Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang
2.1 MEA atau AEC 2015
2.1.1
2.1.1 Konsep
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Dunia
saat ini dirasakan semakin sempit dan homogen (global village) maka setiap Negara atau kawasan berkompetisi untuk
meraih pasar entah sebagai pemimpin pasar atau pengikut pasar. Negara-negara di
planet bumi ini tak merasa sendiri dan tidak bisa lagi hidup sendirian dalam
sebuah ‘gheto’ atau istilah Thomas
Merton penulis spiritual dari Inggris menggunakan istilah Negara atau manusia
tidak pernah hidup sendirian bagaikan pulau yang tak berpenghuni. Merton
menulisnya dengan judul “No man is island”.
Atas
dasar itu, manusia secara kodrati memang hidup senantiasa berelasi dengan orang
lain. Hubungan atau relasi ini bisa dalam kondisi saling memperkuat atau
mengharga akan tetapi tidak jarang saling berkompetisi bahkan bisa saling
memangsa satu denga yang lain. Walau pun demikian, sifat dasar manusia yang
senantiasa mencintai kemanusiaan meski kerapkali bersaing atau berkompetisi
namun tetap dalam koridor saling bekerja sama saling menguntungkan.
Hubungan
dan relasi demkian juga mempengaruhi Negara atau bangsa. Bangsa –bangasa di
dunia hidup saling berelasi satu dengan yang lain meski naluri bersaing teetap
dirasakan dan dipraktikkan. Kompetisi dan persaingan menciptakan dinamika
perubahan kehidupan manusia dalam suatu Negara mengarah kepada suasana atau
kondisi yang lebih baik. Kendati harus disadari bahwa perubahan tidak selalu
mendatangkan kebaikan namun bagi manusia atau bangsa ingin hidup lebih baik
harus melakukan perubahan agar tidak tertinggal atau pun ditinggalkan.
Konsep
Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai disadari pada pertemuan informal para Kepala
Negara ASEAN di Kuala Lumpur tanggal 15 Desember 1997 (Humphrey Wangke, 2014)
yang menyepakati ASEAN Vision 2020
yang ditindaklanjuti dengan pertemuan di Hanoi dengan menghasilkan HPA (Hanoi Plan of Action). Visi 2020
termasuk HPA adalah “orientasi ke luar, hidup berdampingan secara damai dan
menciptakan perdamaian internasional”. Atas dasar semangat dan inspirasi
tersebut maka KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003 mempertajam visi bersama dengan
tiga pilar utama ASEAN yakni ASEAN
Political-Security Community (kestabilan politik); ASEAN Economic Community (ekonomi) dan ASEAN Socio-Culture (sosial-budaya). MEA adalah tujuan akhir
integrasi ekonomi seperti yang dicanangkan dan visi ASEAN 2020 adalah
menciptakan kestabilan, memiliki wilayah ekonomi ASEAN yang berprospek dan
bekompetitif tinggi dengan arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas
investasi, arus bebas tenaga kerja terampil, arus bebas modal, pengembangan
ekonomi yang maju serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi.
Visi
ASEAN 2020 dalam bahasa Inggris “To
create a stable, prosperous and highly competitive ASEAN economic region in
which there is free flow of goods, services, investment, skill labour and freer
flow of capital, equitable economic development and reduced poverty and
socio-economic disparitas” (Humphrey Wangke, 2014).
Dalam aras pemikiran tersebut maka dapat
dikatakan bahwa konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai jawaban persaingan
pasar internasional yang makin tajam dan makin menjadi pasar desa (global village). Menurut konsep ini, dunia yang begitu luas dan berjarak telah
menjadi satu desa atau dalam bahasa Ohmae dan Druker (1995) dalam Agung Utama
(2003) adalah global village.
Keduanya menyatakan bahwa “mekanisme perdagangan (pasar) dunia saat ini
digambarkan sebagai sebuah pasar di desa.
Global
village artinya pasar
semakin kecil (compressed) dengan
sunia yang terasa semakin kecil karena dukungan kemajuan teknologi dan
informasi yang tidak pernah terbayangkan oleh siapa pun sebelumnya”. Artinya, mau tidak mau, suka tidak suka,
Negara-negara ASEAN masuk dalam mekanisme pasar yang liberalis dengan membentuk
benteng pertahanan ekonomi, politik, sosial-budaya alternasti sebagai sesame
Negara ASEAN. Apabila dihadapi sendiri-sendiri maka membutuhkan sumber daya
yang lebih banyak namun apabila dalam kebersamaan bisa saling memperkuat satu
Negara dengan Negara ASEAN lainnya.
***
Diposting Malang, 1 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar