan masyarakat
industri. Namun, dalam masyarakat informasi, penggerak dan kekuatan utamanya
adalah pengetahuan. Sekarang kita bisa melihat sebuah struktur golongan
masyarakat baru yang dibedakan oleh mereka yang memiliki informasi dan mereka
yang harus mundur karena kebodohannya. Golongan masyarakat baru ini mendapatkan
kekuatan baru bukan dari uang, bukan dari tanah (perusahaan) tetapi dari
pengatahuannya” (John Kennet Galbraith dalam Antony Robbins, 2014).
Jelas bagi kita bahwa masyarakat modern tidak
menggantukan kualitas kehidupannya pada uang, tanah (boleh dibaca perusahaan)
melainkan pada kompetensi manusia (produktivitas person karyawan). Produktivitas
person karyawan diperoleh melalui potensi alami sebagai anugerah dari Yang Maha
Kuasa dalam bentuk bakat, talenta serta proses belajar. Thomas Alfa Edison
telah membuktikan pernyataannya dalam karya nyata, “1 persen ilham (bakat)
alami, 99 persen ketekunan”. Proses belajar untuk meningkatkan produktivitas
pribadi karyawan dapat diperoleh melalui sekolah formil (mulai dari tingkat SD
hingga S3, professor dan lain sebagainya).
Dalam proses
belajar yang panjang itu tentu semakin membuat pribadi karyawan lebih produktif
sebelum memasuki dunia kerja. Bukan hanya itu saja. Produktivitas diperoleh
juga melalui kegiatan informal seperti penanaman nilai-nilai seperti kejujuran,
loyalitas, tanggungjawab, tunduk pada kebenaran sejati, tidak mau korupsi serta
melalui sekolah non-formal seperti seminar, lokakarya, diskusi, debat, studi
banding dan karya-karya pengembangan lainnya. Aktivitas-aktivitas itu membuat
seorang calon karyawan menjadi produktif sehingga membawa dampak produktivitas
perusahaan yang akan dimasukinya. Perusahaan membutuhkan orang-orang demikian.
Meski patut diakui bahwa saat ini, kita belum mempersiapkan diri secara penuh,
terprogram dan sungguh-sungguh.
2.2. Produktivitas Perusahaan
Tjutju Yuniarsi dalam Wahyuni Alimuddin (2012)
menjelaskan secara detail bahwa produktivitas perusahaan dapat diukur melalui
indikator efektivitas, efisiensi dan inovasi. Semakin efektif, efisien dan
inovatis sebuah perusahaan maka semakin produktif perusahaan dimaksud. Untuk
itu, perusahaan dalam perekrutan karyawan adalah calon karyawan yang
berkualitas unggul atau produktivitasnya tinggi maka akan semakin efektif,
efisien dan inovatiflah perusahaan dimaksud. Untuk semakin produktif sebuah
perusahaan selain calon karyawan yang sudah produktif tadi perlu didukung
dengan hal-hal yang secara internal maupun eksternal.
Yuniarsi
menjelaskan bahwa faktor internal dipengaruhi oleh individu dan organisasi.
Individu yang berkualitas diukur melalui komitmen, loyalitas, minat, motivasi,
etos kerja, kedisiplinan, keterampilan, kepribadian dan latar belakang karyawan
itu sendiri. Nah, di sini letak titik penting tingkat produktivitas karyawan
sebelum masuk pada sebuah perusahaan. Modal dasar sudah ada, perusahaan hanya
terus memberi api motivasi atau re-training sang karyawan yang produktivitas
unggul. Perusahaan akan semakin efisien dan efektif serta mudah melakukan
inovasi dari pada perusahaan menerima karyawan ‘mentah’ yang tidak punya
apa-apa. Sementara dari sisi organisasi dapat diukur melalui visi, misi,
tujuan, sistem dan praktek manajemen, sumber daya (kunatitas dan kualitas), it,
kepemimpinan, komunikasi, SOP, SOM, struktur organisasi, budya organisasi yang
dijalankan.
Yuniarsi
menambahkan pada faktor eksternal seperti kultur lingkungan, kebijakan
pemerintah, pengaruh politis, dampak globalisasi, umpan balik masyarakat,
kemitraan dan dukungan stakeholder. Semuanya itu akan menciptakan produktivitas
perusahaan. Perusahaan semakin produktif akan meningkatkan profit atau laba dan
tentu akan berpengaruh positif pada kompensasi. Pengayaan manusia akan
memperkaya perusahaan dan kembali didapatkan manusia dalam bentuk kompensasi
baik berupa finansial maupun non finansial.
2.3. Kompensasi
Berangkat dari konsep pikir
di atas, apabila person karyawan produktif meningkatkan produktivitas
perusahaan maka pribadi karyawan itu akan memperoleh hadiah dalam bentuk
kompensasi. Kompensasi yang diterima dalam dua bentuk yakni kompensasi bersifat
finansial dan kompensasi non finansial.
Gary Dessler (2007) dalam Alimuddin (2012) menjelaskan
bahwa kompensasi finansial seperti gaji, upah, komisi-komisi, bonus, tunjangan
kesehatan, tunjangan pensiun, tunjangan pendidikan, tunjangan keluarga,
tunjangan kematian, tunjangan kompetensi & jabatan serta THR. Teori ini
searah dengan pengalaman penulis alami selama bekerja di Puskopdit Flores
Mandiri selama 17 tahun lebih hingga sekarang diberi kesempatan mengenyam
pendidikan S2 dengan segala pembiayaan dari lembaga bersangkutan. Penghargaan
ini lahir dari komitmen seluruh karyawan senior yang terus bertahan meski
perusahaan waktu itu dalam keadaan krisis. Komitmen dan perjuangan yang tak
kenal lelah, tentu dibayar dengan berbagai pengahargaan finansial termasuk non
finansial.
Kompensasi non finansial menurut R. Wayne Mondy (2008)
dalam Alimuddin (2012) adalah kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan
itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau tempat orang bekerja.
Kompensasi non finansial dapat diukur melalui indikator kebijakan perusahaan
yang sehat, pekerjaan yang sesuai, menarik dan menantang, peluang untuk
dipromosikan, pemberian jabatan sebagai simbol status, rekan kerja dan suasana
yang kondusif dan saling mendukung, lingkungan kerja yang sehat, aman dan
nyaman serta fasilitas kerja yang baik.
BAB
III
SARAN/REKOMENDASI MANAJERIAL
3.1
Untuk Para Calon Karyawan Perusahaan
Untuk para calon karyawan hendaknya mempersiapkan diri sebaik-baiknya
melalui pengembangan bakat alami yang dianugerahkan secara cuma-cuma dari Tuhan
(Allah) yang maha kuasa serta meningkatkan proses belajar untuk meningkatkan
kompetensi diri secara fisik dan kepriabdian sehingga menjadi orang-orang atau
calon karyawan yang produktif. Produktivitas sang calon akan menentukan posisi
tawar kompensasi termasuk posisi tawar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai
kompetensi yang telah dimiliki. Belajarlah pada semua proses secara baik dan
serius baik secara informal, non formal dan formal. Kompetensi dan
produktivitas diri memberikan paradigma baru bahwa diri kita sendirilah yang
menggaji (memberikan kompensasi) bukan perusahaan atau orang lain. Tentu butuh
perjuangan dan pengorbanan yang tidak kecil. Ingat, Thomas Alfa Edison “1
persen ilham (bakat), 99 persen ketekunan”. Tekun dan setia dalam mempersiapkan
diri tentu akan memperoleh kompensasi financial atau pun non financial dari
perusahaan yang telah kita berikan kontribusi sehingga perusahan itu produktif
dan memiliki profit yang berlipat ganda.
3.2
Untuk Perusahaan
Untuk
perusahaan, hendaknya menetapkan standar kriteria SDM yang memadai serta
memperketat sistem perekrutan agar mendapatkan karyawan-karyawan yang
benar-benar berkualitas dan unggul. Bukan merekrut kayarawan “mentah” atau yang
tidak memiliki kompetensi dan tidak produktif sehingga karyawan bersangkutan
tidak memberikan kontribusi bagi produktivitas perusahaan bahkan menjadi
‘beban’ bagi perusahaan bersangkutan.
***
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin Wahyuni, 2012.
“Pengaruh Kompetensi Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT. Bakrie Telecom
Area Makasar”, didownload tanggal 22 November 2014.
Galbraith Kenneth John dalam
Antony Robbins. 2014. Unlimeted Power terjemahan Syarir Iryani & Purwadanri
Dieni. Jakarta, PT. Ufuk Publishing House.
Edison Alfa Thomas dalam
Buzan Tony. (2005). Buku Pintar Mind Map.
Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kuster Ines & Canales
Pedro, 2011. “Compensation and control sales policies and sale performance: the
field sales manager’s point of view”, Journal of Business & Industrial
Marketing, Volume 26. Number 4. 2011. 273-285.
Rivai Veithzal & Sagala
Jauvani Ella. (2011). Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Siagian P. Sondang. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta,
Bumi Aksara.
Tanjung Andriani, 2005.
“Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Karyawan Bagian Personalia PT. Agronesia
Divisi Industri Makanan & Minuman Bandung” didownload tanggal 22 November
2014.
Tjutju Yuniarsi dalam
Alimuddin Wahyuni, 2012. “Pengaruh Kompetensi Terhadap Produktivitas Karyawan
pada PT. Bakrie Telecom Area Makasar”, didownload tanggal 22 November 2014.
Waskito Sarwo, 2011.
“Pengaruh Pemberian Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Produksi pada UD. Morinaga di Surabaya” didownload tanggal 22 November 2014
Wibowo. (2013). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar