Oleh Kosmas Lawa Bagho
Kepala Bidang SDM Puskopdit Flores Mandiri
Mahasiswa S2 Manajemen Universitas Negeri Malang
Catatan:
Tulisan ini telah diedit secara baik oleh Tonnio Irnawan, Pimpinan Redaksi PICU (Pusat Informasi Credit Union - Jakarta) dari judul asli "Sang Motivator Tela Pergi: Obituari Theofilus Woghe".
(PICU, Mei-Juni 2015). Langit kota Malang tampak berselimutkan
awan tebal. Mentari bersinar tidak secerah
biasanya. Tiba-tiba hati saya tampak linglung selaras tanda-tanda alam yang
datang mengabarkan kabar duka. “Ada berita duka dari gerakan Kopdit/CU Flores
Mandiri. Bapak Theofilus Woghe meninggal hari ini di Jakarta”. SMS masuk kehandphone penulis dari sahabat
Hendrikus Tewa. Waktu itu pukul 18.00 WIB, Kamis 28 Mei 2015.
Mei 2014, itulah perjumpaan penulis terakhir dengan beliau yang nampak
sehat, bersemangat, optimis. Dengan sapaan khasnya sambil menepuk bahu sebelah
kanan “Ade, segera lanjut kuliahnya!”.
Sungguh, ini kata-kata terakhir beliau yang penulis dengar langsung. 3 Juli
2014 penulis meninggalkan Flores.
Ketika sedang menggoreskan
kata-kata ini tanpa sadar meneteslah air mata. Figur yang luar biasa humanis
itu telah pergi untuk selamanya.
Karena
kemajuan teknologi informasi, berita kepergian salah seorang motivator gerakan
Koperasi Kredit (Credit Union) itu
bagaikan bom yang meledak begitu cepat ke seantero Nusantara. Apalagi berita
duka itu datang tepat pada saat kurang lebih 800 pegiat CU sedang berkumpul di
Surabya dalam rangkaian RAT Inkopdit.
Banyak
komentar lantaran kepergiannya. Berikut komentar yang penulis peroleh tentang
beliau:
*)“Gerakan
Kopdit/CU kehilangan seorang guru dan motivator. Selamat jalan pak Theo”, tulis
Susiana Lukas (mantan Manajer CU Bina Seroja-Jakarta) pada laman facebook
penulis.
*)”Bapak
Theo, jasa dan pengabdianmu, akan kami kenang sepanjang gerakan ini”, Manajer
Puskopdit Flores Mandiri – Mikhael Hongkoda Jawa.
*)Ketua
Puskopdit Flores Mandiri – Eduardus Sugi Watu: “Pak Theo, sosok yang
mengagumkan, visioner dan demokratis, senantiasa membagi ilmu dan pengalaman
juga tokoh yang membawa banyak perubahan dalam pengembangan koperasi kredit di
wilayah kerja Puskopdit Flores Mandiri”.
*)”Saya pernah bersama beliau sebagai mantan murid di
SMPK Kotagoa Boawae, sebagai guru bantu ketika beliau sebagai kepala sekolah
pada sekolah yang sama, sebagai kepala bidang pemuda dan olahrga ketika beliau
sebagai kepala dinas PPO Kabupaten Nagekeo, dalam gerakan, saya bersama beliau
di Kopdit Boawae dan Puskopdit Flores Mandiri. Saya melanjutkan kepemimpinannya
selama dua periode”, Petrus Lengi yang sekarang anggota DPRD Nagekeo.
*)”Sungguh dirasakan terlalu cepat perginya,”
Manajer Kopdit Sangosay – Lodofikus Lenga.
*)”Bapak figure yang penuh kasih sayang,
lembut, santun dalam berbicara, tegas dalam prinsip. Beliau menyayangi kami
dengan caranya sendiri. Beliau lebih memberi kami kail ketimbang ikan yang
sudah didapat. Kami diajarkan dan dimotivasi menjadi anak yang mandiri, menjadi
manusia yang tekun dalam belajar, bekerja serta sungguh-sungguh menjaga,
membimbing, memberi teladan kepada kami untuk senantiasa menghargai orang yang
lebih tua dan kakak dengan cara memberi salam lebih dahulu termasuk kepada
orang yang baru dikenal. Bapa juga memiliki sifat unik yang tak dapat saya
lupakan adah sebagai motivator dalam wirausaha agar kami memiliki usaha selain
sebagai pegawai negeri sipil dalam bidang ternak, berkebun dan bertani serta
senantiasa mengandalkan Tuhan dalam seluruh proses kehidupan. Bapa juga seorang
petarung dan pekerja keras, meski sudah sakit terus menderanya, bapak
senantiasa bekerja dan berada di tengah orang kecintaannya tanpa kami ketahui,”
putra sulung Pak Theo melalui SMS kepada penulis, 10 Juni 2015.
Guru
Theofilus
Woghe yang lahir di Suralaja, Nagekeo, Flores tanggal 5 Maret 1953. mempunyai 4
orang anak: Egidius Paceli Djago Ghela, SE, MM; Maria Karolina Mogi Wulu, SKM;
Viktoria Yuliana Tea Nou, Amd, Ak dan Andreas Corsini Mosa Leka, S.IP.
Theofilus
meraih Sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan IKIP Sanata Dharma Yogyakarta
tahun 1998. Beliau banyak mengikuti berbagai kursus baik di dalam negeri maupun
luar negeri baik sebagai PNS maupun sebagai aktivis Koperasi Kredit. Pada 2005 Pak
Theo mengikuti Asian Forum and ACCES Branding Scorecard di Manila. Tahun
berikutnya, mengikuti Human Resources Development and Asian Forum di Dakha-Bangladesh.
Pada tahun 2010 mengikuti Asian Forum di Bangkok. Juga mengikuti Loan Officer
Competency Course dan Asian Forum di Kuala Lumpur.
Berbagai
kursus dan pelatihan adalah modal Pak Theo membuat tulisan yang dimuat di media
massa lokal dan Buletin BK3I yang kini berubah menjadi Majalah PICU. Pak Theo
gemar membaca dan membeli buku. Tidak hanya suka membaca buku, Pak Theo juga
menulis buku. Karya tulisnya antara lain: “Rancang Bangun Nagekeo”, (2006);
ACCES Branding Scorcard”, (terjemahan ACCU Bangkok, 2006); “ACCES Branding
Scorecard dalam Praktek Manajemen Koperasi Kredit”, (2008); “Rupiah Emas: Alat
Supervisi Keuangan Koperasi Kredit”, (Inkopdit, 2010); “Menjadi Guru Merdeka”, (Kanisius,
2010); “Grand Desain Pendidikan di Sekolah Katolik KAE”, (Bajawa Press, 2012),
dan lain-lain. Scripta manent verba valant : apa yang tertulis tetap ada, apa
yang diucapkan mudah hilang.
Usia 20 tahun Theo
menjadi guru muda di SDK Nagesapadhi (1973-1975). Pendidikan adalah dunianya.
Kariernya meningkat dari guru SD menjadi guru SMP dan SMA. Bahkan Pak Theo
dipercaya menjadi Kepala Sekolah SMAK Regina Pacis Bajawa, 1988-2001.
Di dunia birokrasi, Theo antara lain
pernah menjabat sebagai Kepala Subdinas Pendidikan Dasar, 2001-2007. Tahun 2007
menjabat sebagai Ketua Stering Committee Seminar Nagekeo sebagai persiapan
pemekaran Kabupaten Nagekeo. Jabatan terakhir di birokrasi sebagai Kepala Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nagekeo, Oktober 2007 – Juli 2008.
Beliau turut menggagas mendirikan
Universitas Nagekeo, bekerjasama dengan AusAID Australia. Di bidang pelayanan
Gereja, Pak Theo aktif di Keuskupan Agung Ende (KAE).
Melalui Koperasi Kredit, Pak Theo
berusaha mendidik masyarakat untuk disiplin dan bertanggung jawab mengelola
keuangan. Beberapa jabatan yang pernah dipercayakan kepadanya: Pengurus Kopdit
Boawae dan Kopdit Sangosay, Ketua Pengurus Puskopdit Flores Mandiri (dua
periode) dan Wakil Ketua Inkopdit (dua periode). Hingga meninggal beliau masih
sebagai Penasihat Puskopdit Flores Mandiri.
Saat Krisis
Pak Theo menjadi Ketua Puskopdit Bekatigade
Ende-Ngada (kini Flores Mandiri) pada saat Puskopdit mengalami krisis
kepercayaan. Berkat gaya kepemimpinan dan cara pendekatannya untuk membangun
“kekitaan kita” (ungkapan yang sering digunakan Pak Theo) sehingga ia mampu
menstimulasi proses pemulihan kembali kepercayaan gerakan Koperasi Kredit di
wilayah Puskopdit Flores Mandiri.
Pak Theo adalah
tokoh reformasi gerakan Koperasi Kredit di wilayah Puskopdit Flores
Mandiri dengan membuat terobosan perubahan antara lain konsolidasi organisasi dengan
membangun sistem tata kelola yang baik. Ia juga menjadikan puskopdit sebagai pusat
pembelajaran dan mendorong pembelajaran
lintas Kopdit di dalam maupun di luar negeri.
Pandangan ini tergambar jelas dalam kutipan salah satu
tulisannya “Memimpin di Saat Krisis Membangun Tanpa Merusak”
dalam Mikhael Hongkoda Jawa dkk, 2011 “Koperasi Kredit: Membangun Peradaban
Bermartabat”, Accacia-Jakarta): “Dalam sepi dan diam – tanpa ada yang didengar,
dibaca, dilihat dan diajak bicara – saya masuk ke dalam sumur sang aku. Dalam
berefleksi saya temukan: kepercayaan yang diberikan adalah limpahan rezeki
setiap hari dari Tuhan. Kuantitas rezeki memang urusan Tuhan, namun kualitas
rasa syukurnya akan amat berlimpah dalam medan magnet kehidupan seperti ini.
Setidaknya, itulah yang saya lakukan dalam kehidupan saya. Dan Anda bebas
memilih, untuk mengikutinya atau melupakannya. Akhrinya saya hanya mampu
mengucapkan: Ad Mayorem Dei Gloriam. Semua yang dikerjakan dipersembahkan demi
Kemuliaan Tuhan”.
Ginjal
Juni 2014, Pak Theo diagnosa hipertensi dan asam urat. Empat bulan
kemudian beliau satu minggu dirawat di RSUD Bajawa lalu dirujuk ke Rumah Sakit
Harapan Kita Jakarta. Desember 2014, dirawat lagi di RSUD Bajawa selama sepuluh
hari dan Bulan April 2015 dirawat Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta selama dua
minggu. 28 Mei 2015, beliau menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit PELNI
Jakarta karena gangguan ginjal. Jenasahnya dimakamkan di Suralaja, Kelewae,
Nagekeo, NTT sehari kemudian.
Untuk mengenang jasa almarhum, keluarga bersepakat, di kampong Suralaja,
Kelewae, Boawae, Nagekeo, Flores akan dibangun perpustakaan mini.
Lebih mulia mengenang dengan cara seperti dianjurkan sesepuh Koperasi
Kredit – Bapak Agustinus Beu Mude (80) yang berharap kepada generasi muda
Koperasi Kredit di wilayah Puskopdit Flores Mandiri agar meneladani dan
melanjutkan karya terbaik alamarhum.
***
Diposting, Malang 18 September 2015
Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.
BalasHapus