Oleh Kosmas Lawa Bagho, S.Fil; M.M
Kabid. Pendampingan Puskopdit Flores Mandiri
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Catatan:
Penulis
telah menyelesaikan studi pada Universitas Negeri Malang dengan judul
tesis "Aktualisasi Jati Diri Dalam Pengembangan Koperasi dan Peningkatan
Partisipasi Anggota: Studi Kasus pada Koperasi Kredit Sangosay, Ngada,
NTT". Penyelesaian penggarapan tesis tepat waktu sekaligus tepat waktu
penyelesaian keseluruhan studi pascasarjana juga sangat bergantung pada
kesediaan narasumber dalam memberikan data dan fakta mereka secara
pribadi. Dalam aras penghargaan khusus kepada para narasumber maka saya
akan memposting semua hasil wawancara lengkap penulis dengan 18
narasumber secara berseri dan berurutan:
TRANSKRIP WAWANCARA
Nomor
|
11
|
Hari/Tanggal
|
Rabu, 2 Maret 2016
|
Nama Informan
|
Sawu Fransiska Romana/ SFR
|
Waktu
|
11.00 – 13.45 Wita
|
Jabatan
|
Anggota
|
Tempat
|
SMAK Regina Pacis
|
Topik
|
1. Jati Diri
Koperasi 3.
Partisipasi Anggota
2. Pengembangan
Kopdit
|
Hasil
wawancara antara peneliti (P) dengan Ibu Sawu Fransiska Romana (SFR) sebagai
berikut:
P : Terima kasih kesediaan Ibu untuk wawancara
meski di tengah kegiatan rumah tangga. Mohon maaf jika mengganggu bu. Kita
berdiskusi tentang jati diri, pengembangan kopdit dan partisipasi anggota.
Sejak kapan Ibu mengenal koperasi dan Koperasi Kredit Sangosay?
SFR :
Terima kasih juga pak Kosmas. Saya mengenal kata koperasi sejak tahun 1974-1975
saat duduk di SD. Koperasi Kredit Sangosay sejak tahun 1988 setelah lulus
kuliah.
P :
Ibu mengenal koperasi umumnya dan Koperasi Kredit Sangosay dari mana?
SFR :
Koperasi umumnya dari sekolah dasar. Koperasi Kredit dari pengurus Koperasi
Kredit Sangosay.
P :
Siapa yang memperkenalkan koperasi dan Koperasi Kredit Sangosay kepada Ibu?
SFR :
Koperasi umumnya dari para guru SD dan melalui cerdas cermat tingkat SD.
Koperasi Kredit Sangosay melalui Bapak Blasius Sawu Nono (Ketua Pengurus
Koperasi Kredit Sangosay selama 17 tahun).
P :
Kalau begitu, apa yang Ibu ketahui tentang koperasi?
SFR : Wadah
usaha bersama dalam semangat kerjasama dengan kesepakatan bersama (dari, oleh,
untuk) meraih kesejahteraan secara bersama-sama. Definisi ini yang membuat
koperasi berbeda dengan lembaga keuangan lain yang ada di masyarakat.
P : Bagaimana wujud bahwa Ibu mengetahui atau
memahami definisi koperasi?
SFR : Saya
paham definisi koperasi melalui sikap mau menabung sebagian pendapatan dalam
kebersamaan wadah koperasi, ada kerjasama dengan anggota lain dan ikut berbagai
kegiatan koperasi untuk melatih diri menjadi pribadi yang mandiri, komit, jujur
dan tepat waktu.
P :
Bagaimana Ibu memperkenalkan definisi koperasi kepada keluarga dan masyarakat?
SFR :
Berbicara langsung kepada anggota keluarga dan masyarakat tentang manfaat
koperasi. Dalam pertemuan-pertemuan informal dengan siapa saja, saya selalu
menyampaikan bahwa Koperasi Kredit Sangosay adalah lembaga yang aman dan
dipercayai. Koperasi Kredit Sangosay menjadi pilihan utama untuk melatih diri
dalam kebersamaan dalam meraih kesejahteraan.
P :
Berapa orang yang tertarik menjadi anggota setelah Ibu memperkenalkan koperasi?
Berikan penjelasan tambahan!
SFR : Semua
anggota keluarga menjadi anggota sebanyak 30 orang. Untuk masyarakat umum lebih
dari 100 orang. Saya memperkenalkan di lingkungan Umat Basis, di kampong dan di
sekolah serta dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan Koperasi Kredit Sangosay.
P : (Terima kasih bu. Mari kita melangkah pada nilai).
Menuru Ibu, apa itu nilai?
SFR :
Sesuatu yang sangat penting.
P :
Sejak kapan Ibu mengenal nilai-nilai koperasi? Siapa yang memperkenalkan
nilai-nilai tersebut kepada Ibu?
SFR : Tahun
1988.
P :
Sebutkan nilai-nilai koperasi yang Ibu ketahui dan hayati?
SFR : Jujur
(anggota dan pengelola); tnggungjawab (anggota=kewajiban,
pengelolaan=fungsionaris); terbuka (RAT pengurus dan anggota), solidaritas (aku
susah kau bantu, kau susah aku bantu), kemandirian, kreativitas, inovasi mengelola
pinjaman.
P :
Apakah ada manfaat nilai-nilai koperasi bagi koperasi Ibu?
SFR :
Sangat bermanfaat. Pembentuk kepribadian anak-anak dan anggota keluarga,
komitmen dengan janji (setor sendiri sebagai realisasi nilai-nilai koperasi =
simpan teratur, pinjam bijaksana, angsur tepat waktu), tidak banyak menuntut,
diskusi secara terbuka dengan anak-anak (SMA) beri jatah Rp50,000 untuk simpan
di Koperasi Kredit Sangosay setiap bulan, anak-anak memiliki buku kas sendiri
(melatih hidup hemat dan tahu menghargai uang).
P :
Apa tantangan atau masalah bagi Ibu dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi?
Apa jalan keluar yang Ibu tempuh?
SFR :
Pernah satu kali hanya membayar bunga saja (menyangkut komitmen). Selalu ada
godaan hanya membayar bunga. Solusinya, apabila ada pendapatan atau pemasukan
pikir yang pertama adalah Koperasi Kredit Sangosay. Semua anggota keluarga
menjadi anggota dan tidak pernah macet juga merupakan relisasi nilai-nilai
koperasi sejati.
P :
(Terima kasih bu. Sekarang kita
beralih ke prinisip koperasi). Apa pendapat Ibu tentang prinsip koperasi?
SFR : Panduan, pedoman arah bagi perjalanan dan
pengembangan koperasi kredit.
P :
Sejak kapan Ibu mengenal prinsip-prinsip koperasi? Siapa yang
memperkenalkannya?
SFR : Tahun
1988. Tim pendidikan Koperasi Kredit Sangosay.
P :
Menurut pendapat Ibu, apa itu prinsip-prinsip koperasi?
SFR : Ada 7
prinsip. Yang saya ingat hanya prinsip kerjasama, keterbukaan, demokratis,
otonomi dan kebebasan serta pendidikan dan pelatihan.
P :
Seberapa pentingkah prinsip-prinsip koperasi bagi kehidupan Ibu berkoperasi?
SFR :
Sangat penting. Orang masuk koperasi dengan tahu dan mau sehingga
bertanggungjawab terhadap koperasi untuk melaksaksanakan hak dan kewajiban
sesuai prinsip-prinsip koperasi.
P :
Bagaimanakah tantangan atau masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
prinsip-prinsip koperasi dalam kehidupan Ibu sebgai anggota koperasi?
SFR : (1)
Anggota sudah bervariasi (segi pendidikan, heterogen asal, pemahaman dan
pelaksanaan); (2) Wilayahnya luas (jumlah anggota banyak, karakter berbeda);
(3) Lembaga keuangan lain (dengan prinsip pelayanan yang berbeda); (4) Sistem
RAT keterwakilan (anggota yang ikut RAT belum tentu menginformasikan keputusan
dan rekomendasi RAT kepada anggota lain); (5) Nilai individual, kapitalis; (6)
Pendidikan hanya untuk anggota baru, anggota lama secara periodik.
P :
Apa jalan keluar yang telah Ibu temukan agar prinsip-prinsip koperasi dapat
diterapkan secara konsisten dan komitmen? Apa pengaruh prinsip-prinsip koperasi
bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat?
SFR : (1)
Pendidikan, pelatihan dan informasi (menjadi pelita, penunjuk bagi yang lain);
(2) Media-media promotif; (3) Kompetensi para fasilitator (keteladanan); (4)
Sharing pengelaman sukses (praktik terbaik).
P : (Terima kasih bu. Kita agak lama berdiskusi.
Kini kita melangkah pada pengembangan koperasi kredit). Sejak kapan Ibu
menjadi anggota koperasi kredit? Mengapa Ibu mau menjadi anggota?
SFR : Saya
menjadi anggota koperasi sejak 1988. Saya menjadi anggota karena melalui
Kopeasi Kredit Sangosay saya dilatih merencanakan kehidupan saat ini dan masa
depan, melatih diri untuk hidup mandiri, penuh komitmen dan kepercayaan; ada
saling tolong-menolong satu sama lain, koperasi kredit lembaga yang dipercaya
dan aman untuk menginvestasikan kehidupan pribadi dan keluarga.
P :
Bagaimana Ibu mengembangkan koperasi kredit?
SFR :
Melaksanakan kewajiban sebagai anggota, mengikuti berita-berita koperasi kredit
melalui koran, waktu RAT mendalami laporan, memberikan masukan; mengunjungi dan
membaca informasi di papan penguman di kantor pelayanan serta diskusi dengan
pengurus dan general manajer waktu kunjung ke kantor.
P :
Capaian-capaian apa saja yang telah dihasilkan Ibu setelah menjadi anggota
Koperai Kredit Sangosay?
SFR : Membiayai
pendidikan anak sampai perguruan tinggi termasuk di fakultas kedokteran;
membeli tanah, bangunan (investasi); membeli kendaraan roda dua dan roda empat;
membiayai kegiatan sosial-masyarakat karena simpan dan pinjam hanya di Koperasi
Kredit Sangosay.
P :
Tantangan apa yang paling Ibu rasakan ketika menjadi anggota Koperasi Kredit
Sangosay?
SFR :
Pemisahan buku kapitalisasi belum disosialisasikan dengan baik maksud dan
tujuannya; jaminan pinjaman PNS, pajak pendapatan anggota (mengurangi SHU
anggota).
P : Apa jalan keluar yang telah Ibu tempuh dalam
mengatasi tantangan sebagai anggota Koperasi Kredit Sangosay?
SFR :
Pendidikan, pelatihan,desiminasi informasi secara baik dan transparan; revisi
atau diskusi dan kajian penjamin PNS serta advokasi pajak SHU anggota
(mengekang kebebasan anggota untuk bergembira pada akhir tahun). Koperasi
Kredit khan lebih banyak kumpulan orang-orang miskin.
P : Apa saja produk dan pelayanan Koperasi Kredit
Sangosay yang paling Ibu minati? Mengapa?
SFR : Semua produk dan pelayanan Koperasi Kredit
Sangosay sangat menguntungkan saya sebagai anggota.Selain simpanan yang
bersifat wajib, saya lebih tertarik pada produk tabungan sibudi (simpanan untuk
biaya pendidikan anak-anak) serta sibuhar (setor tarik setiap hari). Produk pendikan
dan perlindungan juga membuat saya sebagai anggota merasa nyaman bertransaksi
dengan Koperasi Kredit Sangosay.
P :
Apa saran Ibu sebagai anggota agar pengembangan Koperasi Kredit Sangosay tetap
sehat, kuat dan berkelanjutan?
SFR : (1)
Pendidikan, pelatihan yang terus-menerus; (2) Optimalisasikan unit penelitian
dan pengembangan; (3) Memiliki kotak saran sehingga anggota dapat
mengekspresikan pendapatan mereka tanpa takut; (4) Kualitas pelayanan yang
bagus dan jujur; (5) Sistem pengkaderan diketahui anggota (sistem
informasi/profil GM, visi, misi termasuk setiap tahun RAT ada bulletin Koperasi
Kredit Sangosay); (6) Para penghubung pengembangan mengadopsi hierarki geraja
(lebih mudah kontrol), (7) Pengurus dan GM perlu memikirkan investasi tanah untuk
anggota semacam membuat kampung Koperasi Kredit Sangosay.
P : (Ibu, kita sudah tiba pada sesi akhir
wawancara. Kita akan berdiskusi tentang partisipasi anggota koperasi kredit).
Menurut Ibu, apa itu partisipasi anggota dalam koperasi kredit?
SFR : Keterlibatan
aktif dalam melaksanakan hak dan kewajiban anggota pada Koperasi Kredit
Sangosay.
P :
Seberapa penting partisipasi anggota dalam koperasi kredit Ibu?
SFR :
Sangat penting. Maju-mundurnya koperasi kredit ditentukan oleh tingkat
keterlibatan anggota; memberikan saran usul dan hadir dalam Rapat Anggota
Tahunan. Tanpa partisipasi anggota, Koperasi Kredit Sangosay akan stagnan,
lambat dan bubar.
P :
Bagaimana Ibu sebagai anggota dapat berpartisipasi secara penuh di dalam
koperasi kredit? Sebutkan partisipasi Ibu di dalam Koperasi Kredit Sangosay?
SFR :
Simpan pinjam secara aktif, hadir RAT memberikan saran usul, aktif dalam
kegiatan-kegaitan koperasi kredit, anggota keluarga yang macet dimotivasi agar
bisa aktif kembali.
P :
Apa tantangan atau masalah Ibu sebagai anggota dapat berpartispasi? Apa jalan
keluar yang ditempuh?
SFR : Tidak
terlalu bermasalah. Hanya ada godaan untuk tidak aktif dalam kegiatan Koperasi
Kredit Sangosay misalnya kadang hanya membayar bunga meski hanya satu kali
namun cukup mengganggu komitmen anggota untuk terlibat dan bertanggungjawab
terhadap keberlanjutan Koperasi Kredit Sangosay. Solusinya, apabila ada
penerimaan atau pendapatan harus mengutamakan Koperasi Kredit Sangosay.
P :
Mengapa Ibu perlu berpartisipasi atau terlibat di dalam koperasi kredit sebagai
anggota? Apa dampaknya apabila Ibu tidak berpartisipasi secara aktif?
SFR :
Maju-mundurnya Koperasi Kredit Sangosay tergantung pada keterlibatan aktif
anggota. Kepercayaan berkurang, tanpa keterlibatan anggota maka koperasi tidak
berjalan dengan baik dan bisa bubar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar