Oleh Kosmas Lawa Bagho & Yohanes Satu
Suatu kebanggaan bahwa kami bisa menghadiri hajatan besar Induk Koperasi Kredit Indonesia (INKOPDIT) dalam bentuk kegiatan lokakarya nasional (Loknas), rapat anggota tahunan nasional (Ratnas) dan Open Forum Tahun Buku 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 15-19 Mei 2013 di Hotel Ibis Trans Studio, Bandung.
Suatu kebanggaan bahwa kami bisa menghadiri hajatan besar Induk Koperasi Kredit Indonesia (INKOPDIT) dalam bentuk kegiatan lokakarya nasional (Loknas), rapat anggota tahunan nasional (Ratnas) dan Open Forum Tahun Buku 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 15-19 Mei 2013 di Hotel Ibis Trans Studio, Bandung.
Pelaksanaan
Loknas,
Ratnas dan Open Forum dimaksud mengusung
tema, “Membangun Sistem Informasi Komunikasi untuk Meningkatkan Kualitas
Pelayanan” menghadirkan 34 Puskopdit/BK3D, 194 koperasi kredit dan 791 anggota
perorangan dengan perincian 626 laki-laki dan 165 perempuan yang merupakan
wakil dari seluruh gerakan dari Sabang sampai Merauke, dari Flores sampai
Manokwari-Papua.
Kegiatan
Loknas, Ratnas dan open Forum yang
berlangsung kurang lebih empat hari seakan menghipnotis ratusan peserta dari seluruh pelosok tanah air untuk berpikir, berdebat, berdiskusi dan berkreasi secara
positip tentang keberlanjutan dan masa depan kehidupan
koperasi kredit dalam naungan payung INKOPDIT.
Banyak hal yang menjadi pembelajaran dalam hajatan demokrasi
tahunan ini.
Abat Elias, General Manager
INKOPDIT sebagai panitia mengharapkan agar 791 peserta mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan dengan baik sebagai momen pembelajaran yang sangat berarti supaya sekembali dari Loknas,
Ratnas dan Open Forum, para utusan bisa melakukan berbagai perubahan di koperasi kredit
atau puskopdit masing-masing. Apalagi dalam Open Forum, menghadirkan juga tiga pembicara profesional yang didatangkan dari luar negeri, salah
satunya adalah Mrs. Sheila, mantan wakil perdana mentri Kanada.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Syafrizal Ikram,
Ketua Puskopdit Jabar Barat. Beliau mengungkapkan
kebanggaannya atas kehadiran para aktivis koperasi kredit dari seluruh tanah
air. “Kita
bangga sebagai orang gerakan, melakukan segala sesuatu dengan kekuatan sendiri
termasuk pembiayaan. Terima kasih untuk kehadiran kalian dan terutama Inkopdit
yang telah mempercayakan Bandung sebagai tuan rumah. Kita akan saling membagi
pengatahuan terutama pengalaman dalam menumbuh kembangkan koperasi
kredit/credit union di seluruh dunia di tempat ini dan akan diperkaya dengan
sharing pengalaman dari para pelaku sukses dari luar negeri dan kunjungan pada koperasi kredit primer yang ada di Bandung”, katanya penuh haru.
Sementara
itu Romanus Woga, Ketua Pengurus INKOPDIT dengan gaya khas menggugah peserta dengan
mengatakan bahwa selama
3-4 hari, peserta akan mendalami dan menggeluti topik-topik seperti
agri-finance, membangun karakter, komunikasi berbasis IT dan audit sosial
termasuk review tiga jenjang gerakan koperasi kredit di Indonesia, model
jejaring yang memenangkan persaingan dan kepemimpinanan yang berkesinambungan.
Materi-materi ini akan dilengkapi dengan Daperma (Dana
Perlindungan Bersama) dan Launching Sikopdit On-Line.
Agri-Finance dalam Koperasi Kredit
Materi ini disampaikan oleh
Fransiscus de Fransu, Manajer Puskopdit Swadaya Utama Maumere dan Daniel,
Bendahara Kopdit Lantang Tipo, Puskopdit Borneo, Kalimantan Barat secara bergantian. Fransu
memulai presentasinya dengan memberikan pertanyaan reflektif “Apakah Kopdit/CU
masih prihatin dan memperhatikan pemberdayaan masyarakat (anggota) yang
mayoritasnya petani?” Agri-Finance merupakan produk perkenalan baru dari
ACCU-Bangkok yang sesungguhnya mewujud pada CUMI (Credit Union Microfinance
Innovation) buatan ACCU juga. Hal ini menjadi penting lantaran anggota CU
mayoritasnya petani dengan cara: lakukan pemetaan potensi usaha masyarakat
desa, membuat proposal usaha, membuat pakan ternak kerjasama dengan instansi
teknis terkait, pelatihan ternak ayam serta promosi dan pemasaran produk
anggota. Keterangan ini dilengkapi dengan video BIS (Business Information
System).
Sementara itu,
Daniel melengkapi presentasi Fransu dengan menyoroti 10 metodologi agri-finance
pada koperasi kredit/CU sebagai berikut: Pemahaman area pertanian (perlu database
yang akurat tentang jumlah luasnya arealnya pertanian yang dimiliki oleh
anggota koperasi kredit, tingkat kesuburan dll), melakukan pemetaan
sumber-sumber pertanian anggota secara akurat, mengindentifikasi
tantangan dan isu-isu yang dihadapi petani, membuat rencana aksi agri-finance
(menargetkan jumlah anggota petani yang dilayani, membuat poljak simpanan dan
pinjaman petani), melakukan pengembangan
dan penguatan lembaga-lembaga petani (membentuk kelompok sesuai jenis usaha
masing-masing, pelatihan kahlian teknis kerjasama dengan instansi terkait),
menggencarkan promosi asosiasi petani lokal
(masyarakat yang telah terorganisir), meningkatkan kualitas kelompok-kelompok kecil petani, mendesain produk pelayanan
pinjaman agri-finance, membangun hubungan kerjasama kelembagaan
(petani bisa akses pada lembaga pemerintah, pertanian modern dengan menggunakan
teknologi, membantu petani menentukan harga produksi pertanian) dan menciptakan program
menarik
bagi petani dan masyarakat.
Character Building (Tugas Para Pahlawan untuk Menyelamatkan
Nilai)
Sesi Membangun Kepribadian dipandu oleh Mona Sugianto dan Michael Chandra,
pasangan suami-istri yang psikolog ini sungguh menggugah dan menarik minat
peserta dengan presentasi mereka yang menggelitik serta mengena. Keduanya
membuka presentasi dengan mengangkat fenomena konkret manusia Indonesia saat
ini yang diasumsi hedonisme, komsumerisme dan budaya instan yang telah mengangkangi
nilai-nilai koperasi kredit /CU seperti kejujuran, tanggungjawab dan
pengorbanan. Fenomena ini membuat orang gampang depresi sehingga mudah
melakukan hal-hal yang melanggar norma atau hukum seperti bunuh anak kandung,
bunuh diri sendiri, pencurian, perampokan bersenjata dll.
Fungsionaris
Kopdit/CU harus melihat fenomena ini sebagai tantangan sebab Kopdit/CU
sesungguhnya membangun manusia dengan segala kepribadiannya. Keduanya juga mengemukan hukum “Tanam, Tuai”
dalam siklus PIKIRAN, TINDAKAN, KEBIASAAN, KARAKTER, HASIL dan NILAI.
Karakter adalah
ciri khas, unik, yang
melekat pada diri seseorang. Karakter berarti tetap melakukan tanpa diawasi. Tiga karakter
yang perlu dimiliki fungsionaris dan anggota kopdit/CU adalah sejati (berkata
benar, berbuat benar), baik (memikirkan orang lain sebelum kepentingan dirinya
pribadi) dan sabar ( kuat menanggung penderitaan).
Jejaring Koperasi
Kredit
Abat Elias, General Manager INKOPDIT mengampu sesi ini
dengan menyatakan bahwa Gerakan Koperasi
Kredit Indonesia (GKKI) memiliki suatu sistem jejaring baik jaringan vertikal
maupun jaringan horizontal yang membuat satu sama lain saing menguatkan atau
pelayanan dalam praktiknya timbul kewajiban dan hak dari setiap anggota
jaringan.
Di Indonesia jaringan koperasi
kredit ada tiga tingkat yaitu Kopdit, Puskopdit dan Inkopdit. Kopdit merupakan
koperasi kredit primer yang melayani anggota perorangan. Puskopdit merupakan
koperasi kredit sekunder tingkat daerah yang melayani (memediasi) koperasi
kredit primer. Inkopdit adalah sekunder nasional yang memediasi (melayani)
Puskopdit di seluruh Indonesia.
Abat Elias melanjutkan bahwa
jejaring 3 level ada tinggal di Indonesi sementara di negara lain hanya dua
level yakni koperasi kredit primer langsung dimediasi sekunder nasional. Ada
beberapa keuntungan apabila jejaring dalam tiga level yakni jangkauan pelayanan
lebih pendek, pengawasan lebih cepat karena lebih dekat, adanya pemerataan
kesempatan kerja setiap daerah, semakin banyak kesempatan orang menjadi
pemimpin dan otonomi daerah semakin kuat meskipun ada juga kelemahan namun
harus tetap dibangun diatas komitmen yang kuat dalam selimut saling percaya.
Sesi ini dilengkapi dengan Informasi Teknologi yang
dipandu oleh Ahmad Safrudin. Menurut Ahmad Safrudin, informasi adalah aset
organisasi yang paling
vital maka perlu dijaga secara optimal tingkat keamanannya.
Teknlogi informasi on line (internet) memiliki keuntungan bisa secara cepat
tersebar atau mendapatkan informasi bahkan pembayaran secara on line namun ada
potensi serangan ketidaknyamanan terutama transaksi keuangan. Internet adalah
jalur informasi yang tidak terpercaya sehingga perlu dijaga keamananannya.
“Apapun alasannya bahwa koperasi
kredit/CU membutuhkan informasi on line hanya perlu dijaga tingkat keamanannya
dari berbagai serangan dari luar yang bisa saja merugikan organisasi apalagi
organisasi keuangan seperti koperasi kredit/CU”, kata Ahmad tegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar