Oleh Akhmad Sanhaji & Kosmas Lawa Bagho
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang
1 Pendahuluan
“No man
is island”. Itulah pemikiran Thomas Merton, sang penulis spiritual dari
Inggris. Peribahasa ini menggambarkan bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini
dapat hidup sendirian tanpa berrelasi dengan orang lain. Manusia bukanlah
sebuah pulau yang tak berpenghuni. Demikian juga dengan Negara atau bangsa.
Tanpa suatu Negara atau bangsa di planet bumi ini yang masyarakatnya dapat
hidup sendirian. Setiap Negara, sekuat
apapun tentu berhubungan dengan Negara lain. Apalagi dunia ini sudah semakin
global dan sempit.
Berkat kemajuan teknlogi, informasi,
tranportasi dan arus keuangan, waktu dan jarak sudah tidak bermakna. Dunia yang
begitu luas dan berjarak telah menjadi satu desa atau dalam bahasa Ohmae dan
Druker (1995) dalam Agung Utama (2003) adalah global village. Keduanya menyatakan bahwa “mekanisme perdagangan
(pasar) dunia saat ini digambarkan sebagai sebuah pasar di desa. Global village artinya pasar semakin
kecil (compressed) dengan dunia yang
terasa semakin kecil karena dukungan kemajuan teknologi dan informasi yang
tidak pernah terbayangkan oleh siapa pun sebelumnya”.
Oleh karena itu, Negara mana pun di dunia, mau
tidak mau, suka tidak suka harus terlibat dalam persahabatan internasional
termasuk perdagangan. Negara yang mau eksis, siap tidak siap, didorong sedemikian
untuk masuk pada pemasaran global. “Globalisasi pasar sudah dekat.
Bersamaan dengan itu, dunia komersial
multinasional semakin mendekati akhirnya dan
demikian pula halnya dengan perusahaan multinasional. Preferensi budaya yang berbeda, selera dan
standar nasional serta lembaga-lembaga bisnis merupakan sisa-sisa masa lalu”.
Itulah gambaran nyata dunia bisnis dan pasar saat ini oleh Theodore Levitt,
seorang profesor bisnis Harvard dalam Donald A. Ball, et al., (2007).
Melalui berbagai kemajuan ilmu pengatahuan dan
revolusi teknologi dan informasi telah membuat dunia semakin homogeny dan
perusahaan-perusahaan yang cerdas menjual produk-produk yang distandarisasi
dengan menggunanakan metode-metode
promosi yang juga terstandar di pasar internasional. Pasar yang demikian
biasanya dibentuk oleh konsumen akhir lebih menyukai harga rendah. Perusahaan
global adalah perusahaan dengan kantor pusat di suatu Negara yang mempunyai anak
perusahaan di Negara lain.
Banyak perusahaan bersaing di luar batas
nasionalnya untuk mengejar segala peluang pasar di seluruh dunia. Sebagai
contoh yang cukup menjamur di Indoensia adalah KFC, CFC, Texas Fried Chicken,
Pizza Hut yang bersaing secara global dalam bisnis restoran cepat saji.
Sebelum perusahaan memasuki pasar global maka
perusahaan dimaksud menurut Pearce dan Robinson (1997:151) dalam Kosmas &
Dwi Putra (2015:4) melalui empat langkah yakni: (1) mengamati situasi global;
pengamatan meliputi membaca jurnal dan laporan-laporan paten serta
sumber-sumber bacaan lain; (2) membina hubungan dengan perguruan tinggi dan
organisasi riset; perusahaan yang aktif dalam penelitian dan pengembagan
(litbang) manca Negara seringkali mempunyai proyek-proyek kerja bersama
akademi-akademi asing dan adakalanya mengikat kesepakatan konsultasi; (3) meningkatkan ketampakan global perusahaan,
cara yang lazim adalah berperan serta dalam pameran-paeran dagang, mengedarkan
brosur; (4) menyelenggarakan proyek riset kerjasama. Beberapa perusahaan
melibatkan diri dalam proyek riset bersama dengan perusahaan asing untuk memperluas
konteks, mengurangi pengeluaran dan mengurangi resiko.
Dunia perusahaan tidak bisa hidup dalam sebuah
‘gheto’ maka perusahaan Negara Indonesia pun memiliki peluang yang sama untuk
bisa bersaing di pasar internasional. Negara Indonesia memiliki sumber daya
alam yang kaya dengan populasi penduduk yang juga besar tentu bisa bersaing
secara unggul untuk memasarkan produk-produknya di pasar internasional. Negeri
kita telah memiliki tujuh (7) komoditi unggulan yang juga diakui dan dibutuhkan
di pasar internasional. Untuk itu, berbicara tentang peluang, negeri kita pun
bisa memasuki pasar intrnasional meski harus dibarengi dengan berbagai upaya
peningkatan SDM yang lebih sungguh serta produk-produk yang memenuhi standar
pasar internasional.
***
Diposting Malang, 27 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar