Oleh Kosmas Lawa Bagho
Dua bulan terakhir ini saya suka membaca tulisan
Anthony Robbins, sang penulis best seller dua buah buku berturut-turut yakni
buku pertama berjudul "Unlimeted Power" dan yang kedua berjudul
"Awaken The Giant Within". Kedua buku tersebut diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa di dunia, salah satu ke dalam Bahasa Indonesia. Untuk
terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dilakukan oleh dua orang penerjemah
yakni Dieni Purwandari & Iryani Syahrir dengan editor buku pertama oleh
Mehdy Nurjanatur Fadillah sementara buku kedua oleh Addison Abdul Pasaribu.
Kedua buku tersebut sangat tebal, buku pertama 657 halaman sedangkan buku kedua
823 halaman.
Buku ini berisikan pengembangan pribadi serta
berusaha menciptakan suatu kehidupan yang lebih baik tanpa meninggalkan
kesedihan, kegalauan, kegagalan. Banyak tips untuk membuat hidup pribadi,
kelompok atau bersama secara lebih bahagia apabila kita mau berubah dengan
contoh-contoh konkret yang dilakukan secara konsisten. Saya tidak sedang
berusaha meresensi seluruh isi dari kedua buku yang sangat fenomenal dan
berkualitas tersebut. Namun saya hanya mengangkat satu kasus konkret yang
diangkat Anthony Robbins dalam bukunya yang kedua.
Contoh kasus tersebut bagi saya pribadi sangat
cocok dengan keadaan Indonesia saat ini terutama tokoh yang sedang menjadi
perbincangkan adalah Ir. Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai
presiden-wakil presiden terpilih dan akan dilantik pada tanggal 20 Oktober
2014.
Anthony Robbins sedang membahas tentang satu tema
atau bab persis bab 2 pada buku kedua versi Indonesia hal.21. Beliau membahas
secara detail dan indah tentang "Keputusan: Jalan Untuk Mendapatkan
Kekuatan". Anthony Robbins menegaskan bahwa manusia akan menjadi fenomenal
dan sukses besar dalam kehidupan karena mengambil keputusan dan melakukan.
Siapa pun yang tidak mengambil keputusan dan melakukannya maka sesungguhnya ia
baru mempersiapkan diri untuk hidup dan tidak layak untuk hidup bahagia dan
sukses. Ia mengutip pendapat Boris Pasternak "Manusia Lahir Untuk
Hidup dan Bukan Mempersiapkan Diri Untuk Hidup".
Oke, kita lanjut pada tokoh utama dalam kasus
yang diangkat Anthony Robbins lalu saya menghubungkan dengan tokoh atau sosok
Jokowi. Tulisan ini, saya buat lantaran ada berita berseliweran di media online
maupun media cetak termasuk medial elektronik tentang BBM. Ada banyak komentar
tentang kenaikan BBM perlu dilakukan atau tidak? Memang membutuhkan kajian yang
lebih mendalam dan manusiawi selain ekonomis. Apa pun keputusannya hendaknya
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak yang paling asasi
sehingga tidak menimbulkan gejolak yang tidak produktif yang mengakibatkan
pemerintahan akan datang tidak dapat merealisasikan visi-misi dan program
secara tepat untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Tidak juga, pemerintahan
yang akan datang tidak bisa mengambil keputusan untuk dilakukan secara
konsisten.
Kasus yang diangkat Anthony Robbins sesungguhnya
kejadian lama dan sungguh fenomenal dengan satu sosok perempuan yang bernama
Rosa Parks. Mungkin sebagian besar kompasioners sudah mengenal sosok yang satu
ini. Anthony Robbins mengangkat kisah ini untuk memperkuat argumentasinya
tentang mengambil keputusan sekecil apa pun keputusan yang diambil. Sebab
apabila sudah diambil keputusan mendorong orang untuk melakukannya.
Dikisahkan bahwa "Suatu hari pada tahun
1995, seorang wanita bernama Rosa Parks menumpang bus di Montgomery, Alabama
dan menolak untuk memberikan kursinya kepada orang kulit putih padahal menurut
hukum dia harus melakukannya. Tindakan kecilnya yang tidak mematuhi peraturan
memicu serangkaian kontroversi dan menjadi panutan yang diikuti oleh
generasi-generasi berikutnya. Itu adalah awal dari gerakan-gerakan hak-hak
sipil, pendapat umum yang membangkitkan kesadaran yang masih kita hadapi
hingga saat ini, ketika kita menetapkan kembali makna persamaan hak, kesempatan
dan keadilan bagi semua rakyat Amerika tanpa memperhatikan ras, agama atau
jenis kelamin.
Apakah Rosa Parks memikirkan tentang masa depan
ketika dia menolak untuk memberikan kursinya di bus itu? Apakah dia memiliki
rencana mulia tentang bagaimana ia dapat mengubah tatanan masyarakat? Mungkin.
Namun kemungkinan besar keputusannya untuk berpegang teguh pada standar yang
lebih tinggilah yang mendorongnya untuk bertindak. Keputusan seorang wanita yang
benar-benar memiliki pengaruh yang sangat luas!" Awaken The Giant Within,
hal. 32.
Saya yakin, Jokowi bersama Jusuf Kalla serta
timnya telah mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijak dan matang. Namun
keputusan ada pada pemimpin tertinggi dengan sejumlah kalkulasi. Kita
mengingat, Jokowi senantiasa menghasilkan keputusan yang sangat fenomenal dan
menjadi rujukan buat kita semua termasuk para pemimpin negeri ini meski
sebagian keputusan itu tidak didukung banyak pihak.
Saya, Anda dan Kita hanya berdoa agar Jokowi-JK
bisa menghasilkan keputusan yang terbaik buat rakyat Indonesia sesuai budaya,
kultur dan potensi yang kita miliki. Namun, apabila kita tidak mengambil
keputusan berarti kita masih mempersiapkan diri untuk hidup berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat.
Titip doa dan dukungan dari seorang putra Flores
yang lagi merantau di Malang
5 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar