Oleh Kosmas Lawa Bagho
"If you want something new,
you have to stop doing something old"
Peter Drucker
"Apabila engkau menginginkan sesuatu yang baru, engkau harus berhenti melakukan sesuatu yang lama atau cara yang lama". Kata-kata awasan Peter Drucker, salah seorang pakar manajemen modern sungguh pas dengan apa yang hendak dilakukan gerakan koperasi kredit dibawah payung Puskopdit Flores Mandiri.
Puskopdit Flores Mandiri dibawah inisiatif sang manajer, Mikhael H. Jawa tak pernah lelah dan berhenti untuk terus melakukan sesuatu yang baru. Selalu kreatif dan inovatif apabila berhadapan dengan berbagai persoalan manajerial koperasi kredit dan Puskopdit Flores Mandiri.
Baru-baru ini, Puskopdit juga melakukan inovasi dengan mengadakan "Lokakarya Redesain Tata Kelola Koperasi Kredit" dengan fokus utama pada penurunan PAR (Portofolio at Risk) atau lebih dikenal dengan NPL (Non Performing Loan) pada lembaga perbankan.
Lokakarya ini membahas banyak agenda namun PAR atau NPL menjadi inti pembahasan. Lokakarya tersebut melibatkan para general manajer dan manajer koperasi kredit dan Puskopdit Flores Mandiri. Lokakarya itu terjadi pada tanggal 22-23 Agustus 2017 bertempat di aula Hotel Flores Mandiri, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Diskusi berjalan hangat dan penuh kreativitas. Para peserta penuh konsentrasi pada solusi menurunkan tingkat PAR atau NPL pada koperasi kredit masing-masing yang sudah menjadi titik keprihatinan bersama. Masing-masing koperasi kredit menyampaikan tingkat prosentasi dan angka absolut PAR atau NPL-nya. Angka-angka tersebut dikonfirmasikan langsung dengan hasil audit para auditor Puskopdit Flores Mandiri agar tidak menciptakan "perbedaan mencolok" angka-angka bersangkutan. Dengan demikian, bisa mencari solusi bersama.
Prosentasi PAR atau NPL, ada yang masih normal namun ada juga yang sudah sampai pada titik kritis atau bahasa manajer Puskopdit Flores Mandiri sebagai angka "UGD" dalam dunia kesehatan. Mikhael H. Jawa mengingatkan bahwa "kita para manajer atau general manajer tidak boleh merasa nyaman dengan angka-angka PAR atau NPL pada koperasi kredit kita masing-masing. NPL atau PAR seberapa besar pun angkanya harus sudah menjadi perhatian dan keprihatinan sebab musuh terbesar koperasi kredit adalah kredit macet atau PAR tersebut".
Pembicaraan agak blak-blakan. Tidak ada yang disembunyikan terutama PAR atau NPL pada tingkat fungsionaris (ring 1) baik pengurus, pengawas, penasihat dan manajemen sendiri. Keterbukaan ini bukannya untuk "menelanjangi diri" melainkan untuk muncul kesadaran dan komitmen bersama agar bisa menurunkan tingkat PAR atau NPL hingga 0 prosen.
Butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar. Oleh karena itu, butuh perubahan pola kebijakan pinjaman yang selama ini lebih mengamankan tingkat pengembalian, dengan mendasarkan pada kolateral. Kolateral (jaminan) itu adalah simpanan dan tabungan anggota bersangkutan dan keluarganya.
Pola kebijakan pinjaman hendaknya merumuskan ulang koleteral (jaminan) pinjaman yang dilepaskan kepada anggota. Jaminan itu tidak lagi berupa sertifikat yang kadang sulit dalam tingkat eksekusi. Misalnya, sertifikat tanah. Koperasi kredit masih menggunakan manajmen perasaan sehingga apabila anggota bersangkutan melalaikan angsuran pinjaman tidak serta merta melakukan eksekusi sementara tingkat PAR atau NPL terus meningkat.
Jaminan itu adalah simpaan dan tabungan anggota bersangkutan dan anggota keluarganya sehingga apaila ada kemacetan dalam pengembalian pinjaman, manajemen koperasi kredit langsung melakukan "kontra pos" dari simpanan dan tabungan yang menjadi jaminan. Koperasi kredit menurunkan tingkat PAR atau NPL dan anggota dilatih untuk memenej keuangannya secara bijak sehingga tidak menimbulkan kelalaian (risiko kredit bermasalah) pada koperasi kredit.
Belum banyak koperasi kredit melakukan hal ini. Biasanya sudah ada aturan tertulis yang mengaturnya namun tingkat eksekusi masih lemah. Oleh sebab itu, lokakarya ini mau menegaskan kembali komitmen mewujudkan PAR atau NPL 0 prosen terutama pelepasan pinjaman yang dilakukan mulai Januari 2017 dan seterusnya. Aktivitas ini mau memperbaiki kinerja keuangan serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi kredit.
Sudah selayaknya koperasi kredit dibawah payung Puskopdit Flores Mandiri menerapkan kata-kata bijak Peter Drucker " If you want something new, you have to stop doing something old. (Apabila kalian ingin sesuatu yang baru, kalian harus berhenti menggunakan cara lama).
Semoga!
Minggu, 27 Agustus 2017
Mewujudkan PAR atau NPL 0%
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar