Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kegiatan Ratnas, Loknas dan Open Forum Inkopdit Tb. 2012 di Hotel Trans studio Bandung sejak tanggal 15 Mei hingga 20 Mei 2013 bertemakan “Membangun Sistem Informasi Komunikasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan” dengan menghadirkan 34 Puskopdit/BK3D, 194 koperasi kredit dan 791 anggota perorangan dengan perincian 626 laki-laki dan 165 perempuan.
Kegiatan Ratnas, Loknas dan Open Forum Inkopdit Tb. 2012 di Hotel Trans studio Bandung sejak tanggal 15 Mei hingga 20 Mei 2013 bertemakan “Membangun Sistem Informasi Komunikasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan” dengan menghadirkan 34 Puskopdit/BK3D, 194 koperasi kredit dan 791 anggota perorangan dengan perincian 626 laki-laki dan 165 perempuan.
Waktu acara pembukaan diisi
dengan sambutan-sambutan atau pidato. Sambutan pertama kali dilakukan oleh
Ketua Panitia, Bapak Abat Elias, General Manajer Induk Koperasi Kredit
(Inkopdit) Jakarta.
Dalam sambutannya, Abat
Elias mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada para peserta yang
antusias menghadiri acara loknas, ratnas dan open forum di Kota Kembang Bandung
dengan biaya sendiri dari berbagai pelosok negeri.
Abat Elias juga
mengungkapkan bahwa peserta hendaknya mengikuti seluruh rangkaian dengan baik
sebagai momen pembelajaran agar sekembali dari Ratnas, bisa melakukan berbagai
perubahan di koperasi kredit atau puskopdit masing-masing. Terutama dalam open
forum, dihadirkan tiga pembicara profesional yang didatangkan dari luar negeri,
salah satunya adalah mantan wakil perdana mentri Kanada.
Hal serupa juga dinyatakan
oleh Syafrizal Ikram, Ketua Puskopdit Jabar Barat. Beliau berulang-ulang kali
menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran ratusan orang yang memenuhi
aula Hotel Ibis Trans Studio Kota Bandung. “Kita bangga sebagai orang gerakan,
melakukan segala sesuatu dengan kekuatan sendiri termasuk pembiayaan”. Terima
kasih untuk kehadiran kalian dan terutama Inkopdit yang telah mempercayakan
Bandung sebagai tuan rumah. Kita akan saling membagi pengatahuan terutama
pengalaman dalam menumbuhkembangkan koperasi kredit/credit union di seluruh
dunia di tempat ini ddan akan diperkaya dengan sharing pengalaman dari para
pelaku sukses dari luar negeri termasuk mantan perdana mentri Kanada, katanya.
Sementara itu, Romanus Woga,
Ketua Inkopdit dengan gaya khas membawakan sambutan dengan penuh semangat dan
menggugah hadirin yang hadir. Romanus membuka sambutannya dengan ucapan selamat
datang dan selamat menikmati kota Bandung yang penuh dengan aneka warna budaya.
Namun bukan hanya itu, peserta juga menikmati tambahan pengetahuan dan
pengelaman dari orang-orang yang dipercayakan menjadi pembiccara pada loknas,
ratnas dan open forum.
Romanus menambahkan bahwa
selama 3-4 hari, peserta akan mendalami dan menggeluti topik-topik seperti
agri-finance, membangun karakter, komunikasi berbasis IT dan audit sosial
termasuk review tiga jenjang gerakan koperasi kredit di Indonesia, model
jejaring yang memenangkan persaingan dan kepemimpinanan yang berkesinambungan.
Materi-materi ini akan dilengkapi dengan Daperma dan Launching Sikopdit
On-Line.
Sesi Lokakarya Nasional (Loknas)
tanggal 16 Mei 2013
1.
Agri-Finance dalam Koperasi Kredit oleh Fransiscu de Fransu,
Manajer Puskopdit Swadaya Utama Maumere dan Daniel, Bendahara Kopdit Lantang
Tipo, Puskopdit Borneo, Kalimantan Barat.
Fransu memulai presentasinya
dengan memberikan pertanyaan reflektif “Apakah Kopdit/CU masih prihatin dan
memperhatikan pemberdayaan masyarakat (anggota) yang mayoritasnya petani?”
Agri-Finance merupakan produk perkenalan baru dari ACCU-Bangkok yang
sesungguhnya mewujud pada CUMI (Credit Union Microfinance Innovation) buatan
ACCU juga. Hal ini menjadi penting lantaran anggota CU mayoritasnya petani
dengan cara: lakukan pemetaan potensi usaha masyarakat desa, membuat proposal
usaha, membuat pakan ternak kerjasama dengan instansi teknis terkait, pelatihan
ternak ayam serta promosi dan pemasaran produk anggota. Keterangan ini
dilengkapi dengan video BIS (Business Information System).
Cara paling mudah untuk membuat
orang/anggota melarat bagi mereka yang tidak tahu mengelola keuangan adalah
dengan memberinya hutang (pinjaman). Beliau mengutip pernyataan George Bernard
Shaw (1856-1950) menulis,”Pemberian pinjaman dalam jumlah besar tanpa
pendampingan sama dengan kita membuat anggota kita makin miskin dan makin
melarat”. CU/Kopdit harus lebih tinggi
perhatian pada peningkatan ketrampilan.
Sementara itu, Daniel melengkapi
presentasi Fransiskus dengan menyoroti 10 metodologi agri-finance pada koperasi
kredit/CU:
a. Pemahaman area pertanian. Perlu database yang akurat tentang
jumlah luasnya arealnya pertanian yang dimiliki oleh anggota koperasi kredit,
tingkat kesuburan dll.
b.
Buat pemetaan sumber-sumber pertanian anggota.
c.
Indentifikasi tantangan dan isu-isu petani.
d.
Membuat rencana aksi agri-finance (menargetkan jumlah anggota
petani yang dilayani, membuat poljak simpanan dan pinjaman petani).
e. Pengembangan dan penguatan lembaga-lembaga petani (membentuk
kelompok sesuai jenis usaha masing-masing, pelatihan kahlian teknis kerjasama
dengan instansi terkait).
f.
Promosi asosiasi petani lokal (masyarakat yang telah
terorganisir).
g.
Promosi kelompok2 kecil petani.
h.
Pelayanan pinjaman agri-finance.
i. Membangun hubungan kerjasama kelembagaan (petani bisa akses pada
lembaga pemerintah, pertanian modernà menggunakan teknologi, membantu
petani menentukan harga produksi pertanian.
j.
Program pembangunan bagi petani dan masyarakat.
2. Kopdit & Membangun Karakter (Character Building) oleh Mikhael
Chandra dan Mona Sugianto.
Mona dan Chandra, pasangan
suami-istri yang psikolog ini sungguh menggugah dan menarik minat peserta
dengan presentasi mereka yang menggelitik serta mengena. Keduangnya membuka
presentasi dengan mengangkat fenomena konkret manusia Indonesia saat ini yang diasumsi
hedonisme, komsumerisme dan budaya instan yang telah mengangkangi nilai-nilai
koperasi kredit /CU seperti kejujugan, tanggungjawab dan pengorbanan. Fenomena
ini membuat orang gampang depresi sehingga mudah melakukan hal-hal yang
melanggar norma atau hukum seperti bunuh anak kandung, bunuh diri sendiri,
pencurian, perampokan bersenjata dll.
Fungsionaris Kopdit/CU harus
melihat fenomena ini sebagai tantangan sebab Kopdit/CU sesungguhnya membangun
manusia dengan segala kepribadiannya.
Keduanya juga mengemukan hukum “Tanam, Tuai” dalam siklus PIKIRAN,
TINDAKAN, KEBIASAAN, KARAKTER, HASIL dan NILAI.
Karakter adalah ciri khas, unik,
yanh melekat pada diri seseorang. Karakter = tetap melakukan tanpa diawasi.
Tiga karakter yang perlu dimiliki fungsionaris dan anggota kopdit/CU adalah
sejati (berkata benar, berbuat benar), baik (memikirkan orang lain sebelum
kepentingan dirinya pribadi) dan sabar ( kuat menanggung penderitaan).
Orang yang mampu mengecil diri,
mengurangi kesombongan diri dan makin kuat dalam melakukan perubahan.
Pernyataan ini diteguhkan dengan permainan (suten 2 orang teman lalu yang
menang buka sepatu sementara yang kalah memasang sepatu orang yang menang).
“Semakin kita kecil, semakin banyak orang suka dengan kita dan mudah buat perubahan”.
3.
Jejaring dalam Koperasi Kredit oleh Abat Elias, SE
Jejaring koperasi kredit/CU di
Indonesia adalah tiga level: primer (kopdit), sekunder daerah (puskopdit) dan
sekunder nasional (Inkopdit). Tiga level itu tidak tertulis hanya dilaksanakan
berdasarkan komitmen dari para pendahulu. Tidak ada AD/ART yang mengikat
seluruh level dimaksud sehingga kesulitan koordinasi apalagi sekarang ini ada
masalah “idle cash”.
Untuk itu, demi keberlanjutan
maka direview dan dipikirkan ulang agar level-level ini lebih produktif dan
bermanfaat. Agar bisa demikian, hendaknya menerapkan asas kepercayaan dengan
rumus yang dikutif dari majalah Lion Air, April 2013: T = C + 1 + R
So
T = Trust C = credibility I = Intimacy R = Realibility So = Self Orientation
4.
Information Tehnologi (IT) oleh Ahmad Safrudin.
Informasi menurut Ahmad Safrudin
adalah aset organisasi agar dijaga secara optimal tingkat keamanannya. Teknlogi
informasi on line (internet) memiliki keuntungan bisa secara cepat tersebar
atau mendapatkan informasi bahkan pembayaran secara on line namun ada potensi
serangan ketidaknyamanan terutama transaksi keuangan. Internet adalah jalur
informasi yang tidak terpercaya sehingga perlu dijaga keamananannya.
Apapun alasannya bahwa koperasi
kredit/CU membutuhkan informasi on line hanya perlu dijaga tingkat keamanannya
dari berbagai serangan dari luar yang bisa saja merugikan organisasi apalagi
organisasi keuangan seperti koperasi kredit/CU.
Kunjungan Lapangan (Koperasi
Kredit) tanggal 17 Mei 2013.
Saya
pribadi mendapat tempat kunjungan yakni Kopdit Mitra Sejahtera Cimahi. Kopdit ini
terasa masih baru, terbentuk 24 Februari 2008 dan tahun 2010 baru dipermandikan
menjadi nama Koperasi Kredit Mitra Sejahtera Cimahi.
Dalam
waktu beberapa tahun telah mengumpulkan anggota 919 orang dengan aset Rp8.1 M.
Strategi yang dikembangkan adalah pendidikan pada tempat-tempat strategis serta
mengeluarkan pinjaman khusus buat petani dengan masa tenggat (grace priode)
bagi pengembalian pinjaman. Pinjaman dilakukan dengan analisis yang ketat serta
perhitungan analisis usaha.
Sesi Open Forum tanggal 18 Mei
2013
1.
Acara Pembukaan.
2. Tantangan dan Peluang Koperasi Indonesia oleh Setyo Haryanto,
Kepala Deputi Mentri Koperasi & UMKM RI.
3.
Model Networking yang Memenangkan Persaingan oleh Mr. Separhady
dari Kanada.
4.
Inovasi oleh Robby Tulus.
5.
Launching Sikopdit On-Line oleh Bernard Situngkir, Yoel Filemon
dkk.
6.
Kepemimpinan yang Berkesinambungan oleh Ranjith Hetiarachchi, CEO
ACCU-Bangkok.
7.
Daperma oleh Tim Pengkajian Inkopdit Jakarta
Rapat Anggota Nasional (Ratnas) tanggal 19
Mei 2013
Kegiatan ini hanya dihadiri oleh pengurus dan
manajer Puskopdit Flores Mandiri. Saya bersama teman-teman sudah berangkat dari
Bandung pukul 04.00 pagi menuju Surabaya dan selanjutnya ke Kupang. Tidur
semalam di Kupang dan paginya tanggal 20 Mei 2013 berangkat dari Kupang menuju
Ende.
Rekomendasi Untuk Kopdit Serviam:
1. Mereview pola kebijakan agar memasukan pinjaman khusus buat petani
dengan masa tenggat pengembalian (setelah panen).
2.
Membentuk kelompok pinjaman petani contoh.
3. Materi pendidikan anggota hendaknya dilengkapi dengan materi
character building dan financial literacy.
4. Meningkatkan modul pelatihan wirausaha dengan melengkapi
persyaratan analisis pinjaman produktif (formulir usaha anggota).
5.
Mengoptimalkan Sikopdit CS menuju Sikopdit On-Line.
6.
Menjajagi CU-Mart Kopdit Serviam.
Penutup
Demikian laporan singkat saya
sebagai wakil dari Kopdit Serviam yang berpartisipasi dalam Loknas, Ratnas dan
Open Forum Inkopdit Jakarta TB 2012 di Bandung, tanggal 15-20 Mei 2013. Terima
kasih untuk penghargaan, semoga kehadiran kami pada kegiatan dimaksud bisa
mendatangkan perubahan bagi Kopdit Serviam ke arah pengelolaan yang lebih baik
dan bermanfaat. Mohon maaf apabila saya belum memenuhi harapan semua anggota
dan fungsionaris.
Ende, 7 Juni 2013
Kosmas Lawa Bagho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar