Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Catatan:
Penulis
telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul
tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan
Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada,
NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus tepat waktu
penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada
kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara
pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya
akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18
narasumber secara berseri dan berurutan:
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
3
|
Hari/Tanggal
|
Kamis, 18 Februari 2016
|
Nama Informan
|
Wea Hendrikus (WH)
|
Waktu
|
08.30 – 10.30 Wita
|
Jabatan
|
Manajer Cabang
|
Tempat
|
Kantor Cabang Kopdit Sangosay (Bajawa).
|
Topik
|
1. Pengembangan
Kopdit
2. Partisipasi
Anggota
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Wea Hendrikus (WH) sebagai berikut:
P :
Terima kasih atas kesediaan Bapak dalam wawancara ini di tengah berbagai
kesibukan sebagai manajer cabang. Kita akan berdiskusi tentang pengembangan
koperasi kredit dan partisipasi anggota. Menurut Bapak, apa alasan mendasar
pembentukan koperasi kredit Bapak?
WH :
Terima kasih juga pak Kosmas telah memilih saya sebagai salah satu informan
dalam penelitian sebagai persyaratan tugas akhir penulisan tesis. Koperasi
kredit kami dibentuk tanggal 6 Juni 1977 dan saya menjadi anggota tahun 1982
dengan NBA (Nomor Buku Anggota) 79. Sejak waktu itu, saya dipercayakan sebagai
sekretaris pengurus selama 3 periode. Maret 1993, saya diangkat menjadi staf
hingga saat ini dipercayakan general manajer sebagai manajer cabang.
Pembentukan koperasi kredit kami berangkat dari sejumlah keprihatian terhadap
kesulitan hidup terutama para guru, pegawai dan karyawan Yasukda. Bersama para
perintis, koperasi kredit ini dibentuk dengan nama KST Yasukda dan 1979 berubah
menjadi KST Sangosay dan tahun 1983 waktu mendapat badan hukum menjadi Koperasi
Kredit Sangosay. Berbagai kesulitan hidup para guru dan pegawai menjadi alasan
agar dalam kebersamaan dengan jiwa saling tolong menolong bisa keluar dari
berbagai himpitan ekonomi tersebut. Para guru bahkan senantiasa minta panjar
gaji dan pada akhir bulan; gaji min mengurangi semangat mengajar. Syukurlah
koperasi kredit yang seharusnya bersifat internal tetapi bisa terbuka bagi
masyarakat umum dan berkembang sungguh luar biasa sampai saat ini.
P :
Bagaimana Bapak mengembangkan koperasi kredit?
WH :
Kemampuan dan kemauan diri untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan
perkembangan koperasi kredit; memberikan wawasan atau pemahaman kepada
masyarakat tentang koperasi kredit; turun ke kantung-kantung masyarakat,
keluar-masuk kampong berjalan kaki (waktu itu) mewartakan tentang Koperasi
Kredit Sangosay; memotivasi menabung bagi anggota dan masyarakat serta pendidikan,
motivasi anggota terutama dengan sistem kelompok.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan?
WH :
Membuka cabang-cabang pelayanan pada lima kabupaten (Nagekeo, Manggarai Timur,
Manggarai, Manggarai Barat dan Ngada sendiri); melalui cabang berarti kebutuhan
anggota terpenuhi—mendekatkan pelayanan; pertambahan jumlah anggota, simpanan,
tabungan, pendapatan, perputaran modal pinjaman, pendapatan dan aset; kesadaran
masyarakat berkoperasi kredit makin tinggi (anggota mendekati 32 ribu orang);
meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan rumah tangga serta tumbuhnya jiwa
wirausaha anggota. Masyarakat (anggota) kita mulai bergairah mengembangkan
usaha-usaha mulai dari kecil, menengah bahkan mulai besar. Ini bisa dilihat
dari jumlah pinjaman produktif yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
P :
Tantangan apa yang paling Bapak rasakan ketika membentuk, menumbuhkan dan
mengembangkan koperasi kredit Bapak?
WH : Cara
atau strategi memotivasi masyarakat berminat ke koperasi kredit antar lembaga kadang
saling menjelekkan satu sama lain (tidak banyak tetapi di lapang praktis itu
ada); para pelepas uang dengan sistem ijon (mengambil lahan pendapatan orang
lain); topografi yang cukup sulit dijangkau dengan infrastuktur yang tidak
mudah; trauma atas koperasi kredit masa lalu yang gagal serta kemampuan
fungsionaris (pengurus dan manajemen) yang kurang memadai.
P : Usaha-usaha apa yang Bapak lakukan untuk
mengatasi tantangan di atas agar koperasi kredit Bapak tetap bertumbuh dan
berkembang hingga saat ini?
WH : Membentuk kelompok-kelompok penabung; variasi
produk; meningkatkan kompetensi manajemen dan aset-aset tidak bergerak. Setiap cabang memiliki tanah dan
kantor pelayanan sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menjadi
anggota Koperasi Kredit pada 7 cabang yang ada.
P : Apa saja produk dan pelayanan koperasi kredit
Bapak?
WH : Ada variasi produk simpanan dan pinjaman;
pendidikan dan pelatihan; perlindungan serta pengembangan kelompok MFI
(Microfinance Innovation).
P :
Bagaimana koperasi kredit Bapak menarik minat kaum muda dan anak-anak untuk
menjadi anggota? Apa alat ukurnya? Mengapa Koperasi Kredit Bapak memilih
segmentasi kaum muda dan anak-anak?
WH :
Mengembangkan tabungan-tabungan anak-anak dan remaja (Sibudi, Sipintar); Cerdas
Cermat tingkat SD, SMP dan SMA; jalan sehat antar sekolah. Indikatornya,
pertambahan jumlah penabung kalangan remaja dan anak-anak serta peningkatan
besarnya jumlah tabungan dimaksud. Ketika SMA mereka bisa membiayai sendiri
dari tabungan sibudi maupun sipintar bahkan untuk biaya kuliah tahun pertama
meraka biasanya ambil dari simpanan tersebut. Kami memilih ini karena untuk
proses regenerasi demi menjamin keberlanjutan serta melatih karakter menabung
sejak usia anak-anak dan kaum muda.
P : Bagaimana koperasi kredit Bapak mengembangkan
usaha-usaha produktif anggota? Mengapa koperasi kredit Bapak membidik bagian
ini? Apa tantangannya dan apa solusinya?
WH :
Memotivasi anggota untuk berwirausaha atau berinvestasi; memberikan pelatihan
dan pendampingan usaha anggota misalnya kios, toko dan usaha lainnya; membantu
anggota membuat catatan buku kas usaha. Kami memililih ini agar meningkatkan
pendapatan keluarga; mengurangi kredit macet dan menjamin kemajuan demi
keberlanjutan koperasi kredit kami. Tantangan
yang kami hadapi adalah usaha macet atau pendapatan usaha kurang akan
berpengaruh pada pencicilan pinjaman. Jalan
keluar yang kami tempuh adalah terus
memberikan motivasi, pendampingan dan pendidikan, meningkatkan kompetensi usaha
anggota.
P : (Kita beralih ke partisipasi anggota).
Menurut Bapak, apa itu partisipasi? Seberapa pentingkah partisipasi anggota
dalam koperasi kredit Bapak?
WH :
Partisipasi menurut saya adalah keterlibatan aktif anggota dalam memenuhi hak
dan kewajiban di dalam koperasi kredit ini. Penting sekali. Anggota juga
sebagai pemilik koperasi sehingga sudah pantas ia berpartisipasi. Tanpa
partisipasi anggota yang juga sebagai pemilik, koperasi kredit hancur.
P :
Saluran-saluran manakah yang anggota dapat berpartisipasi secara penuh di dalam
koperasi kredit Bapak?
WH :
Memberikan masukan, saran, usul pada saat pra-RAT, RAT, pendidikan dan
pertemuan kelompok serta aktif menyetor simpanan, tabungan, meminjam dan
mengembalikan pinjaman; mendapatkan perlindungan, dana duka, dana sehat dan kegaitan-kegiatan
promosi Koperasi Kredit Sangosay misalnya cerdas cermat, lomba asah terampil
dan gerak jalan sehat.
P :
Apa dampak partisipasi anggota pada koperasi kredit Bapak?
WH :
Kesadaran anggota berkoperasi kredit meningkat; peningkatan simpanan, tabungan,
tingkat kehadiran anggota dalam kegiatan-kegiatan Koperasi Kredit Sangosay.
P :
Bagaimana Bapak mengembangkan tingkat partisipasi anggota? Apa alat ukurnya?
WH :
Motivasi, sosialisasi dan pendidikan; memberikan saran, masukan dan kritikan.
Alat ukurnya, kedaran anggota berkoperasi kredit meningkat; berbagai produk
simpanan makin meningkat serta kredit macet rendah.
P :
Apa tantangan partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak? Apa solusi yang
ditawarkan?
WH :
Anggota mau berpartisipasi dalam memanfaatkan pinjaman pada Koperasi Kredit
Sangosay namun tidak memenuhi persayaratan simpanan. Solusinya, ada tambahan
jaminan lainnya.
P :
Pertanyaan konfirmatif. Mengapa koperasi kredit Bapak membutuhkan partisipasi
anggota? Apa dampaknya apabila anggota tidak berpartisipasi secara aktif?
WH :
Partisipasi anggota merupakan inti anggota sebagai pemilik Koperasi Kredit
Sangosay. Sudah seharusnya anggota mesti menjaga keamanan, kemajuan dan
keberlanjutan koperasi kreditnya melalui tingkat partisipasinya yang aktif.
Dampaknya jelas bahwa tanpa partisipasi aktif anggota, seluruh pengelolaan
Koperasi Kredit Sangosay tidak dapat berjalan sebagaimana biasanya dan
lama-lama akan mati.
P :
Bagaimana bentuk-bentuk pelayanan Bapak sehingga meningkatkan partisipasi
anggota?
WH :
Pelayanan dengan hati (anggota sebagai sentra pelayanan); pelayanan tulus tanpa
pamrih; koperasi kredit menjadi milik anggota sehingga anggota wajib memenuhi
berbagai hak dan kewajiban pada anggota; memberikan pelatihan, pendidikan dan
motivasi serta pendampingan yang intensif agar anggota makin aktif
berpartisipasi dalam keseluruhan pengelolaan koperasi kredit.
P :
Apa hadiahnya apabila anggota berpartisipsi secara aktif pada koperasi kredit
Bapak?
WH :
Hadiahnya melalui penerimaan SHU, memberikan kesempatan kepada anggota atau
kelompok memberikan kesaksian serta Cabang Berprestasi. Kami belum dapat tahun
ini, mudah-mudahan ke depannya, cabang kami bisa mendapatkannya.
P :
Bagaimana Bapak menanamkan jati diri koperasi kepada anggota sehingga
meningkatkan partisipasi anggota di dalam koperasi kredit Bapak?
W H :
Melalu pendidikan dengan materi jati diri, badan hukum koperasi, jati diri
menjadi landasan pengelolaan koperasi kredit, profesionalisme pelayanan
berbasiskan jati diri koperasi, pengelolaan sikopdit on-line, akhir tahun
anggota mendapatkan SHU, anggota mencari anggota lain. Berbagai kegiatan
dimaksud akan meningkatkan partisipasi anggota berdasarkan jati diri koperasi.
P :
Bagaimana hubungan Bapak dengan anggota? Media-media apa saja yang dibangun
sehingga membangun relasi harmonis dengan anggota? Apakah ada hubungan relasi
harmonis dengan partisipasi anggota? Apakah ada devisi khusus menangani
pengaduan anggota?
HW :
Lembaga atau perorangan membuka komunikasi melalui media massa, kunjungan ke
kelompok, kontak melalui telepon (handphone). Relasi harmonis dengan anggota
meningkatkan partisipasi anggota. Devisi pengaduan selama ini anggota datang
langsung ke kantor dan menyampaikan dari hati ke hati. Anggota sangat pro-aktif
terhadap koperasi kredit sehingga terjadilah relasi yang harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar