Oleh Kosmas Lawa Bagho
Ketua Pengurus Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri Ende
Spin-Off
Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri
Rapat Tim Editor Penerbitan Buku SPG |
Koperasi
Kredit Serviam Bhakti Mandiri terutama pengurus periode 2017-2019 berkeinginan
kuat mewujudkan “double passive income”
anggota secara sungguh-sungguh dan dikelola secara profesional sehingga
memberikan asas manfaat tambahan bagi setiap anggota.
Spin off perusahaan
(bdk. https://www.simulasikredit.com/apa-itu-spin-off-dalam-perusahaan-bisnis/)
merupakan tindakan atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) untuk memisahkan usaha secara parsial atau
sebagian sehingga mengakibatkan sebagian aktiva dan passiva perusahaan tersebut
beralih karena hukum kepada dua perseroan atau lebih. Dengan demikian, spin
off perusahaan dapat dipahami sebagai pemisahan sebagian perusahaan
berbentuk Perseroan Terbatas secara hukum menjadi dua atau lebih perusahaan
baru.
Spin off perusahaan
sebagai salah satu upaya restrukturisasi perusahaan dapat dilakukan dengan
mengacu pada dua aturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Jenis perusahaan selain perbankan, spin off mengacu
pada Undang-Undang Perseoran Terbatas (UUPT) sedangkan spin off
perusahaan perbankan mengacu pada Undang-Undang Perbankan Syariah (UUPS).
Pakar
manajemen bisnis atau lebih dikenal sebagai tokoh perubahan, Rhenald Kasali
dalam tulisannya baik berupa hasil wawancara dengan Tonnio Irnawan dalam PICU (Pusat
Informasi Credit Union: Edisi September-Oktober & November-Desember 2019
serta dalam bukunya yang terakhir dengan judul MO: Series On Disruption: Sebuah Dunia Baru Yang Membuat Orang Banyak
Orang Gagal Paham, sangat mendukung gerakan koperasi kredit Indonesia untuk
melakukan perubahan pelayanan berhadapan dengan perkembangan ilmu teknologi
atau lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0.
Beliau
menulis, “Revolusi Industri 4.0 mengubah pendekatan dan menjadikan
pengusaha-pengusaha baru dengan pendekatan baru. Dari product based yang mengedepankan fitur, desain, positioning dan compliance
beralih menjadi ecosystem based
dengan penciptaan nilai (value creation)
yang diperoleh dari efek jejaring. Jangan tempatkan banyak telur hanya dalam
satu keranjang karena jika jatuh, semua telur pecah. Sebar risiko dengan
menaruh di beberapa keranjang” (bdk. Kasali, Rhenald. 2019. MO: Series On Disruption: Sebuah Dunia Baru
Yang Membuat Orang Banyak Gagal Paham. Mizan Anggota IKAPI. Jakarta. p.
4-6; PICU No.51/Th.10, Edisi September-Oktober 2019. p.29 dan PICU No.52/Th.10,
Edisi November-Desember 2019. p. 36).
Memang
Rhenald Kasali tidak membahas khusus tentang spin-off dan dalam bahasanya “jangan menepatkan telur dalam satu
keranjang” menunjukkan bahwa perubahan pelayanan dan inovasi sangat dibutuhkan
koperasi kredit apabila mau survive
di tengah arus digitalisasi serta covid-19 yang lagi mendera dunia usaha saat
ini.
Koperasi
Kredit Serviam Bhakti Mandiri dengan mengusung visi dan misi menciptakan
pengusaha sebanyak-banyaknya juga berjuang untuk melakukan spin-off dengan harapan anggota mendapatkan double atau multi
passive income selain dividen akhir tahun dan bunga setiap bulannya.
Kegiatan
spin-off yang dilakukan Koperasi
Kredit Serviam Bhakti Mandiri tidak pada lembaganya melainkan pengembangan pada
anggota yang bersama-sama melakukan usaha bersama, modal bersama dan
pengelolaan secara bersama. Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri bagaikan seorang
bidang yang membantu melahirkan ibu melahirkan dan tidak menjadi ibu dari anak
yang dilahirkan.
Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri membidani
kelahiran kelompok-kelompok usaha dengan nama Kelompok Serviam’s Pig Consortium (SPC), dengan fokus usahanya beternak babi
yang dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2019 dengan anggotanya berjumlah 17
orang, Serviam’s Marketing Link (SML) dibentuk tanggal 22 September 2019 dengan
anggota 37 pengusaha dalam segala bidang; Serviam’s
Publishing Grup (SPG) dengan anggota 31 orang yang memiliki fokus pada
menulis buku, membangun jaringan komunikasi antar media dan lembaga pendidikan
guna mendukung kemajuan koperasi kredit dibentuk tanggal 08 Maret 2020.
Serviam’s Publishing Group (SPG) sedang berjuang keras menerbitkan buku
perdananya yang akan dilaunching pada Rapat Anggota Nasional (RATNAS) INKOPDIT Tahun
Buku 2019 dengan tema “Masa Depan Koperasi Kredit di Tengah Arus Digitalitasi
& Covid-19”. SPG didukung dengan kelompok riset yang bernama Serviam’s Research Group (SRG) yang
dilaunching tanggal 12 Januari 2020.
Pembentukan kelompok usaha anggota ini bertujuan
untuk menciptakan “double atau multi passive income anggota dan keberlanjutan
lembaga. Bahasa Robby Tulus “membuat CU tambah kuat sekaligus membantu
pengembangan sektor riil”. Tentu belum menjadi contoh terbaik (best practice) bagi pengmbangan spin-off, Koperasi Kredit Serviam Bhakti
Mandiri baru memulai dengan menggunakan ilmu teknologi serta revolusi industry
4.0 sebagai panduan untuk berubah cara pengelolaan yang selaras dengan
perubahan bisnis terkini.
Penutupan
Koperasi
Kredit Serviam Bhakti Mandiri yang sebelumnya dikenal dengan Koperasi Kredit
Serviam terus melakukan terobosan agar pengelolaan koperasi kredit memberikan
asas manfaat lebih bagi peningkatan kesejahteraan anggota dan keberlanjutan
lembaga yang kuat, sehat, aman dan profesional. Koperasi Kredit SBM belum
menemukan format ideal dari berbagai kemungkinan yang bisa dikembangkan sesuai
regulasi yang berlaku di negeri ini misalnya Wirakop, Spin-In, Holding Usaha
maupun Spin-In. Tulisan ini hanya mengungkapkan apa yang sudah dilakukan dan
akan dilakukan Koperasi Kredit SBM sebagai api percikan kesadaran bagi generasi
selanjutnya untuk mewujudkan impian sejuta usaha menuju kesejahteraan
bermartabat.
Daftar Pustaka
Alibaba
Global Initiatives. 2020. Panduan Aksi
Digital Bagi Pengusaha di Tengah Covid-19: Pembelajaran dari Alibaba.
Alibaba Group Holding Limited.
Flores
Pos, 04 Oktober 2017.
https://teddywirawan.wordpress.com/2009/08/04/pengertian-kewirausahaan/ diakses tanggal 17 April 2020.
https://ukirama.com/id/blogs/apa-itu-holding-company-serta-tujuan-manfaat-contoh-dan-prosesnya
diakses tanggal 05 Mei 2020.
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-spin-off-dalam-perusahaan-bisnis/
diakses tanggal 15 April 2020.
https://keuangan.kontan.co.id/news/tiga-koperasi-kredit-bentuk-holding-usaha
diakses tanggal 18 Mei 2020.
Inkopdit.
2019. “PICU: Pusat Informasi Credit Union”, Edisi September-Oktober & November-Desember
2019. Jakarta.
Kasali,
Rhenald. 2019. MO: Series On Disruption:
Sebuah Dunia Baru Yang Membuat Orang Banyak Gagal Paham. Mizan Anggota IKAPI. Jakarta.
Lawa
Bagho, Kosmas dkk (ed). 2010. Kopdit Serviam & Kemiskinan di Flores.
Ende, Percetakan Arnoldus.
Wawancara
pribadi penulis dengan Robby Tulus. 2020. “Massanger Facebook”.
*Seri
Tulisan Buku "Koperasi Kredit di Tengah Arus Digitalisasi" yang penulis
kata pengantarnya Bapak Teten Masduki, Mentri Koperasi & UKM
RI, penulis Prolog Bapak Prof Rhenald Kasali dan Bapak Drs. Robby Tulus.
Diterbitkan oleh tim Serviam's Publishing Group (SPG) Koperasi Kredit
Serviam Bhakti Mandiri Ende (SBM Ende) tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar