Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Catatan:
Penulis telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada, NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus tepat waktu penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18 narasumber secara berseri dan berurutan:
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
1
|
Hari/Tanggal
|
Rabu, 17 Februari 2016
|
Nama Informan
|
Yohanes Ngilo Rato
|
Waktu
|
10.00 – 12.00 Wita
|
Jabatan
|
Sekretaris 1 Pengurus
|
Tempat
|
Kantor Kopdit Sangosay
|
Topik
|
1. Jati Diri
Koperasi
2. Partisipasi
Anggota
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Yohanes Ngilo Rato (YNR) sebagai
berikut:
P :
Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami jati diri koperasi dan
partisipasi anggota Koperasi Kredit Bapak. Sejak kapan mengenal koperasi dan
Koperasi Kredit Sangosay? Siapa yang memperkenalkan kepada Bapak?
YNR : Terima
kasih pak Kosmas. Saya mengenal kata koperasi sejak SMP kelas 2. Saya kenal itu
dari para guru yang memberikan materi tentang koperasi. Sementara Koperasi
Kredit Sangosay, saya kenal dan tahu sejak 1995. Saya kenal dari para guru SMA
Regina Pacis, asuhan Yayasan Persekolahan Katolik Ngada (Yasukda). Sejak saat
itu saya langsung menjadi anggota dan terlibat dalam pengelolaan Koperasi
Kredit Sangosay sebagai pengurus. Saat ini saya menjabat sebagai Sekretaris 1.
P : Bagaimana
cara mereka memperkenalkan koperasi kepada Bapak ?
YNR : Kalau
koperasi pada umumnya tentu melalui materi-materi koperasi yang diberikan para
guru sementara Koperasi Kredit Sangosay, awalnya secara informal ngobrol dengan
teman-teman guru salam suasana santai. Oleh karena saya merasa tertarik, kami
dilibatkan dalam pendidikan dasar koperasi kredit dan pendidikan lanjutan.
P : Kalau
begitu menurut Bapak, apa itu koperasi?
YNR : Untuk
secara teoretis lengkapnya saya agak lupa. Namun yang saya tahu berdasarkan
pengalaman praktis saya selama ini. Saya melihat koperasi itu sebagai usaha
untuk membantu anggota hidup lebih baik. Ia, suatu usaha bersama untuk
kepentingan bersama. Dapat saya katakana bahwa koperasi itu adalah kumpulan
orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan atau kepentingan
bersama.
P : Bagaimana
Bapak sebagai pengurus menerangkan definisi kepada anggota? Bagaimana tanggapan
anggota?
YNR : Kami
menjelaskan definisi koperasi kepada anggota melalui berbagai cara. Biasanya
yang lebih sering kami jelaskan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Khusus pendidikan dasar anggota koperasi kredit, ada materi yang membahas
tentang jati diri koperasi yakni defenisi, prinsip dan nilai-nilai. Selain itu,
kami juga menerangkan melalui sambutan-sambutan RAT (Rapat Anggota Tahunan)
serta pembicaraan awal waktu masyarakat mau menjadi anggota. Tanggapan anggota,
secara umum baik. Mereka menerima sebagai bekal untuk menjadi anggota Koperasi
Kredit Sangosay yang baik juga.
P : Sejauh
mana pelaksanaan definisi koperasi dalam keseluruhan lembaga koperasi kredit
Bapak?
YNR : Koperasi
kredit mengaktualisasikan definisi koperasi dalam seluruh kiprah pengelolaannya
meski belum 100%. Mencapai 100% tidaklah mudah dan butuh perjuangan yang
panjang dan mungkin melelahkan. Hal ini terjadi karena semua anggota dan
fungsionaris belum memahami dengan benar defenisi koperasi. Apabila sudah
memahami pun belum tentu dapat dihayati dan dilaksanakan. Apalagi ada sebagian
anggota menjadi anggota koperasi kredit bersifat spekulan untuk mendapatkan
pinjaman uang dengan mudah. Walaupun demikian kami terus lakukan desiminasi
informasi dan mengoptimalkan staf operasional agar pelayanan itu mencerminkan
pemahaman dan penghayatan terhadap defenisi koperasi: usaha bersama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam pelayanan tidak membedakan anggota yang satu
dengan yang lain apalagi terhadap pengurus, pengawas dan para manajer cabang
dan general manajer. Sebagai pengurus juga kami secara tim menjaga koperasi
sebagai lembaga yang bisa diandalkan oleh anggota sebagai tempat menyimpan,
meminjam dan mengangsur kembali pinjaman demi meningkatkan pendapatan ekonomi
rumah tangga anggota. Membiasakan hidup hemat melalui menyimpan secara teratur
ke Koperasi Kredit Sangosay merupakan aktualisasi defenisi koperasi.
P : Apa saja tantangan penerapannya? Apa jalan
keluar yang Bapak usahakan sebagai pengurus?.
YNR : Tantangan yang kami hadapi adalah tidak
semua anggota termasuk pengurus memahami dengan baik defenisi koperasi apalagi
dalam menghayatinya. Ada sebagian anggota juga menjadi anggota hanya untuk
pinjam padahal koperasi adalah lembaga menyimpan baru pinjam. Usaha yang kami lakukan adalah
desiminasi informasi terus-menerus kepada anggota dan paling utama adalah
keteladanan pengurus dalam memenuhi berbagai kewajiban terhadap koperasi
kredit.
P : (Terima kasih Bapak, mari kita melangkah pada
nilai).
Menurut
Bapak, apa itu nilai?
YNR : Nilai
itu sesuatu yang penting, berharga yang menjadi roh bagi pelaksanaan
pengembangan koperasi termasuk koperasi kredit.
P :
Sebutkan nilai-nilai koperasi yang Bapak ketahui?
YNR :
Kejujuran, kepercayaan, setiakawan, tanggungjawab sosial.
P :
Apakah ada manfaat nilai-nilai koperasi bagi koperasi kredit Bapak?
YNR : Saya
sebagai pribadi maupun sebagai pengurus (Sekretaris 1) melihatnya sangat
bermanfaat. Saya mau katakana secara singkat bahwa tanpa pemahaman dan
penghayatan terhadap nilai-nilai koperasi, koperasi kredit kami akan bubar.
Bagaimana koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang tanpa ada penghayatan
nilai kejujuran, kepercayaan, solidaritas, kemandirian dan tanggungjawab
sosial. Kami sungguh merasakan bahwa anggota dan fungsionaris melaksanakan
nilai-nilai itu sehingga koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang maju
sampai saat ini. Hali ini bisa dilihat secara angka-angka statistik.
P :
Bagaimanakah Bapak menerangkan nilai-nilai koperasi kepada anggota? Apa
kendalanya? Bagaimana solusinya?
YNR : Kami
menjelaskan nilai-nilai kepada anggota melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Bahkan dalam pendidikan dasar bagi anggota baru ada materi khusus yang membahas
secara mendalam baik dari sisi terori maupun praktik menyangkut jati diri
koperasi. Saat itu, anggota dan fasilitator melihat apa yang menjadi
nilai-nilai penting sebagai roh penggerak sebuah koperasi kredit bisa maju.
Kami juga melakukannya melalui renstra yang juga melibatkan para pengurus
kelompok (penghubung) dan wakil anggota. Di situ, kita sekali lagi mendalami
defenisi, prinsip dan nilai koperasi. Selain pendidikan dan pelatihan, kami
juga lakukan dalam forum-forum pertemuan serta Rapat Anggota baik per wilayah
maupun secara terpusat di kantor pusat. Tantangan:
masih ada sebagian anggota yang macet dalam mengembalikan pinjaman meski prosentasinya
sangat kecil. Juga metode pendidikan perlu ditingkatkan agar tidak hanya
sebagai rutinitas persyaratan untuk menjadi anggota. Kredibilitas dan
kompetensi pendamping atau pun fasilitator perlu ditingkatkan sebagai
kredibilitas dan kompetensi menjadi pembuluh
darah kepercayaan. Solusi: Lebih
sering melakukan pendidikan, pelatihan dan motivasi dengan lebih meningkatkan
partisipasi anggota; melakukan seminar atau forum sharing pengalaman; melakukan
kunjungan anggota yang lebih intensif meski harus menghitung biaya yang
dikeluarkan harus seimbang dengan hasil yang diraihnya.
P :
(Terima kasih Bapak, kita beralih
pada prinsip koperasi). Apa pendapat Bapak tetang prinsip koperasi?
YNR : Prinsip menurut saya itu sebuah pedoman atau
panduan yang harus ditaati seluruh komponen koperasi kredit kami. Baik sebagai
pengurus, pengawas, penasihat, manajemen maupun anggota. Prinsip koperasi itu
ada 7 (tujuh). Hanya saya sudah tidak ingat persis. Prinsip itu seperti anggota
bersifat terbuka dan sukarela, otonomi dan kebebasan, pendidikan dan pelatihan
serta partisipasi anggota. Intinya melalui prinsip itu, ada usaha bersama; dari
oleh dan untuk kepentingan bersama terutama anggota.
P : Seberapa pentingkah prinsip-prinsip koperasi
dalam meningkatkan pengelolaan koperasi kredit Bapak?
YNR : Bagi
saya pribadi, prinsip-prinsip itu sangat penting. Tanpa prinsip atau keluar
dari prinsip, itu namanya bukan koperasi. Dengan melaksanakan prinsip, koperasi
kredit kami akan lebih mudah mengelolanya sesuai rambu-rambu sehingga akan
lebih berkembang maju, anggota bertambah, modal bertambah, pendapatan bertambah
dan juga aset atau kekayaan bertambah.
P : Prinsip-prinisip
manakah yang Bapak ingat dalam pelaksanaannya?
YNR : Bukan
saya ingat tetapi yang sering kami laksanakan. Yaitu prinsip terbuka dalam
menerima anggota baru namun tetap selektif dan kami melihat anggota yang
potensial serta berkualitas secara ekonomi dan integritas. Yang sangat
transparan kami laksanakan adalah unsur demokratisasi koperasi diwujudkan dalam
Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan prinsip satu orang, satu suara tanpa melihat
besar-kecilnya simpanan atau tabungan anggota atau lama-barunya mereka menjadi
anggota koperasi kredit.
P :
Apa tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan prinsip-prinsip dimaksud?
YNR :
Tantangan yang kami hadapi semacam ada “persaingan” meski ada prinsip kerjasama
antar koperasi. Persaingan itu muncul dalam melakukan perekrutan anggota baru.
Kadang ada persaingan kurang sehat sehingga menciptakan pncitraan yang kurang
sehat pula. “Tidak jarang, ada saling menjelekkan antar koperasi kredit”.
Termasuk juga pemberlakukan suku bunga. Ada koperasi kredit yang menawarkan
suku bunga yang sangat murah sehingga mengganggu segmen para koperasi kredit
kami. Selain itu, secara internal ada kredit macet. Prosentasinya kecil. Untuk
tahun 2015, prosentasinya hanya 0,91% namun anggka absolutnya cukup besar.
P :
Bagaimanakah jalan keluar yang Bapak tempuh agar prinsip-prinsip koperasi dapat
diterapkan secara konsisten dan komitmen?
YNR : Kami
harus kembali pada filosofi dasar koperasi. Koperasi itu berbasiskan prinsip
bahwa koperasi adalah kumpulan anggota maka perlu reorientasi pelayanan yang
ramah dan menghargai anggota. Tanpa anggota, koperasi kredit tidak ada, Oleh
karena itu, pelayanan yang berkualitas kepada anggota menjadi prioritas
pertama. Anggota juga melaksanakan kewajiban mereka seperti begitu antuasias
menghadiri RAT (meski sistem perwakilan), banyak memberikan kritik dan saran
waktu RAT bahkan mereka tak mau dibatasi waktu pembicaraan. Untuk persaingan
tidak sehat dengan koperasi lain, memang ini perlu kerjasama saling
menguntungkan dan asas kekeluargaan. Semua koperasi hendaknya patuh pada jati
diri yaitu defenisi, prinsip dan nilai. Untuk memediasi persaingan antar
koperasi perlu peran lebih dari koperasi tingkat lebih tinggi misalnya sekunder
daerah (PUSKOPDIT) maupun sekunder nasional (INKOPDIT).
P : (Setelah kita berbincang-bincang cukup mendalam
tentang jati diri koperasi: definisi, nilai dan prinsip; saat ini kita berdiskusi
tentang partisipasi anggota koperasi kredit Bapak). Menurut Bapak, apa itu
partisipasi anggota dalam koperasi kredit?
YNR : Saya
paham partisipasi itu adalah keterlibatan aktif anggota dalam koperasi kredit.
Aktif menyimpan, aktif meminjam dan aktif
juga mengangsur kembali. Juga aktif memenuhi berbagai kewajiban pada
koperasi kredit sebelum menikmati hak-haknya sebagai anggota. Yang paling
penting adalah anggota mesti aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan koperasi
baik dasar maupun lanjutan (spesialisasi).
P :
Seberapa pentingkah partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak?
YNR : Wah, itu sangat penting. Karena koperasi ada dari,
oleh dan untuk anggota. Anggota tidak ada, koperasi akan susah. Contohnya RAT.
Anggota tidak menghadiri RAT merupakan awal bencana.
P :
Saluran-saluran manakah yang anggota dapat berpartisipasi secara penuh di dalam
koperasi kredit Bapak?
YNR : Anggota
mendapatkan pelayanan yang baik; anggota memberikan masukan, saran dan pendapat
pada waktu pertemuan terutama RAT. Kami juga membuat survey keluhan anggota
(anggota dibagi kertas lalu meminta anggota menulis secara bebas 3 hal tidak
nyaman dengan Koperasi Kredit Sangosay). Hasilnya, kami rekap dan seleksi untuk
dijadikan janji pelayanan pengurus terutama manajemen yang diucapkan dihadapan
anggota pada waktu Rapat Anggota Tahunan. Ini kami mulai sejak tahun buku 2015.
Anggota yang berpartisipasi cukup tinggi hampir mendekati 800 anggota yang
mengisi dan mengembalikan kuisioner.
P :
Apa dampak partisipasi anggota pada koperasi kredit Bapak?
YNR : Ada
dua dampak yang dapat diukur. Ada secara kuantitas dan secara kualitas.
Biasanya yang gampang dilihat adalah kuantitasnya. Ada pertumbuhan jumlah
anggota yang terus meningkat setiap rahun; perumbuhan jumlah simpanan, jumlah
tabungan, jumlah perputaran modal pinjaman anggota, pendapatan maupun aset;
keitikutsertaan anggota menghadiri pendidikan serta Rapat Anggota Tahunan.
Secara kualitas, kita melihat tingkat kesadaran mengembalikan yang meningkat
sehingga kredit macet terus menurun maupun tingkat anggota mengundurkan diri
juga kecil. Kesadaran anggota untuk mulai menata anggaran belanja keluarga,
mengembangkan usaha-usaha produktif serta meningkatnya budaya hidup hemat untuk
meningkatkan jumlah simpanan maupun tabungan.
P :
Bagaimana Bapak mengembangkan tingkat partisipasi anggota? Apa alat ukurnya?
YNR : Kami
biasanya kembangkan melalui pendidikan,pelatihan, motivasi; mengoptimalkan
peran penghubung atau pun ketua kelompok. Alat ukurnya tingkat kehadiran
anggota pada kegiatan-kegiaan di kelompok cukup baik serta berbagai pemenuhan
kewajiban mereka sebagai anggota.
P :
Apa tantangan partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak? Apa solusi yang
ditawarkan?
YNR : Gencarnya
godaan koperasi kredit lain yang mempromosikan pinjaman tanpa jaminan serta
tingkat persaingan lembaga keuangan makin ketat. Lembaga pemerintah
mengeluarkan program pemberdayaan masyarakat dengan tingkat suku bunga yang
rendah. Semuanya itu bisa mengurangkan tingkat partisipasi anggota kepada
koperasi kredit kami. Namun, kami melihat tantangan itu sebagai peluang untuk
meningkatkan pelayanan dan strategi pengembangan koperasi kredit ini. Kami
kembangkan melalui hubungan yang lebih harmonis dengan angggota, mendekatkan
pelayanan koperasi kredit dengan membuka cabang-cabang pelayanan serta terus
melakukan pendidikan, pelatihan dan motivasi. Salah satu solusi juga adalah
tetap setia pada jati diri koperasi.
P :
Pertanyaan konfirmatif. Mengapa koperasi kredit Bapak membutuhkan partisipasi
anggota? Apa dampaknya apabila anggota tidak berpartisipasi secara aktif?
YNR : Koperasi
adalah kumpulan orang, kumpulan anggota. Apabila anggota tidak berpartisipasi
berarti koperasi kredit tidak bisa berjalan. Tanpa partisipasi berarti anggota
tidak merasa memiliki, tidak memiliki kepedulian padahal anggota dalam koperasi
kredit adalah pengguna sekaligus pemilik. Bagaimana mungkin sebagai pemilik
anggota tidak mau berpartisipasi mengembangkan koperasi kredit. Dengan
demikian, koperasi kredit tidak akan pernah berkembang maju dan tentu tidak
berkelanjutan. Jelas dampaknya, anggota tidak berpartisipasi koperasi kredit
bubar.
P : Bagaimana
bentuk-bentuk pelayanan Bapak sehingga meningkatkan partisipasi anggota?
YNR :
Meningkatkan frekuensi rapat-rapat atau pertemuan dengan anggota, pendidikan
dan pelatihan yang semakin sering selain pra-RAT dan RAT serta menghantar
santuan pada keluarga anggota meninggal sambil memberikan peneguhan dan
motivasi untuk lebih meningkatkan partisipasi bagi anggota lama serta mengajak
masyarakat yang belum menjadi anggota agar bisa bergabung bersama.
P : Apa
hadiahnya apabila anggota berpartisipsi secara aktif pada koperasi kredit
Bapak?
YNR : Sejauh
ini belum. Ke depannya, ada pemikiran agar anggota yang berpartisipasi aktif
dan sukses dalam kehidupannya diberikan kesempatan 15 menit untuk sharingkan
pengalamannya di hadapan anggota lain pada waktu pertemuan atau pun RAT sehingga
bisa menginspirasi anggota lainnya. Tahun 2016, mulai ada kegiatan pemberian
penghargaan pada cabang yang berprestasi dengan kriteria: prosentasi kredit
macet, pertumbuhan anggota dan pertumbuhan aset. Kriteria ini terpenuhi berarti
tingkat partisipasi anggota meningkat yang diprioritaskan pada cabang-cabang.
Apabila partisipasi anggota pada cabang-cabang cenderung positif akan
berpengaruh pada Koperasi Kredit Sangosay secara keseluruhan. Partisipasi
anggota baik maka SHU (Sisa Hasil Usaha) yang didapatkan juga pasti lebih
besar.
P :
Bagaimana Bapak menanamkan jati diri koperasi kepada anggota sehingga
meningkatkan partisipasi anggota di dalam koperasi kredit Bapak?
YNR : Saya
pikir yang pertama melalui pendidikan, pelatihan dan motivasi terutama
pendidikan dasar anggota temrasuk ada sharing bersama di sana; forum-forum
pra-RAT, RAT serta anggota merasa bergabung pada lembaga yang tepat dan merasa
nyaman di koperasi kredit ini merupakan aktualisasi jati diri. Penahaman dan
penghayatan pada jati diri membuat anggota tinggi berpartisipasi. Makin tinggi
dan kuatnya partisipasi, koperasi kredit ini gampang berkembang maju dan
berkelanjutan serta anggota mengalami peningkatan kualitas kehidupan yang dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menjadi anggota koperasi
kredit.
P :
Bagaimana hubungan Bapak dengan anggota? Meda-media apa saja yang dibangun
sehingga membangun relasi harmonis dengan anggota? Apakah ada hubungan relasi
harmonis dengan partisipasi anggota?
YNR :
Anggota sekarang berjumlah 31, 500 orang yang tersebar di 7 cabang pada 5
kabupaten. Kami senantiasa menjalin hubungan dengan anggota secara informal dan
fomal. Formalnya melalui pra-RAT, RAT, pendidikan dan pelatihan serta
pettemuan-pertemuan motivasi. Informalnya melalui pembicaraan santai ada
kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan adat-istiadat. Rasa kekeluargaan dengan
anggota terus dibangun dengan media-media seperti Flores Pos, Cermat, Media
Flores, Pos Kupang serta RRI. Media-media ini senantiasa dilibatkan dalam
kegiatan-kegaitan koperasi kredit dan bahkan ada siaran langsung acara asah
terampil koperasi kredit tingkat SMP, SMA serta olimpiade khusus anak-anak SD
Kecamatan Bajawa. Kegiatan-kegaitan ini selain mendekatkan dengan anggota
tetapi juga menjaring calong anggota dari unsure anak-anak dan kaum muda. Juga
pada waktu RAT, acara seremonial dipersingkat dan disederhanakan sehingga
memberikan kesempatan kepada anggota lebih banyak berbicara.
P :
Menurut Bapak, partisipasi anggota yang lebih nyata dan banyak pada bidang apa?
YNR :
Pertama, memberikan pendapat, saran dan kritikan pada waktu pra-RAT dan RAT.
Kedua, memenuhi kewajiban menyimpan, meminjam dan mengangsur kembali serta
menikmati pelayanan koperasi kredit. Ketiga, berpartisipasi dalam pendidikan,
pertemuan dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan oleh koperasi kredit. Keempat, ada
juga anggota keluar tetapi proseentasi sangat kecil.
P :
Apakah ada devisi khusus menangani pengaduan anggota? Adalah media lainnya?
YNR : Devisi
khusus belum ada namun kami melakukan survey kepuasan anggota. Survey ini
menjadi media paling ampuh untuk mengenal pengaduan ketidakpusan anggota untuk
dicari jalan keluarnya yang tepat dan efektif. Ke depannya, kami sudah
memikirkan untuk mengadakan kotak saran sebab kotak saran menjadi media bagi
anggota menyampaikan hal-hal yang tidak terpantau pengurus maupun manajemen
dapat diperoleh melalui kotak saran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar