Oleh Kosmas Lawa Bagho
“Scripta manent verba
valant”: apa yang tertulis tetap ada, apa yang diucapkan mudah hilang.
Dalam bahasa yang agak biblis, “Sekali tertulis, tetap tertulis”.
Itulah realitas
gambaran kesan penulis terhadap majalah PICU (Pusat Informasi Credit Union) yang pada bulan Juli tahun ini
merayakan Ulang Tahun yang ke-5. Lima tahun memang terasa masih sangat muda
bahkan muda sekali apabila dipersepsikan usia manusia. Lima tahun dianggap belum
memiliki pengatahuan, kecakapan, keterampilan dan kematangan apa-apa.
Namun bagi PICU yang
merupakan kelanjutan media aspirasi dan inspirasi koperasi kredit/CU nasional Buletin
BK3I memberikan nuansa tersendiri bagi media internal gerakan koperasi
kredit/CU. Apa yang tertulis tetap tertulis dan biasanya yang tertulis tidak
akan menguap meski para penulisnya sudah meninggal dunia.
PICU seakan mengamalkan
peribahasa Latin secara konsisten. PICU dalam usianya yang dianggap masih ‘bau kencur” telah menjadi
batu karang media informasi yang berkualitas dan bermartabat bagi setiap insan
koperasi kredit/credit union dari Sabang sampai Merauke, dari Natuna hingga
Flores. Media ini telah menjadi alat pemersatu aspirasi dan inspirasi seluruh
gerakan di Indonesia tanpa memandang ras, suku, bahasa, golongan dan agama.
PICU adalah media yang pro pluralitas dan mampu menjalaninya secara setia.
Majalah PICU selama
lima tahun telah mengabarkan berbagai kabar sukacita keberhasilan dan juga
otokritik ketidakberhasilan yang masih ditemui pada sejumlah Koperasi Kredit,
Puskopdit dan bahkan juga Inkopdit. Media ini mengungkapkan fakta dan data
secara objektif dan apa adanya untuk membuat gerakan koperasi kredit/CU agar memiliki
keunggulan bersaing terutama dalam menyongsong pasar bebas ekonomi Masyarakat
ASEAN (MEA) yang akan berlaku pada Desember 2015. PICU telah menampilkan
perwajahan yang menarik dengan warna ‘full-color’-nya
yang mengagumkan serta kualitas isi yang mempesona pembaca. Oleh karena itu,
secara pribadi, saya ucapkan proficiat dan apresiasi yang tinggi kepada PICU.
Walau pun demikian,
keragaman tulisan belum menjangkau seluruh kiprah dan perjuangan tanpa kenal
lelah gerakan koperasi kredit di tanah air ini. Masih saja ada daerah tertentu
yang lebih dominan menghiasi majalah kebanggaan kita bersama. Marketing majalah ini juga belum
optimal. Hal ini bisa dilihat, pelanggan majalah ini masih terbatas pada
fungsionaris koperasi kredit/CU, itu pun setiap Kopdit baru berlangganan 1,2 ex
dan paling maksimal 5 ex, pada hal fungsionaris jumlahnya bisa lebih dari itu.
Belum lagi, kita bicara anggota. Ini menjadi PR kita semua.
Untuk belum memadainya
pemerataan konten berita seluruh gerakan, saya usulkan agar PICU dan Inkopdit
bisa menyelenggarakan “pelatihan jurnalistik” bagi para peminat baik dari
Puskopdit maupun Primer (tentu menurut pengamatan PICU) agar kegiatan-kegiatan
di daerah bisa dikemas dan dikirim tulisannya ke majalah PICU. Para penulis
daerah yang telah dilatih harus membuat ‘pakta perjanjian’ untuk secara
konsisten dan terprogram mengirimkan berita atau opini ke PICU dan juga
sekaligus menjadi ‘marketer’ PICU di
wilayahnya masing-masing. Para pekerja ini dihargai sepantasnya oleh PICU
maupun lembaga yang mengirimnya.
Untuk itu, para utusan
pelatihan adalah orang-orang yang memiliki minat dan yang sudah pernah membuat
tulisan pada PICU atau media apa pun agar sasaran dan outputnya menjadi lebih
terukur dan tulisan-tulisannya pun semakin lebih berkualitas dan bervariasi.
Para penulis daerah yang otodidak itu
disentuh profesionalisme dalam
menghasilkan tulisan.
Apabila berita PICU
bervariasi dan menjangkau seluruh gerakan di Indonesia bahkan ASIA dan Dunia
maka PICU akan semakin dicintai dan dinikmati dan diharapkan pelanggannya
semakin banyak demi mengembalikan setiap rupiah biaya operasional. Bisa juga
ada sharing modal dan sharing pendapatan seluruh gerakan bagi keberlanjutan
majalah PICU ke depannya.
Akhirnya, selamat
Merayakan HUT ke-5 Juli ini, semoga PICU tetap menjadi media perekat aspirasi
dan inspirasi gerakan koperasi kredit/CU secara profesional, mandiri dan
bermartabat dalam pluralitas sehingga apa yang tertulis saat ini menjadi
warisan ‘legacy’ yang sangat berharga
bagi generasi emas gerakan masa depan.
Mari kita wujudkan
bersama!
***
Diposting Ende, 6 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar