Kamis, 05 Januari 2017

Transkrip Wawancara 1 untuk Tesis

Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Catatan:
Penulis telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada, NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus  tepat waktu penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18 narasumber secara berseri dan berurutan:




TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
1
Hari/Tanggal
Rabu, 17 Februari 2016
Nama Informan
Yohanes Ngilo Rato
Waktu
10.00 – 12.00 Wita
Jabatan
Sekretaris 1 Pengurus
Tempat
Kantor Kopdit Sangosay
Topik
1.      Jati Diri Koperasi
2.      Partisipasi Anggota


Hasil wawancara antara peneliti (P) dengan Bapak Yohanes Ngilo Rato (YNR) sebagai berikut:
P            : Terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk mendalami jati diri koperasi dan partisipasi anggota Koperasi Kredit Bapak. Sejak kapan mengenal koperasi dan Koperasi Kredit Sangosay? Siapa yang memperkenalkan kepada Bapak?
YNR      : Terima kasih pak Kosmas. Saya mengenal kata koperasi sejak SMP kelas 2. Saya kenal itu dari para guru yang memberikan materi tentang koperasi. Sementara Koperasi Kredit Sangosay, saya kenal dan tahu sejak 1995. Saya kenal dari para guru SMA Regina Pacis, asuhan Yayasan Persekolahan Katolik Ngada (Yasukda). Sejak saat itu saya langsung menjadi anggota dan terlibat dalam pengelolaan Koperasi Kredit Sangosay sebagai pengurus. Saat ini saya menjabat sebagai Sekretaris 1.
P            : Bagaimana cara mereka memperkenalkan koperasi kepada Bapak ?
YNR      : Kalau koperasi pada umumnya tentu melalui materi-materi koperasi yang diberikan para guru sementara Koperasi Kredit Sangosay, awalnya secara informal ngobrol dengan teman-teman guru salam suasana santai. Oleh karena saya merasa tertarik, kami dilibatkan dalam pendidikan dasar koperasi kredit dan pendidikan lanjutan.
P            : Kalau begitu menurut Bapak, apa itu koperasi?
YNR      : Untuk secara teoretis lengkapnya saya agak lupa. Namun yang saya tahu berdasarkan pengalaman praktis saya selama ini. Saya melihat koperasi itu sebagai usaha untuk membantu anggota hidup lebih baik. Ia, suatu usaha bersama untuk kepentingan bersama. Dapat saya katakana bahwa koperasi itu adalah kumpulan orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan atau kepentingan bersama.
P            : Bagaimana Bapak sebagai pengurus menerangkan definisi kepada anggota? Bagaimana tanggapan anggota?
YNR      : Kami menjelaskan definisi koperasi kepada anggota melalui berbagai cara. Biasanya yang lebih sering kami jelaskan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Khusus pendidikan dasar anggota koperasi kredit, ada materi yang membahas tentang jati diri koperasi yakni defenisi, prinsip dan nilai-nilai. Selain itu, kami juga menerangkan melalui sambutan-sambutan RAT (Rapat Anggota Tahunan) serta pembicaraan awal waktu masyarakat mau menjadi anggota. Tanggapan anggota, secara umum baik. Mereka menerima sebagai bekal untuk menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay yang baik juga.
P            : Sejauh mana pelaksanaan definisi koperasi dalam keseluruhan lembaga koperasi kredit Bapak?
YNR      : Koperasi kredit mengaktualisasikan definisi koperasi dalam seluruh kiprah pengelolaannya meski belum 100%. Mencapai 100% tidaklah mudah dan butuh perjuangan yang panjang dan mungkin melelahkan. Hal ini terjadi karena semua anggota dan fungsionaris belum memahami dengan benar defenisi koperasi. Apabila sudah memahami pun belum tentu dapat dihayati dan dilaksanakan. Apalagi ada sebagian anggota menjadi anggota koperasi kredit bersifat spekulan untuk mendapatkan pinjaman uang dengan mudah. Walaupun demikian kami terus lakukan desiminasi informasi dan mengoptimalkan staf operasional agar pelayanan itu mencerminkan pemahaman dan penghayatan terhadap defenisi koperasi: usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelayanan tidak membedakan anggota yang satu dengan yang lain apalagi terhadap pengurus, pengawas dan para manajer cabang dan general manajer. Sebagai pengurus juga kami secara tim menjaga koperasi sebagai lembaga yang bisa diandalkan oleh anggota sebagai tempat menyimpan, meminjam dan mengangsur kembali pinjaman demi meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga anggota. Membiasakan hidup hemat melalui menyimpan secara teratur ke Koperasi Kredit Sangosay merupakan aktualisasi defenisi koperasi.
P            :  Apa saja tantangan penerapannya? Apa jalan keluar yang Bapak usahakan sebagai pengurus?.
YNR      : Tantangan yang kami hadapi adalah tidak semua anggota termasuk pengurus memahami dengan baik defenisi koperasi apalagi dalam menghayatinya. Ada sebagian anggota juga menjadi anggota hanya untuk pinjam padahal koperasi adalah lembaga menyimpan baru pinjam. Usaha yang kami lakukan adalah desiminasi informasi terus-menerus kepada anggota dan paling utama adalah keteladanan pengurus dalam memenuhi berbagai kewajiban terhadap koperasi kredit.
P            : (Terima kasih Bapak, mari kita melangkah pada  nilai).
   Menurut Bapak, apa itu nilai?
YNR      : Nilai itu sesuatu yang penting, berharga yang menjadi roh bagi pelaksanaan pengembangan koperasi termasuk koperasi kredit.
P            : Sebutkan nilai-nilai koperasi yang Bapak ketahui?
YNR      : Kejujuran, kepercayaan, setiakawan, tanggungjawab sosial.
P            : Apakah ada manfaat nilai-nilai koperasi bagi koperasi kredit Bapak?
YNR      : Saya sebagai pribadi maupun sebagai pengurus (Sekretaris 1) melihatnya sangat bermanfaat. Saya mau katakana secara singkat bahwa tanpa pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai koperasi, koperasi kredit kami akan bubar. Bagaimana koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang tanpa ada penghayatan nilai kejujuran, kepercayaan, solidaritas, kemandirian dan tanggungjawab sosial. Kami sungguh merasakan bahwa anggota dan fungsionaris melaksanakan nilai-nilai itu sehingga koperasi kredit bisa bertahan dan berkembang maju sampai saat ini. Hali ini bisa dilihat secara angka-angka statistik.
P            : Bagaimanakah Bapak menerangkan nilai-nilai koperasi kepada anggota? Apa kendalanya? Bagaimana solusinya?
YNR      : Kami menjelaskan nilai-nilai kepada anggota melalui proses pendidikan dan pelatihan. Bahkan dalam pendidikan dasar bagi anggota baru ada materi khusus yang membahas secara mendalam baik dari sisi terori maupun praktik menyangkut jati diri koperasi. Saat itu, anggota dan fasilitator melihat apa yang menjadi nilai-nilai penting sebagai roh penggerak sebuah koperasi kredit bisa maju. Kami juga melakukannya melalui renstra yang juga melibatkan para pengurus kelompok (penghubung) dan wakil anggota. Di situ, kita sekali lagi mendalami defenisi, prinsip dan nilai koperasi. Selain pendidikan dan pelatihan, kami juga lakukan dalam forum-forum pertemuan serta Rapat Anggota baik per wilayah maupun secara terpusat di kantor pusat. Tantangan: masih ada sebagian anggota yang macet dalam mengembalikan pinjaman meski prosentasinya sangat kecil. Juga metode pendidikan perlu ditingkatkan agar tidak hanya sebagai rutinitas persyaratan untuk menjadi anggota. Kredibilitas dan kompetensi pendamping atau pun fasilitator perlu ditingkatkan sebagai kredibilitas dan kompetensi menjadi pembuluh darah kepercayaan. Solusi: Lebih sering melakukan pendidikan, pelatihan dan motivasi dengan lebih meningkatkan partisipasi anggota; melakukan seminar atau forum sharing pengalaman; melakukan kunjungan anggota yang lebih intensif meski harus menghitung biaya yang dikeluarkan harus seimbang dengan hasil yang diraihnya.
 P           :  (Terima kasih Bapak, kita beralih pada prinsip koperasi). Apa pendapat Bapak tetang prinsip koperasi?
YNR      :  Prinsip menurut saya itu sebuah pedoman atau panduan yang harus ditaati seluruh komponen koperasi kredit kami. Baik sebagai pengurus, pengawas, penasihat, manajemen maupun anggota. Prinsip koperasi itu ada 7 (tujuh). Hanya saya sudah tidak ingat persis. Prinsip itu seperti anggota bersifat terbuka dan sukarela, otonomi dan kebebasan, pendidikan dan pelatihan serta partisipasi anggota. Intinya melalui prinsip itu, ada usaha bersama; dari oleh dan untuk kepentingan bersama terutama anggota.
P            :  Seberapa pentingkah prinsip-prinsip koperasi dalam meningkatkan pengelolaan koperasi kredit Bapak?
YNR      : Bagi saya pribadi, prinsip-prinsip itu sangat penting. Tanpa prinsip atau keluar dari prinsip, itu namanya bukan koperasi. Dengan melaksanakan prinsip, koperasi kredit kami akan lebih mudah mengelolanya sesuai rambu-rambu sehingga akan lebih berkembang maju, anggota bertambah, modal bertambah, pendapatan bertambah dan juga aset atau kekayaan bertambah.
P            : Prinsip-prinisip manakah yang Bapak ingat dalam pelaksanaannya?
YNR      : Bukan saya ingat tetapi yang sering kami laksanakan. Yaitu prinsip terbuka dalam menerima anggota baru namun tetap selektif dan kami melihat anggota yang potensial serta berkualitas secara ekonomi dan integritas. Yang sangat transparan kami laksanakan adalah unsur demokratisasi koperasi diwujudkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan prinsip satu orang, satu suara tanpa melihat besar-kecilnya simpanan atau tabungan anggota atau lama-barunya mereka menjadi anggota koperasi kredit.
P            : Apa tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan prinsip-prinsip dimaksud?
YNR      : Tantangan yang kami hadapi semacam ada “persaingan” meski ada prinsip kerjasama antar koperasi. Persaingan itu muncul dalam melakukan perekrutan anggota baru. Kadang ada persaingan kurang sehat sehingga menciptakan pncitraan yang kurang sehat pula. “Tidak jarang, ada saling menjelekkan antar koperasi kredit”. Termasuk juga pemberlakukan suku bunga. Ada koperasi kredit yang menawarkan suku bunga yang sangat murah sehingga mengganggu segmen para koperasi kredit kami. Selain itu, secara internal ada kredit macet. Prosentasinya kecil. Untuk tahun 2015, prosentasinya hanya 0,91% namun anggka absolutnya cukup besar.
P            : Bagaimanakah jalan keluar yang Bapak tempuh agar prinsip-prinsip koperasi dapat diterapkan secara konsisten dan komitmen?
YNR      : Kami harus kembali pada filosofi dasar koperasi. Koperasi itu berbasiskan prinsip bahwa koperasi adalah kumpulan anggota maka perlu reorientasi pelayanan yang ramah dan menghargai anggota. Tanpa anggota, koperasi kredit tidak ada, Oleh karena itu, pelayanan yang berkualitas kepada anggota menjadi prioritas pertama. Anggota juga melaksanakan kewajiban mereka seperti begitu antuasias menghadiri RAT (meski sistem perwakilan), banyak memberikan kritik dan saran waktu RAT bahkan mereka tak mau dibatasi waktu pembicaraan. Untuk persaingan tidak sehat dengan koperasi lain, memang ini perlu kerjasama saling menguntungkan dan asas kekeluargaan. Semua koperasi hendaknya patuh pada jati diri yaitu defenisi, prinsip dan nilai. Untuk memediasi persaingan antar koperasi perlu peran lebih dari koperasi tingkat lebih tinggi misalnya sekunder daerah (PUSKOPDIT) maupun sekunder nasional (INKOPDIT).
P            : (Setelah kita berbincang-bincang cukup mendalam tentang jati diri koperasi: definisi, nilai dan prinsip; saat ini kita berdiskusi tentang partisipasi anggota koperasi kredit Bapak). Menurut Bapak, apa itu partisipasi anggota dalam koperasi kredit?
YNR      : Saya paham partisipasi itu adalah keterlibatan aktif anggota dalam koperasi kredit. Aktif menyimpan, aktif meminjam dan aktif  juga mengangsur kembali. Juga aktif memenuhi berbagai kewajiban pada koperasi kredit sebelum menikmati hak-haknya sebagai anggota. Yang paling penting adalah anggota mesti aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan koperasi baik dasar maupun lanjutan (spesialisasi).
P            : Seberapa pentingkah partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak?
YNR      : Wah,  itu sangat penting. Karena koperasi ada dari, oleh dan untuk anggota. Anggota tidak ada, koperasi akan susah. Contohnya RAT. Anggota tidak menghadiri RAT merupakan awal bencana.
P            : Saluran-saluran manakah yang anggota dapat berpartisipasi secara penuh di dalam koperasi kredit Bapak?
YNR      : Anggota mendapatkan pelayanan yang baik; anggota memberikan masukan, saran dan pendapat pada waktu pertemuan terutama RAT. Kami juga membuat survey keluhan anggota (anggota dibagi kertas lalu meminta anggota menulis secara bebas 3 hal tidak nyaman dengan Koperasi Kredit Sangosay). Hasilnya, kami rekap dan seleksi untuk dijadikan janji pelayanan pengurus terutama manajemen yang diucapkan dihadapan anggota pada waktu Rapat Anggota Tahunan. Ini kami mulai sejak tahun buku 2015. Anggota yang berpartisipasi cukup tinggi hampir mendekati 800 anggota yang mengisi dan mengembalikan kuisioner.
P            : Apa dampak partisipasi anggota pada koperasi kredit Bapak?
YNR      : Ada dua dampak yang dapat diukur. Ada secara kuantitas dan secara kualitas. Biasanya yang gampang dilihat adalah kuantitasnya. Ada pertumbuhan jumlah anggota yang terus meningkat setiap rahun; perumbuhan jumlah simpanan, jumlah tabungan, jumlah perputaran modal pinjaman anggota, pendapatan maupun aset; keitikutsertaan anggota menghadiri pendidikan serta Rapat Anggota Tahunan. Secara kualitas, kita melihat tingkat kesadaran mengembalikan yang meningkat sehingga kredit macet terus menurun maupun tingkat anggota mengundurkan diri juga kecil. Kesadaran anggota untuk mulai menata anggaran belanja keluarga, mengembangkan usaha-usaha produktif serta meningkatnya budaya hidup hemat untuk meningkatkan jumlah simpanan maupun tabungan.
P            : Bagaimana Bapak mengembangkan tingkat partisipasi anggota? Apa alat ukurnya?
YNR      : Kami biasanya kembangkan melalui pendidikan,pelatihan, motivasi; mengoptimalkan peran penghubung atau pun ketua kelompok. Alat ukurnya tingkat kehadiran anggota pada kegiatan-kegiaan di kelompok cukup baik serta berbagai pemenuhan kewajiban mereka sebagai anggota.
P            : Apa tantangan partisipasi anggota dalam koperasi kredit Bapak? Apa solusi yang ditawarkan?
YNR      : Gencarnya godaan koperasi kredit lain yang mempromosikan pinjaman tanpa jaminan serta tingkat persaingan lembaga keuangan makin ketat. Lembaga pemerintah mengeluarkan program pemberdayaan masyarakat dengan tingkat suku bunga yang rendah. Semuanya itu bisa mengurangkan tingkat partisipasi anggota kepada koperasi kredit kami. Namun, kami melihat tantangan itu sebagai peluang untuk meningkatkan pelayanan dan strategi pengembangan koperasi kredit ini. Kami kembangkan melalui hubungan yang lebih harmonis dengan angggota, mendekatkan pelayanan koperasi kredit dengan membuka cabang-cabang pelayanan serta terus melakukan pendidikan, pelatihan dan motivasi. Salah satu solusi juga adalah tetap setia pada jati diri koperasi.
P            : Pertanyaan konfirmatif. Mengapa koperasi kredit Bapak membutuhkan partisipasi anggota? Apa dampaknya apabila anggota tidak berpartisipasi secara aktif?
YNR      : Koperasi adalah kumpulan orang, kumpulan anggota. Apabila anggota tidak berpartisipasi berarti koperasi kredit tidak bisa berjalan. Tanpa partisipasi berarti anggota tidak merasa memiliki, tidak memiliki kepedulian padahal anggota dalam koperasi kredit adalah pengguna sekaligus pemilik. Bagaimana mungkin sebagai pemilik anggota tidak mau berpartisipasi mengembangkan koperasi kredit. Dengan demikian, koperasi kredit tidak akan pernah berkembang maju dan tentu tidak berkelanjutan. Jelas dampaknya, anggota tidak berpartisipasi koperasi kredit bubar.
P            : Bagaimana bentuk-bentuk pelayanan Bapak sehingga meningkatkan partisipasi anggota?
YNR      : Meningkatkan frekuensi rapat-rapat atau pertemuan dengan anggota, pendidikan dan pelatihan yang semakin sering selain pra-RAT dan RAT serta menghantar santuan pada keluarga anggota meninggal sambil memberikan peneguhan dan motivasi untuk lebih meningkatkan partisipasi bagi anggota lama serta mengajak masyarakat yang belum menjadi anggota agar bisa bergabung bersama.
P            : Apa hadiahnya apabila anggota berpartisipsi secara aktif pada koperasi kredit Bapak?
YNR      : Sejauh ini belum. Ke depannya, ada pemikiran agar anggota yang berpartisipasi aktif dan sukses dalam kehidupannya diberikan kesempatan 15 menit untuk sharingkan pengalamannya di hadapan anggota lain pada waktu pertemuan atau pun RAT sehingga bisa menginspirasi anggota lainnya. Tahun 2016, mulai ada kegiatan pemberian penghargaan pada cabang yang berprestasi dengan kriteria: prosentasi kredit macet, pertumbuhan anggota dan pertumbuhan aset. Kriteria ini terpenuhi berarti tingkat partisipasi anggota meningkat yang diprioritaskan pada cabang-cabang. Apabila partisipasi anggota pada cabang-cabang cenderung positif akan berpengaruh pada Koperasi Kredit Sangosay secara keseluruhan. Partisipasi anggota baik maka SHU (Sisa Hasil Usaha) yang didapatkan juga pasti lebih besar.
P            : Bagaimana Bapak menanamkan jati diri koperasi kepada anggota sehingga meningkatkan partisipasi anggota di dalam koperasi kredit Bapak?
YNR      : Saya pikir yang pertama melalui pendidikan, pelatihan dan motivasi terutama pendidikan dasar anggota temrasuk ada sharing bersama di sana; forum-forum pra-RAT, RAT serta anggota merasa bergabung pada lembaga yang tepat dan merasa nyaman di koperasi kredit ini merupakan aktualisasi jati diri. Penahaman dan penghayatan pada jati diri membuat anggota tinggi berpartisipasi. Makin tinggi dan kuatnya partisipasi, koperasi kredit ini gampang berkembang maju dan berkelanjutan serta anggota mengalami peningkatan kualitas kehidupan yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menjadi anggota koperasi kredit.
P            : Bagaimana hubungan Bapak dengan anggota? Meda-media apa saja yang dibangun sehingga membangun relasi harmonis dengan anggota? Apakah ada hubungan relasi harmonis dengan partisipasi anggota?
YNR      : Anggota sekarang berjumlah 31, 500 orang yang tersebar di 7 cabang pada 5 kabupaten. Kami senantiasa menjalin hubungan dengan anggota secara informal dan fomal. Formalnya melalui pra-RAT, RAT, pendidikan dan pelatihan serta pettemuan-pertemuan motivasi. Informalnya melalui pembicaraan santai ada kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan adat-istiadat. Rasa kekeluargaan dengan anggota terus dibangun dengan media-media seperti Flores Pos, Cermat, Media Flores, Pos Kupang serta RRI. Media-media ini senantiasa dilibatkan dalam kegiatan-kegaitan koperasi kredit dan bahkan ada siaran langsung acara asah terampil koperasi kredit tingkat SMP, SMA serta olimpiade khusus anak-anak SD Kecamatan Bajawa. Kegiatan-kegaitan ini selain mendekatkan dengan anggota tetapi juga menjaring calong anggota dari unsure anak-anak dan kaum muda. Juga pada waktu RAT, acara seremonial dipersingkat dan disederhanakan sehingga memberikan kesempatan kepada anggota lebih banyak berbicara.
P            : Menurut Bapak, partisipasi anggota yang lebih nyata dan banyak pada bidang apa?
YNR      : Pertama, memberikan pendapat, saran dan kritikan pada waktu pra-RAT dan RAT. Kedua, memenuhi kewajiban menyimpan, meminjam dan mengangsur kembali serta menikmati pelayanan koperasi kredit. Ketiga, berpartisipasi dalam pendidikan, pertemuan dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan oleh koperasi kredit. Keempat, ada juga anggota keluar tetapi proseentasi sangat kecil.
P            : Apakah ada devisi khusus menangani pengaduan anggota? Adalah media lainnya?
YNR      : Devisi khusus belum ada namun kami melakukan survey kepuasan anggota. Survey ini menjadi media paling ampuh untuk mengenal pengaduan ketidakpusan anggota untuk dicari jalan keluarnya yang tepat dan efektif. Ke depannya, kami sudah memikirkan untuk mengadakan kotak saran sebab kotak saran menjadi media bagi anggota menyampaikan hal-hal yang tidak terpantau pengurus maupun manajemen dapat diperoleh melalui kotak saran.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar