Oleh Kosmas Lawa Bagho
Udara luar sangat panas. Para manajer koperasi kredit
dibawah payung Puskopdit Flores Mandiri menikmati udara sejuk, segar dan nyaman
di dalam ruangan full-ac. Ruangan itu cukup luas dengan interior yang cukup
menarik. Dilengkapi alat soundsystem yang mumpuni dengan ruangan cukup luas.
Namun tidak diketahui persis, suasana hati ke-26 peserta yang berdiskusi secara
serius profesionalisme pelayanan dan komitmen melakukan perubahan dalam tenda
rapat kerja manajer (Raker).
Rapat kerja manajer itu sendiri berubah dari forum
manajer sejak tahun 2011 lalu. Waktu itu, Puskopdit sering menggunakan
peristilahan forum manajer. Namun apa mau dikata setelah forum berlangsung
sengit dalam diskusi dan mengambil rekomendasi ataupun keputusan belum bisa
diimplementasikan secara memuaskan di koperasi kredit masing-masing. Atas dasar
itu serta mempertimbangkan bahwa rekomendasi atau pun keputusan yang telah
diambil secara demokratis tanpa paksaan, hendaknya bisa diterapkan secara
memadai di koperasi kredit maka sejak tahun 2012, istilah forum ditingkatkan
statusnya menjadi rapat kerja. Secara substansial, rapat maka segala
rekomendasi apalagi keputusan wajib dilaksanakan.
Suasana udara yang nyaman tadi menambah semangat
diskusi para manajer dan para calon manajer (kepala bidang dan kepala TP) sejak
tanggal 12 hingga 13 November 2012. Agenda utama rapat kerja manajer saat ini
adalah Perpajakan Koperasi Kredit dalam terang UU Koperasi yang baru (meski
salinan resminya belum diperoleh tetapi diantisipasi), Informasi pembentukan
Komisi Hukum Nasional untuk mengantisipasi serta mengadvokasi berbagai
persoalan hukum yang terjadi di dalam gerakan koperasi kredit apalagi ada satu
koperasi kredit yang “mempolisikan” pengurus dan pengawasnya serta tim auditor
Puskopdit Flores Mandiri diperlakukan sebagai saksi ahli (meski untuk tim
auditor belum dipanggil polisi namun sudah menghadap adalah pengurus dan
pengawas kopdit bersangkutan), persoalan rekruitmen personil (kerja berdasarkan
target hasil dan kompetensi), pengelolaan Daperma (Puskopdit Flores Mandiri
masih menjadi juara bertahan proses klaim Daperma di Jakarta) dan program
pengembangan personil serta uji klarifikasi Kopdit BERSAHABAT yang digagas
Bapak Abat Elias, General Manajer Inkopdit-Jakarta dan persoalan operasional
lain seperti IT dan segala system pengamanannya.
Para Manajer berdiskusi materi demi materi secara
serius dan sungguh-sungguh untuk menciptakan pelayanan koperasi kredit yang
berkualitas dan berkelas dunia. Melalui pembahasan dan diskusi kritis tentang
Koperasi Kredit BERSAHABAT memacu para
manajer untuk mulai secara dini dan berani mengukur kinerja kerjanya dan
kualitas atau branding koperasi kreditnya masing-masing sembari mencari
strategi-strategi alternative untuk bisa memenuhi berbagai indikator yang
dibutuhkan.
Diskusi menghangat ketika rasio net profit masuk dalam
criteria (indicator). Sebagian peserta mempertahankan dengan sejumlah
argumentasinya dan ada yang mengusulkan untuk didrop dan digantikan dengan
rasio distribusi pinjaman kepada anggota tentu dengan argumentasi persuasive
yang tak kalah serunya. Berbagai perdebatan dan diskusi kritis diakhiri dengan
kesepakatan untuk diuji lagi di tingkat nasional bahkan akan dibahas secara mendalam
oleh tim khusus (TIKUS) Kopdit BERSAHABAT
yang diketuai oleh Kosmas Lawa Bagho, Kabid SDM Puskopdit Flores Mandiri
dengan anggota-anggota: Mikhael H. Jawa, manajer Puskopdit Flores Mandiri,
Lodofikus Lenga, Manajer Kopdit Sangosay Bajawa, Bertholomeus Bhute, manajer
Kopdit Sehati Bajawa, Ahmad Lamo, manajer Kopdit Kenisa Mauponggo dan Gregorius
Latu, manajer Kopdit Bahtera Ende.
Raker ini ditutup dengan laporan keuangan dari
Puskopdit Flores Mandiri, rencana fokus-fokus pengembangan sumber daya manusia
untuk tahun 2013.
Para manajer diundang untuk mengikuti pelatihan
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang akan difasilitasi oleh pakar manajemen
nasional Bapak Alex Rudatin yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 November –
01 Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar