Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Catatan:
Penulis
telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul
tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan
Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada,
NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus tepat waktu
penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada
kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara
pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya
akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18
narasumber secara berseri dan berurutan:
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
9
|
Hari/Tanggal
|
Rabu, 24 Februari 2016
|
Nama Informan
|
Wenslaus Naru/WN
|
Waktu
|
16.30 – 18.30 Wita
|
Jabatan
|
Sekretaris Pengawas
|
Tempat
|
Kantor Kopdit Sangosay
|
Topik
|
1. Jati Diri
Koperasi 3.
Partisipasi Anggota
2. Pengembangan
Kopdit
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Wenslaus Naru (WN) sebagai berikut:
P :
Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami jati diri koperasi dan
pengembangan koperasi kredit Bapak. Sejak kapan mengenal koperasi dan Koperasi
Kredit Sangosy? Siapa yang memperkenalkan kepada Bapak?
WN :
Terima kasih pak. Saya mengenal koperasi umumnya pada tahun 1977 ketika duduk
di kelas 2 SMP. Waktu itu ada koperasi unit desa dan koperasi sekolah.. Saya
kenal koperasi dari penjelasan para guru seperti Bapak Niko Sedhu dengan materi
“Ekonomi-Koperasi”. Sementara Koperasi Kredit Sangosay, saya dengar tahun
1983 dan tidak terlalu kenal. Yang
memperkenalkan Koperasi Kredit Sangosay seperti Bapak Thomas Dola Radho, Bapak
Alo Lape, Ibu Bibi Dhongo Oy, Mama Theresia Ngewi. Waktu itu saya bergabung
dengan Yasukda.
P :
Bagaimana cara mereka memperkenalkan koperasi kepada Bapak ?
WN :
Koperasi pada umumnya melalui materi dalam kelas sementara Koperasi Kredit
Sangosay melalui pendidikan pertama kali 1985 di Susteran FMM Bajawa oleh tim
diklat Sangosay dan BK3D NTT Barat. Pelatihan tersebut bersertifikat. Namun
saya sudah menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay 1983. Melalui pelatihan
tersebut, saya semakin termotivasi untuk menjadi anggota sebagai pilihan hidup
meningkatkan kesejahteraan hidup. Dalam perjalanan selanjutnya, saya terus
dipercayakan anggota sebagai pengurus dan sekarang menjadi sekretaris pengawas.
P :
Kalau begitu menurut Bapak, apa itu koperasi?
WN :
Kumpulan orang-orang yang melakukan kegiatan bersama dalam hal pengelolaan
keuangan mampu berpartisipasi aktif menentukan maju-mundurnya koperasi.
Koperasi itu kumpulan orang dan kumpulan modal. Kumpulan orang artinya koperasi
berbasiskan anggota melaksanakan berbagai kewajiban dengan modal sebagai
sarana. Kumpulan modal artinya anggota menyetor simpanan-simpanan kepada
koperasi dalam kebersamaan untuk meraih kesejahteraan.
P :
Bagaimana Bapak sebagai pengurus menerangkan definisi kepada anggota? Bagaimana
tanggapan anggota?
WN :
Sosialisasi dan pendidikan kepada anggota termasuk calon anggota. Dalam
kegaitan-kegaitan sosial masyarakat senantiasa menerangkan tentang koperasi
sehingga ada masyarakat yang mulai tertarik menjadi anggota Koperasi Kredit
Sangosay.
P : Sejauh
mana pelaksanaan definisi koperasi dalam keseluruhan lembaga koperasi kredit
Bapak?
WN :
Melalui pendidikan, motivasi dan sosialisasi, anggota tahu dan sadar tentang
defenisi koperasi. Intinya anggota yakin bahwa mereka sebagai pengguna jasa dan
sekaligus sebagai pemilik. Dengan demikian, anggotalah sebagai penanggungjawab
utama maju-mundurnya koperasi. Anggota juga tahu, koperasi sebagai kumpulan
orang yang berbasiskan anggota dan modal sebagai sarana pemberdayaan dalam
koperasi.
P : Apa saja tantangan penerapannya? Apa jalan
keluar yang Bapak usahakan sebagai pengurus?.
WN : Tantangan yang kami hadapi adalah
anggota anggap sebagai pemilik koperasi sehingga ada sebagian yang pinjam tidak
mau angsur; anggota bergabung hanya untuk pinjam (tidak terlalu banyak tetapi
ada). Usaha yang kami lakukan adalah
sejak 1995, kami berkeliling seluruh daerah Ngada untuk melaksanakan pendidikan
bagi anggota baru maupun anggota lama; kunjungan intensif ke
penghubung-penghubung yang paling dekat dengan anggota dan melakukan
pertemuan-pertemuan kelompok.
P : (Terima kasih Bapak, mari kita melangkah
pada nilai). Menurut Bapak, apa nilai koperasi?
WN :
Sesuatu yang positif, penting. Lahir hati sehingga bisa kerja dengan jujur dan
penuh tanggungjawab. Nilai iman sehingga menjadi sesuatu yang dasariah dalam
koperasi kredit.
P :
Sebutkan nilai-nilai koperasi yang Bapak ketahui?
WN :
Kejujuran, tanggungjawab, kemandirian, solidaritas dan pengorbanan.
P :
Apakah ada manfaat nilai-nilai koperasi bagi koperasi kredit Bapak?
WN :
Sangat-sangat bermanfaat. Koperasi Kredit Sangosay dapat tercapai perkembangan
seperti sekarang ini karena ditunjang nilai-nilai. Tanpa nilai-nilai, koperasi
kredit ini akan stagnan.
P :
Bagaimanakah Bapak menerangkan nilai-nilai koperasi kepada anggota? Apa
kendalanya? Bagaimana solusinya?
WN : Saya
pikir melalui pendidikan, pelatihan dan motivasi serta pertemuan-pertemuan
informal dengan anggota dan masyarakat. Tantangan:
belum terlalu nampak, belum ada hal-hal yang mengganggu. Mungkin hanya tingkat
kesadaran yang belum sempurna sehingga ada saja sebagian anggota yang kurang
memenuhi kewajibannya. Indikatornya, Koperasi Kredit Sangosay maju dan
dipercaya masyarakat. Solusi:
penyadaran akan nilai-nilai melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, pertemuan
serta keteladanan.
P :
Apa tanda-tanda anggota melaksanakan nilai-nilai koperasi dalampartisipasinya
sebagai anggota?
WN : (1)
Tertib menyimpan, meminjam dan mengangsur. (2) Tertib mengelola keuangan. (3)
Ada peningkatan tabungan dan aset koperasi. (4) Anggota mulai mengembangkan
usaha-usaha produktif. (5) Pinjaman berorientasi pada usaha investasi. (7)
Fungsionaris sebagai panutan untuk usaha-usaha produktif.
P :
(Terima kasih Bapak, kita beralih
pada prinsip koperasi). Apa pendapat Bapak tetang prinsip koperasi?
WN : Pedoman, pegangan yang harus menjadi darah
yang menggerakkan pengurus dan anggota dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
dan hak-haknya dalam koperasi.
P : Seberapa pentingkah prinsip-prinsip koperasi
dalam meningkatkan pengelolaan koperasi kredit Bapak?
WN :
Sangat-sangat penting. Tanpa prinsip, pengelolaan koperasi akan mubazir, tidak
ada pendapatan. Tanpa pendapatan, koperasi tidak akan berkembang dan tidak akan
berkelanjutan seperti yang kami rasakan saat ini.
P :
Prinsip-prinisip manakah yang Bapak ingat dalam pelaksanaannya?
WN :
Pengelolaan secara terbuka, transparan; pengendalian secara demokratis;
pendidikan, pelatihan; kerjasama, otonomi dan kemandirian. Hampir 7 prinsip
koperasi dapat kami laksanakan dalam keseluruhan pengelolaan Koperasi Kredit
kami meski belumlah 100%.
P :
Apa tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan prinsip-prinsip dimaksud?
WN :
Tantangan yang kami hadapi sebagian anggota tidak merasa memiliki, kurangnya
tanggungjawab serta belum memanfaatkan pinjaman secara bijaksana; lebih ke
hal-hal yang konsumtif.
P :
Bagaimanakah jalan keluar yang Bapak tempuh agar prinsip-prinsip koperasi dapat
diterapkan secara konsisten dan komitmen?
WN :
Pendidikan dan pelatihan serta motivasi masih menjadi primadona. Pendidikan
hendanya meningkatkan kesadaran anggota dan fungsionaris untuk berkoperasi
kredit serta meningkatkan pemanfaatan uang pinjaman untuk usaha-usaha produktif
atau pun investasi serta meningkatkan kesadaran anggota dan fungsionaris untuk
patuh pada aturan bersama.
P : (Terima
kasih Bapak. Kita melangkah ke proses pengembangan koperasi kredit).
Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
WN : Ya,
sebagai pengawas, saya juga anggota. Sebagai anggota, tentu saya mengembangkan
koperasi kredit dengan tertib memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota
seperti setia menyetor simpanan, mengikuti pertemuan dan pendidikan koperasi
serta meminjam dan mengembalikan secara teratur. Namun sebagai pengawas, saya
pun memiliki tugas tambahan yaitu melakukan kontrol, pemeriksaan secara rutin
baik setiap bulan untuk pemeriksaan kas maupun pemeriksaan setiap tiga bulan;
pemeriksaan lengkap. Waktu pemeriksaan lengkap itu ada lima (5) aspek yang kami
periksa yakni hukum, organisasi, kuangan, permodalan dan manajemen. Selain
pemeriksaan, kami pun menjaga agar perjalanan pengelolaan koperasi kredit tidak
keluar dari aturan dan jati diri.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
WN :
Hehehe ada banyak capaian. Saya hanya melihat capaian sebagai pengawas. Secara
keseluruhan Koperasi Kredit ini sehat. Kami nilai sesuai Peraturan Menteri
Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Kedua, kami melakukan audit setiap cabang
pelayanan untuk memastikan ketertiban pengelolaan, melihat rencana-realisasi
program pengurus dan yang dilakukan manajemen. Ketiga, Koperasi Kredit Sangosay
, pengelolaannya semakin jujur, transparan dan professional. Semuanya itu
membuat koperasi kredit memiliki citra yang baik di tengah anggota dan
maasyarakat.
P :
Tantangan apa yang paling Bapak rasakan sebagai pengawas dalam karya pelayanan
koperasi kredit kepada anggota?
WN : Ada
cukup banyak tantangan yang dihadapi, saya pikir ini juga dialami semua lembaga
keuangan. Saya melihat sebagai pengawas bahwa tantangan Koperasi Kredit Sangosay
adalah pemanfaatan kredit oleh anggota yang belum terarah sehingga masih ada
kredit macet. Walaupun prosentasinya kecil tetapi secara angka mutlak cukup
besar hehehe. Ada sebagian besar anggota yang mau bergabung pada koperasi
kredit yang mereka pikirkan adalah pinjaman. Selain itu, ada anggota ganda
sehingga ada peminjam ganda (satu anggota bisa menjadi anggota pada lebih dari
satu koperasi kredit). Dengan demikian, kalau ada macet pun ganda. Yang
terakhir ini, saya melihat ada semacam kompetisi dengan lembaga keuangan lain.
P : Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk
mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan
berkembang hingga saat ini?
WN : Saya pikir pendidikan dan pelatihan yang
terus menerus kepada anggota, pengurus dan pengawas. Melalui pendidikan dan
pelatihan, semua orang tahu akan kewajiban dan haknya masing-masing dan sadar
berkoperasi kredit. Tidak kalah penting adalah menciptakan variasi produk
simpanan dan pinjaman serta perlindungan. Pemberian suku bunga simpanan dan
pinjaman yang kompetitif dan juga bagian SHU kepada anggota lebih baik sehingga
anggota puas. PUAS menurut saya itu Pasti Urusan Anggota Selesai.
P :
Bagaimana koperasi kredit Bapak menarik minat kaum muda dan anak-anak untuk
menjadi anggota? Apa alat ukurnya? Mengapa memilih segmentasi anak-anak dan
kaum muda?
WN :
Anak-anak penabung Sipinar (Simpanan Ingin Pintar) mempersiapkan anak-anak
ketika usia produktif mereka akan menjadi anggota. Anak-anak itu ketika usia 17
tahun, secara otomatis menjadi anggota. Anak-anak dan kaum muda merupakan cara
kami membuat kaderisasi anggota agar koperasi kredit berkelanjutan. Anak-anak
dan kaum muda dilatih hidup hemat sejak usia dini dan muda.
P : Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan
usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian
ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
WN :
Pertanyaan menarik. Mungkin lebih tahu adalah pengurus namun sebagai pengawas
saya melihat bahwa koperasi kredit ini harus sudah mulai memprioritaskan
pinjaman produktif agar meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota
dan mengurangi kredit macet. Dengan demikian koperasi kredit akan
berkelanjutan. Juga, perlu pendampingan yang teratur dan terprogram usaha-usaha
anggota serta pendampingan usaha yang lebih melekat. Tantangan yang dihadapi adalah anggota masih lebuh suka pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti biaya anak sekolah, beli tanah, bangun
rumah, beli kendaraan dan lain-lain. Pinjaman untuk usaha produktif masih
kurang meski volume pinjaman untuk usaha produktif terus meningkat dari tahun
ke tahun. Nanti pak Kosmas bisa cek laporan keuangan yang ada pada pengurus
ataupun manajemen. Solusi yang bisa
ditawarkan adalah sekali lagi ‘jangan bosan-bosan’ melakukan pendidikan dan
pendampingan, sharing pengalaman usaha dan dilibatkan dalam pameran usaha.
P : (Baik Bapak. Kita sudah tiba pada sesi
terakhir tentang partisipasi anggota). Menurut Bapak, apa itu partisipasi
anggota dalam koperasi kredit?
WN :
Keterlibatan aktif dalam menyimpan, meminjam dan mengangsur kembali, aktif
mengikuti pendidikan, hadir waktu RAT serta pertemuan-pertemuan lain baik di
kantor pusat, pos pelayanan dan kantor cabang.
P :
Seberapa penting partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak?
WN :
Sangat penting. Tanpa partisipasi anggota, Koperasi Kredit Sangosay tidak bisa
berjalan, semua aktivitas koperasi kredit ini mandek.
P :
Saluran-saluran manakah yang anggota dapat berpartisipasi secara penuh dalam
koperasi kredit Bapak?
WN : Aktif
memperoleh pelayanan dari koperasi kredit setelah melakukan berbagai kewajiban.
Aktif mengikuti RAT dan memberikan saran-saran, kritika yang memajukan koperasi
kredit. Keterlibatan dalam kegiatan koperasi kredit seperti lomba-lomba, gerak jalan
sehat bersama serta ikut mempromosikan Koperasi Kredit Sangosay di lingkungan
kerja masing-masing.
P :
Bagaimana Bapak mengembangkan partisipasi anggota? Apa alat ukurnya?
WN :
Menyelenggarakan RAT pada setip kantor cabang secara bergilir, aktif dalam
kepanitiaan, mengikuti perlombaan serta kerja bhakti. Indikatornya, masyarakat
datang menjadi anggota. Anggota, simpanan dan tabungan terus meningkat dari
tahun ke tahun.
P :
Mengapa koperasi kredit Bapak membutuhkan partisipasi anggota? Apa dampaknya
apabila anggota berpartisipasi dan tidak berpatisipasi secara aktif bagi
koperasi kredit Bapak?
WN : Tanpa
partisipasi anggota, koperasi kredit tidak berkembang, lamban dan bahkan
bubuar. Melalui partisipasi yang baik, segala aktivitas koperasi kredit dapat
berjalan dengan sukses, koperasi kredit berkembang maju dan anggota bisa meraih
kehidupan yang lebih sejahtera. Dampak positif, Koperasi Kredit Sangosay makin
dikenal dan semakin dipercaya masyarakat pada lima kabupaten di Nusa Tenggara
Timur. Tahun 2016, ada rencana membuka cabang di kabupten lain di ibukota
provinsi. Dampak negative bahwa tanpa partisipasi anggota, koperasi kredit
tidak akan berkelanjutan dan kami saat ini tidak akan merasakan manfaatnya.
P :
Benarkah partisipasi anggota membuat koperasi kredit Bapak berkelanjutan?
Jelaskan!
WN :
Sangat benar. Partisipasi anggota dalam memenuhi kewajiban, mengikuti
pendidikan, kegiatan pra-RAT dan RAT serta berbagai perlombaan termasuk survey
kepuasan anggota membuat koperasi kredit ini maju terus dan sukses. Dengan
demikian pasti berkelanjutan. Koperasi kredit kami sudah berusia lebih 30 tahun
dan terus menunjukkan partisipasi yang positif dan terus berkembang maju.
P :
Bagaiamana Bapak menanamkan jati diri koperasi kepada anggota sehingga meningkatkan
partisipasi anggota di dalam koperasi kredit Bapak?
WN :Keteladanan,
panutan dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai anggota seccara
konsisten merupakan aktualisasi jati diri koperasi. Kurangnya kredit macet,
hanya 0,91% dari standar <5 agar="" aktif="" anggota="" bisa="" dalam="" dan="" dimanfaatkan="" diri="" indikator="" jati="" juga="" kepada="" lainnya.="" masyarakat="" mengangsur="" menimbulkan="" menjadi="" merupakan="" partisipasi="" pemahaman="" penanaman="" penghayatan="" penting="" pinjaman="" promosi="" sehingga="" span="" sungguh-sungguh.="" yang="">5>
P :
Bagaimana hubungan Bapak dengan anggota? Apakah ada kaitan relasi harmonis
dengan tingkat partisipasi? Apakah ada devisi khusus menangani pengaduan
anggota? Adalah media lain?
WN : Turun
ke lapangan tempat anggota berada bersama tim manajemen. Memberikan materi
pelatihan, membangun relasi informal dengan anggota dan masyarakat. Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan anggota dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
serta sosialisasi pada sekolah-sekolah asuhan YASUKDA serta memiliki hubungan
timbale-balik dengan semua lembaga pemerintahan dan masyrakat. Belum ada. Tahun
2016, kami usahakan melalui survey kepuasan anggota dan buku pengaduan anggota
(pada manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar