Oleh Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang
Catatan:
Tulisan ini merupakan jawaban penulis terhadap soal UAS semester 1 materi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam Komunikasi Bisnis yang diampu oleh Dr. Suharto., MM & Prof. Dr. Heri Pratikto., M.Si. Penulis sengaja posting ke blog sebagai bahan pembelajaran bagi para mahasiswa atau siapapun yang ingin mempelajari lebih dalam tentang TIK dalam Komunikasi Bisnis.
Soal
1.
Ide, gagasan cemerlang yang dimiliki
oleh seseorang dalam suatu oganisasi kurang
memiliki arti apabila tidak dikomunikasikan kepada pihak lain. Ide, gagasan
perlu disampaikan dengan jelas dan persuasif.
Menurut saudara persyaratan apa yang harus dimiliki seseorang agar dapat
melakukan komunikasi secara efektif.
2. Dalam melaksanakan komunikasi bisnis,
etika komunikasi harus dijunjung tinggi.
a.
Apakah yang dimaksud dengan ethical communication?
b. Apakah
yang membedakan antara ethical dilemma
dengan ethical lapse. Jelaskan dengan
contoh!
3. Transaksi lintas budaya saat ini sering
dilakukan oleh para pebisnis, sehingga ketrampilan komunikasi lintas budaya
menjadi sangat dibutuhkan.
a.
Dalam ketrampilan komunikasi lintas
budaya mengapa memahami variasi budaya penting?
b.
Katagori apa saja yang berkenaan dengan
variasi budaya itu?
4. Dalam mengkomunikasikan pesan bisnis ada
beberapa tahap yang harus dilakukan agar pesan tersebut dapat disampaikan
secara efektif.
a.
Tahap-tahap apa saja yang harus
dilakukan oleh calon komunikator dalam
mengkomunikasikan pesan bisnis?
b.
Apakah yang harus dilakukan calon
komunikator untuk masing-masing tahapan tersebut?
5. Menyampaiakan pesan/informasi yang
negatif harus diupayakan menggunakan media dan cara yang baik dan positif. Buatlah contoh bentuk komunkasi yang
berisikan penolakan atas tawaran/lamaran
kepada pihak yang mengirimkan kepada saudara sebagai pimpinan
perusahaan.
6. Komunikasi merupakan darah kehidupan
dari sebuah organisasi. Tanpa komunikasi bisnis
yang efektif, seorang manajer
tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi dasar dari manajemen secara efisien.
Jelaskan karakteristik komunikasi bisnis yang efektif!
7. Isu yang
berkembang bahwa perkembangan teknologi berbanding lurus dengan kebiadaban
manusia. Oleh karenanya, piramida Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (TSP) yang dikembangkan Carrol harus difahami sebagai suatu kesatuan,
sehingga secara konseptual, TSP merupakan kepedulian perusahaan yang didasari
tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3 P (Profit,
people, planet). Buatlah
analisis dampak teknologi terhadap budaya/gaya hidup global, dan susun strategi
bisnis yang efektif dan efisien dengan memperhatikan konsep piramida TSP
Carrol.
8. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan Januari 2015
bertujuan menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi dimana
terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta
aliran modal yang lebih bebas. Jika strategi membangun komunikasi yang
efektif harus memperhatikan: siapa mitra bicara, apa tujuan kita bicara,
perhatikan budaya, pahami bahasa, pahami konteks, media dan sarana yang tepat, maka buatlah analis peluang dan tantangan bagi Indonesia dalam
menghadapi MEA/AEC berdasarkan strategi komunikasi bisnis yang efektif tersebut.
9. Teknologi memiliki peran sebagai pendorong perubahan. Perkembangan
teknologi informasi mendorong lembaga bisnis untuk menyesuaikan diri agar
bisnis tumbuh kembang semakin maju.
Menurut UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
telah mengatur ketentuan transaksi bagi
pelaku usaha. Informasi apa saja yang harus disediakan oleh Pelaku Usaha, bagaimana syarat informasinya,
dan bagaimana ketentuan syarat legalitas tandatangan elektronik.
Jawaban:
1.
Menurut pendapat saya, persyaratan yang harus dimiliki seseorang agar
dapat melakukan komunikasi yang efektif sebagai berikut:
a. Yang paling pertama
seseorang itu memiliki kompetensi dasar komunikasi yakni bisa membaca, menulis,
berhitung dan berbicara. Melalui kompetensi dasar tersebut, seorang anak
manusia dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan manusia lain baik secara
verbal maupun non-verbal.
b. Yang kedua, tidak kalah
penting seperti poin pertama adalah seseorang memiliki kompetensi lanjutan
berkomunikasi secara efektif yakni adanya pendalaman pengatahuan (knowledge), ketrampilan (skills) dan kepribadian (attitude). Tiga kompetensi ini mampu
menjadi seseorang komunikator yang efektif.
c. Memiliki kompetensi dasar
dan lanjutan hendaknya ditingkatkan dalam proses berkomunikasi secara efektif,
seseorang harus memahami maksud dan tujuan ia berkomunikasi, menyampaikan tema
komunikasi dengan jelas agar mudah ditangkap komunikan, menggunakan alat bantu
yang sesuai dengan audiens, menjadi pendengar yang aktif dan baik (bahkan para
pakar komunikasi mengatakan bahwa ‘berkomunikasi yang efektif adalah berhenti
berbicara”), memusatkan perhatian pada fokus tema yang dibicarakan dan pada
pendengar, menghindari terjadinya gangguan komunikasi baik dari diri sendiri,
pendengar maupun lingkungan sekitar, membuat suasana komunikasi itu
menyenangkan serta memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.
d. Banyak pakar menyatakan
bahwa komunikasi yang efektif itu adalah sebuah komunikasi dua arah ketimbang
satu arah namun semuanya itu tergantung urgensi dan corak isi pesan yang mau disampaikan dan juga
tergantung situasi pendengar. Kedua-duanya bisa efektif apabila komunikasi tahu
kapan dan siapa serta corak inti pesan yang ingin dikomunikasikan.
e. Komunikan juga harus tahu
dan memahami alur komunikasi seperti apa yang diungkapkan Berlo (1960) dalam
Wardy Lubis (2008) menyatakan bahwa dalam komunikasi yang efektif perlu proses
atau alur: siapa, mengatakan apa, bagaimana caranya, kepada siapa dan apa
hasilnya. Lebih lanjut beliau merumuskan ada tujuh (7) proses komunikasi
efektif yakni 1) sumber komunikasi; 2) pengkodean; 3) pesan; 4) saluran; 5)
pendekodean; 6) penerima; 7) umpan balik.
Melalui
persyaratan-persyaratan demikian, diharapkan komunikan dapat menyampaikan gagasan,
ide yang brilian kepada komunikan sehingga menimbulkan hasil yang sesuai
keinginan sang komunikator. Apabila inti pesan ditangkap tidak sesuai apa yang
dikehendaki komunikator berarti komunikasi dimaksud tidak efektif.
2.
Dalam komukasi bisnis, etika komunikasi dijunjug tinggi.
a. Yang dimaksudkan dengan ethical communication adalah komunikasi
bisnis yang mengutamakan etika moral berdasarkan hati nurani para pelaku
komunikasi bisnis. Komukasi melibatkan
hubungan antar manusia yang berakal budi dan berhati nurani atau berkepribadian
yang memiliki akal dan rasa sekaligus. Oleh karena itu, dalam melakukan
komunikasi bisnis perlu menjaga etika atau moral baik-buruk agar tidak terjadi
gangguan komunikasi sehingga komunikasi bisnis menjadi lebih bermakna. Kejujuran,
keadilan, kebenaran, saling menghargai, objektif tidak manipulatif, jelas,
dapat dipercaya merupakan nilai-nilai etis yang tidak boleh disepelekan para
pelaku komunikasi dalam hubungan bisnis apa pun atau pun dalam sifat komunikasi
biasa. Etika komunikasi menunjukkan para pelaku komunikasi adalah manusia yang
berakal budi sekaligus berhati nurani yang memiliki konsekuensi etis-manusiawi.
b. Yang membedakan antara ethical dilemma dengan ethical lapse. Ethical dilemma berhubungan dengan
dilema moral yang harus dilakukan oleh seseorang pada waktu dan tempat serta
urgensi kepentingan yang sangat dilematis. Dilema etis disini bahwa ada aturan
atau hukum yang tertulis untuk tidak dilakukan dan apabila dilakukan aka nada
sangsi moral tetapi juga hukum positif. Contoh, misalnya salah seorang pegawai
yang mengalami istrinya sedang sakit keras. Isterinya membutuhkan obat pada
saat itu, apabila terlambat maka isterinya meninggal dunia. Ia tidak memiliki
uang untuk membeli obat. Obat itu ada disekitar toko obat terdekat. Ada dilemma
disini, entahkah ia harus mencuri obat di apotik terdekat untuk kesembuhan
isterinya? Apabila ia mencuri berarti melanggar moral dan dosa namun selain
itu, ia juga akan dikenakan sangsi hukum positif dipenjara. Inilah ethical
dilemma. Contoh pada dunia bisnis. Misalnya ada bos yang berbisnis narkoba.
Karywan tahu bahwa itu melanggar nurani moral dan hukum positif. Namun sebagai
bawahan, ia harus mengikuti perintah bosnya kalau tidak ia dipecat. Inilah
dilemma etis yang harus dihadapi sang karyawan bersangkutan. Sementara ethical lapse adalah suatu kesalah etis
yang tidak diikuti dengan sangsi hukum positif. Dalam dunia akademis, misalnya
mengutif pendapat orang namun lupa (tanpa sengaja) mencatat karya orang yang
dia kutif. Namun orang yang melakukan hal tersebut disebut tidak bermoral.
Namun saat ini berkenaan dengan hak paten, seseorang yang mengakui karya orang
lain secara sengeja bisa dihukum secara hukum positif. Selama ini belum
demikian, mungkin hanya ia diberhentikan dari mahasiswa atau karya tulisnya
ditarik dan apabila berkenaan dengan gelar maka pemberian gelar akan dicabut.
Dalam dunia bisnis, misalnya jasa pengiriman barang terutama barang paket dari
luar negeri. Pegawai bersangkutan tidak mendeteksi bahwa ternyata paket itu berisi
bom atau narkoba. Inilah ethical lapse, dia tidak tahu apa yang ada di dalam
paket barang namun secara moral melanggar etika bahkan hukum positif.
3.
Transaksi lintas budaya membutuhkan komunikasi lintas budaya.
a. Memahami variasi budaya
penting karena dunia semakin mengglobal mengandaikan sikap saling menghomarti
budaya yang satu dengan budaya lain. Artinya bisnis dalam dilakukan
pengembangan sayapnya pada Negara atau budaya lain. Budaya lain tidak hanya
antar Negara tetapi antara daerah. Bisnis yang berdasarkan kearifan lokal.
Untuk itu, memahami bahasa dan budaya yang lain menjadi pintu masuk yang sukses
bagi pebisnis agar bisnisnya dapat cepat di terima di suatu budaya tanpa
merusak budaya setempat serta bisa menciptakan produktivitas dan profitabilitas
yang optimal. Pemahaman ini menjadi penting lantaran dalam dunia bisnis global,
budaya-budaya yang berbeda saling berhubungan melalui kemitraan, penggabungan
dan relokasi multinasional. Para manajer masa kini semakin sadar akan perlunya
mempertimbangkan faktor budaya dalam rangka mengoptimalkan kinerja perusahaan
melalui penerapan sikap professional yang berdasarkan kearifan lokal yang
saling menghormati martabat manusia yang berbudaya dan beragama. Pemahaman akan
variasi budaya meningkatkan saling menghargai budaya sesuai inti budaya
bersangkutan bukan berdasarkan standar atau perilaku budayanya sendiri. Boleh
dikatakan pemahaman variasi budaya untuk menghindari entnosentrisme (Courtland
dan John, 2013 dalam Juli dan Yoan, 2014) menyatakan bahwa etnosentrisme
merupakan kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar,
perilaku dan kebiasaan kelompoknya sendiri.
b. Kategori yang berkenaan
dengan variasi budaya seperti bahasa, peran dan status, pengambilan keputusan,
konsep waktu, konsep budaya, bahasa tubuh, perilaku sosial, perilaku etis dan
perbedaan budaya perusahaan. Bahasa menjadi perantara pengalaman, intelektual,
lingkungan budaya, alat untuk berhubungan dengan kelompok manusia, sistem
nilai, aturan sosial dan rasa memiliki secara kolektif dan personal. Peran dan
status; budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang termasuk siapa
berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan dan bagaimana cara
berkomunikasi dengan cara pandang yang bervariasi antara Negara yang satu dengan
Negara yang lain. Pengambilan keputusan; Negara-negara maju, para eksekutif
berupaya cepat dan efisien dalam mengambil keputusan penting sementara
Negara-negara berkembang kadang-kadang kurang berani mengambil keputusan dalam
waktu yang relatif singkat. Selalu ada kata, “nanti”. Konsep waktu; sebagian
besar Negara maju menganggap waktu sangat berharga bahkan lebih berharga dari
dirinya sendirinya. Untuk mengefisiensi waktu, mereka berkomunikasi langsung
pada pokok atau tujuan (to the point) yang kadang menimbulkan kurang ‘sreg’
bagi budaya-budaya Timur. Suka putar-putar baru menyampaikan tujuan yang
sebenarnya. Konteks budaya; Negara-negara budaya tinggi lebih ekspresif
menyampaikan dengan bahasa tubuh (non-verbal) sementara Negara-negara budaya
randah lebih nikmat apabila diungkapkan melalui bahasa verbal. Bahasa tubuh;
kadangkala menimbulkan kesalahpahaman, orang harus memahami dan mewaspadai
bahasa tubuh yang diekspresikan dengan maksud yang sesungguhnya.
Perilaku sosial,
apa yang diangg sopan di suatu Negara bisa saja dianggap kurang sopan di Negara
lain. Bagi orang Inggris, berdiri sambil mencekik pinggang sendiri menunjukkan
rasa percaya diri namun bagi budaya Indonesia hal demikian dianggap kurang ajar
apalagi berhadapan dengan orang yang lebih tua atau terhormat. Perilaku etis;
tidak juga sangat berbeda budaya yang satu dengan budaya yang lain. Berpakaian
dengan ‘you can see’ bagi Negara-negara maju sebagai ekspresi seni dan
keindahan namun bagi budaya Indonesia bisa mengarah pada pelecehan. Perbedaan budaya
perusahaan; juga bisa mempengaruhi orang dalam berkomunikasi. Budaya organisasi
dapat melihat orang bereaksi terhadap pekerjaan dan tugas-tugas yang
dilaksanakan. Budaya organisasi yang mengandalkan nilai-nilai akan beda dalam
proses pelaksanaannya dengan yang hanya mengandalkan ‘profit’ minus nilai-nilai
positif yang dipraktikkan. Biasanya organisasi dimaksud juga memperhatikan
martabat manusia para pegawai sebagaimana mestinya, bukan hanya objek atau
robot manajerial perusahaan.
4.
Dalam mengkomunikasikan pesan bisnis ada beberapa tahap yang harus
dilakukan agar pesan dapat disampaikan dengan efektif.
a. Tahap-tahap yang dilakukan
oleh calon komunikator dalam mengkomunikasikan pesan bisnis. Komunikasi bisnis
dikatakan efektif antara lain pesan yang disampaikan itu praktis, faktual,
padat, jelas dan persuasif. Praktis artinya pesan yang disampaikan itu informasi yang berguuna untuk membantu
audiens melakukan tindakan atau memahami kebijakan perusahaan yang baru; faktual
artinya pesan yang disampaikan itu fakta dan data sesuai kejadian bukan
informasi apalagi informasi yang dimanipulasi untuk kepentingan yang
menyampaikan. Padat artinya pesan-pesan yang disampaikan itu ringkas dan jelas.
Jelas artinya pesan itu dapat dengan jelas dipahami untuk diambil tindakan
lanjut. Persuasif artinya pesan itu memberi pengaruh positif bagi audiens untuk
melakukan atau berubah sesuai keinginan yang menyampaikan pesan (komunikator).
Tahap-tahap yang dilakukan dalam bisnis ada komunikasi internal dan komunikasi
eksternal. Komunikasi internal mencakup intern perusahaan yang mencakup
komunikasi vertikal (bawahan ke atasan), komunikasi horizontal ( komunikasi
antar departemen), komunikasi diagonal (sesama teman dalam satu department atau
department yag sederajat). Komunikasi eksternal mencakup komunikasi dari
organisasi kepada kalayak bersifat informative dan komunikasi dari kalayak
kepada perusahaan menyangkut dengan pengaduan misalnya.
b. Yang dilakukan komunikator
dalam masing-masing tahapan komunikasi bisnis, menurut pendapat saya,
komunikator mesti cerdas melakukan komunikasi masing-masing tahap secara
proporsional (serasi dan seimbang) secara tepat waktu dan tepat kondisi.
Masing-masing tahap bisa berdampak positif apabila komunikator menjalaninya
dengan sikap arif dan bijaksana yang ditunjang dengan pemahaman komunikasi yang
mumpuni. Masing-masing tahap hendanya dilakukan secara kreatif dan cerdas agar
memberikan dampak yang positif dan produktif.
5.
Contoh bentuk komunikasi yang berisikan penolakan atas lamaran.
PT
INGIN MAJU
JALAN
SIMPANG TIGA
FLORES
Nomor:
01/KEP/P/I/2014
Ende, 10 Januari 2014
Lamp : -
Hal : Pemberitahuan Hasil Lamaran
Kepada Yth.
Bapak Yohanes
Laku
Di – Tempat
Dengan hormat,
Perusahaan kami
sangat berterima kasih atas kemauan dan komitmen Bapak untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki di dalam perusahaan ini. Sesungguhnya, perusahaan
ini membutuhkan tenaga sesuai kriteria yang telah kami sampaikan secara terbuka
pada pengumuman penerimaan calon karyawan. Berhubung, perusahaan telah
memikirkan dan mempertimbangkan secara matang maka Bapak saat ini belum bisa
kami terima sebagai salah satu calon karyawan perusahaan. Kami berharap Bapak
bisa berusaha pada kesempatan kedua apabila perusahaan membutuhkan calon
karyawan sesuati kriteria dimaksud. Kami berharap Bapak bisa mendapatkan
kesempatan itu dan kami juga mendoakan agar Bapak bisa menemukan perusahaan
lain yang lebih cocok agar Bapak bisa mengembangkan potensi yang dimiliki.
Terima kasih
telah mengajukan lamaran pada perusahaan ini sebagai bentuk kepercayaan Bapak
pada perusahaan ini. Mohon maaf, kami belum menerima Bapak pada kesempatan kali
ini. Atas pengertian dan kerjasama yang baik dihaturkan limpah terima kasih.
Hormat kami
Manajer,
Kosmas Lawa
Bagho
6.
Karasteristik komunikasi bisnis yang efektif. Ada banyak pakar manajemen
memberikan batasan atau pengertian tentang karasteristik komunikasi bisnis yang
efektif. Salah satu yang menjadi kutipan favorit saya adalah apa yang
diungkapkan oleh William (1956)
dalam Wardy Lubis (2008) menyatakan,
komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian
dalam organisasi atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja
orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi
terletak pada efektivitas komunikasi lantaran komunikasi itu penting untuk
menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima
informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi
juga beperan untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi.
Merujuk pada pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa
keberhasilan lembaga bisnis berdasarkan keuntungan yang diperoleh, tujuan
produktivitas menentukan tingkat operasional dan tujuan pemeliharaan menentukan
tingkat produktivitas melalui komunikasi bisnis yang efektif. Setiap orang
selalu menginginkan dapat melakukan komunikasi dengan baik dan efektif tidak
terkecuali dengan komunikasi yang dilakukan saat berbisnis. Pendapat ini diteguhkan
oleh Rosady Roslan yang menyatakan bahwa komunikasi dalam perusahaan dikatakan
efektif apabila 1) adanya keterbukaan manajemen perusahaan terhadap para
karyawan; 2) saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain yakni
antara pimpinan dan bawahan demi tercapainya tujuan utama perusahaan; 3) adanya
kesadaran dan pengakuan dari pihak perusahaan akan arti pentingnya suatu
komunikasi timbal balik dengan para karyawannya dan 4) adanya media komunikasi
yang baik dalam perusahaan. Singkatnya, manajer hendaknya memahami manusia
secara mendalam dalam keseluruhan sebagai mahluk rasional dan berkepribadian.
Manajer tidak memahami hal ini secara sungguh-sungguh maka karasteristik
komunikasi seideal apapun tidak akan produktif dan efektif.
7.
Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP) yang dikembangkan Arche B. Carrol
seperti tertuang dalam jurnal hukum Misahardi Milamarta (2012) menekankan bahwa
perusahaan mengutamakan tanggungjawab sosial (CSR) yang meliputi faktor profit,
people dan planet. Tiga faktor kunci menjadi satu kesatuan dimaksudkan untuk
mengutamakan dan melindungi kepentingan umum, menganut kebijakan yang tidak
merugikan pihak lain, melakukan kegiatan secara bertanggungjawab dan bukan
sekedar bagi-bagi uang, melebihi persyaratan yang ditetapkan peraturan
perundang-undangan.
Kemajuan
teknologi dengan gaya hidup global yang selalu materialis dan hedenistis maka
perusahaan tidak lagi memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan. Perusahaan
lebih mementingkan profit (laba)
ketimbang people dan planet sehingga dampaknya sangat destruktif bagi people dan planet. Contoh di depan mata kita adalah Perusahaan Bakrie Brother
dengan Luapan Lumpur Lapindonya yang sampai saat ini belum bisa tertangani
secara tuntas. Perusahaan ini telah merugikan manusia dan lingkungan serta
Negara terpaksa harus menanggung kerugian. Luapan lumpur Lapindo-Sidoarjo telah
memusnahkan budaya dan masa depan masyarakat di sekitarnya yang ikut tenggelam
dengan luapan lumpur maha dahsyat. Kampung, Desa dan Kecamatan ikut tenggelam
bersama budaya yang telah dihidupi selama ini. Itulah resiko bahwa perusahaan
tidak memperhatikan tanggungjawab sosial secara seimbang di dalam mengelola
perusahaannya.
Untuk itu,
menurut pendapat saya pribadi, ke depannya, perusahaan-perusahaan harus secara
bertanggungjawab memperhatikan profit, people dan planet secara seimbang agar
tidak merugikan salah satu atau semuanya. Kasus meluapnya Lumpur Lapindo di
Sidoarjo telah merugikan semuanya termasuk seluruh anak negeri harus menanggung
membayar melalui dana talangan APBN. Apabila perusahaan itu menuai keuntungan
hanya dinikmati para pengusaha (pemilik) namun apabila sudah ada bencana yang
ditimbulkan maka seluruh anak negeri ikut menanggung.
Strategi yang
tepat adalah mengikuti sejumlah mekanisme pembukaan penggarapan usaha sesuai
peraturan dan perundangan yang berlaku seperti studi Amdal yang sungguh-sungguh
dan objektif bukan karena uang atau kuasa segala sesuatu dapat dimudahkan dan
dilakukan meski berdasarkan kajian akademis akan menimbulkan persoalan di kemudian
hari. Pemerintah pun mesti tegas dalam mengeksekusi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. TSP atau CSR lebih ditingkatkan kualitasnya
serta lebih mementingkan kepentingan umum ketimbang kepentingan pengusaha atau
sejumlah pejabat dalam mendapatkan profit atau laba.
8.
Analisis peluang dan tantangan Indonesia dalam menghadapi MEA/AEC 2015. Teknologi
informasi dan komunikasi bisnis memiliki peran penting dalam memajukan suatu
bangsa baik secara ekonomi, politik, budaya dan keamanan. Negara yang mengusai
teknologi informasi dan komunikasi merupakan Negara yang memenangkan
pertarungan atau kompetisi bisnis saat ini. Untuk itu dalam rangka menghadapi
MEA/AEC 2015, negeri kita ada peluang dan tantangan.
a. Peluang. Negeri kita
memiliki sejumlah peluang baik yang telah dioptimalisasi maupun yang belum.
Sejumlah itu seperti penduduk yang jumlahnya banyak bisa menjadi fundasi tenaga
kerja di dalam negeri tanpa harus mengimpor dari luar. Penduduk yang banyak
mesti diikuti dengan pengembangan sumber daya manusia yang memadai. Ada
sejumlah orang muda kreatif yang mendalami berbagai ilmu kreatif di luar negeri menjadi salah satu kekuatan.
Negeri kita juga dikenal sebagai budaya ramah tamah dan komunikasi yang sopan
menjadi salah satu peluang. Muncul orang-orang yang memahami teknologi
informasi dan bahkan mereka menjadi ‘leader’ di pasar luar negeri. Tersedianya
sumber daya alam yang masih melimpah, penduduk yang kreatif dan munculnya jiwa
bisnis atau wirausaha. Kurikulum yang mengarah pada peningkatan ketrampilan serta
Negara yang demokratis memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif tanpa batas.
Tersedianya berbagai teknologi bahkan perusahaan teknologi informasi yang telah
menginvestasikan usahanya di negeri kita. Beralihnya kekuatan ekonomi baru dari
yang berbasis sumber daya alam ke arah berbasis pengatahuan (layanan).
Meningkatnya akses teknologi informasi dan komunikasi sehingga permintaan
barang dan jasa pada pelanggan juga meningkat. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi memberi peluang kerja sama regional dan internasiolan seperti MEA/AEC
2015 yang didukung dengan UU IT Nomor 11 Tahun 2008.
b. Dalam menghadapi MEA/AEC
2015, selain peluang yang telah disebutkan di atas ada juga tantangan. Penduduk
kita banyak namun tidak semuanya memiliki SDM yang memadai dan mumpuni.
Infrastruktur yang belum merata di seluruh Indonesia juga menjadi tantangan
tersendiri. Belum lagi penduduk kita lebih beroritentasi pada konsumerisme dari
pada menghasilkan sehingga dengan demikian secara mudah produk dan layanan di
luar negeri akan membanjiri secara mudah ke dalam negeri kita. Budaya yang
ramah dan komunikasi yang sopan namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan
komunikasi yang kasar dan keras sehingga belum memenuhi standar CRM (Customer
Relationship Management) yang memdai. Mudah marah dan meledak-ledak. Sedikit
bicara dan tidak mudah senyum tentu hal-hal yang menjadi tantangan kita.
Kualitas dan kuantitas produk dan layanan kita masih sangat terbatas dibanding
negera Asean lainnya. Rasanya, kita belum siap menghadapi MEA/AEC 2015 namun
sebagai Negara besar harus siap berkompetisi secara sehat dengan Negara-negara
ASEAN lainnya untuk semakin mendongkrak daya kompetisi untuk bangkit dari tidur
panjang. Tantangan-tantangan ini menjadi modal kita untuk ditingkatkan pada
saat kompetisi pasar benar-benar sudah mulai. Negeri kita seringkali sudah
merasa ‘terdesak’ baru melakukan strategi untuk memenangkan pertarungan. Mari
kita bersaing secara fair dan bermartabat.
9.
UU RI Nomor 11 Tahun 2008 telah mengatur ketentuan transaksi bagi pelaku
usaha.
a. Informasi bagi pelaku usaha.
UU tentang IT yang berbicara tentang informasi, syarat informasi serta dokumen
berbicara secara kentara pada Bab III, pasal 5-11. Untuk tanda tangan diuraikan
pada poin c nomor ini. Informasi dan dokumen serta hasil cetaknya merupakan
alat bukti yang sah juga didukung dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia,
dinyatakan sah apabila sistem elektronik sesuai ketentuan yang diatur dalam UU
IT ini kecuali ditentukan lain seperti harus dibuat di depan pejabat akta atau
harus dibuat dalam bentuk notaril, pelaku usaha yang menawarkan produk melalui
sistem elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan
dengan syarat kontrak, produsen dan produk yang ditawarkan, setiap pelaku usaha
yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga
Serfikasi Keandalan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
b. Syarat informasinya.
Mengenai syarat-syarat informasinya bahwa informasi harus berbentuk tertulis
atau asli, sah apabila informasi atau dokumen elektronik yang tercantum
didalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan, juga menjadi
kualified apabila informasi itu dikirim ke alamat yang benar dan dapat diterima
penerima dalam keadaan informasi yang lengkap, utuh dan jelas serta menjauhkan
informasi yang berbau hal-hal negatif seperti pornografi atau mengandung unsur
SARA.
c. Syarat legalitas tanda
tangan elektronik. Bab III, pasal 11, ayat 1 poin a-f UU IT memuat secara
lengkap tentang syarat legalitas tanda tangan elektronik. Tanda tangan
elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi
persyaratan: a) data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada
penanda tangan; b) data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa penanda tangan; c) segala
perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui; d) segala perubahan terhadap informasi
elektronik yang terkait dengan tanda tangan elektronik tersebut setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui; e) terdapat cara tertentu yang dipakai untuk
mengindentifikasi siapa penandatanganannya dan f) terdapat cara tertentu untuk
menunjukkan bahwa penanda tangan telah memberikan persetujuan terhadap
informasi elekrtonik terkait.
Dengan demikian,
pelaku usaha harus memahami dan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh
UU agar terlindungi dari berbagai manipulasi sebeb dunia elektronik rentan
terhadap berbagai kecurangan dan manipulasi. Pemerintah telah meresponsnya
secara arif dan produktif.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar