Selasa, 23 April 2013

Memahami Perilaku Peserta Pelatihan

Setiap fasilitator baik muda maupun senior kadang menghadapi aneka variasi peserta pelatihan. Ada yang berminat dan memberikan sumbangan positif sehingga membuat fasilitator di atas angin, akan tetapi tak jarang sebagian peserta kadang membuat ulah sehingga menyulitkan atau membuat fasilitator kewalahan dan tidak percaya diri. Akibatnya, materi atau pesan yang ingin disampaikan dalam pelatihan tidak dapat diserap oleh peserta pelatihan.

Dibawah ini 12 cara tips kecil bagaimana fasilitator memahami perilaku peserta dan cara mengatasinya!

Tingkah laku 1:


Berbicara berlebihan

Peserta mau terus berbicara. Orang yang demikian mau “pamer” pengatahuan dan skill yang dimilikinya. Solusi yang bisa ditawarkan, fasilitator memberikan juga kesempatan kepada peserta lain untuk berbicara atau memberikan pendapat.

Tingkah laku 2:

Semangat berargumentasi tinggi

Peserta tersebut mungkin orangnya berkepribadian suka perang dan berkonfrontasi atau mungkin sekedar mau mengolok-olok. Solusi yang bisa ditawarkan, fasilitator menyajikan sesuatu harus didukung dengan grafik pembuktian atau berdasarkan pengalaman nyata.
Tingkah laku 3:

Cepat dan membantu

Orang ini benar-benar tertarik untuk menyumbangkan pemikiran dengan cara yang positif, tetapi membuat orang lain sulit untuk berpartisipasi. Solusi yang bisa ditawarkan, memberikan juga kesempatan kepada peserta lain.
Tingkah laku 4:

Pengelana

Peserta berbicara panjang lebar tanpa memfokuskan diri pada pembahasan atau hal-hal “bukan utama”. Solusi yang bisa ditawarkan, fasilitator senantiasa mengarahkannya untuk kembali ke fokus pembahasan utama.
Tingkah laku 5:

Konflik antara pribadi

Ini terjadi jika dua atau lebih anggota berselisih. Perselisihan demikian bisa memecah peserta dalam kelompok-kelompok kecil (fraksi-fraksi) karena tiap kelompok kecil mencari dukungan dari anggota-anggota lain. Solusi yang ditawarkan, fasilitator mencari jalan tengah yang efektif dan benar sesuai prinsip.

Tingkah laku 6:

Keras kepala

Orang ini semata-mata tidak mau bergerak dari pendapat atau titik pandang tertentu, Ini mungkin berasal dari prasangka yang sudah tertanam lama atau semata-mata karena belum melihat titik pandang Anda. Solusi yang bisa ditawarkan, fasilitator memberikan materi dengan data-data tertulis (dalam bentuk grafik dll) atau pengalaman praksis.
Tingkah laku 7:

Pokok pembicaraan yang salah

Orang ini tidak mengembara, tetapi semata-mata keluar dari landasan. Solusi yang ditawarkan, fasilitator mengarahkannya kembali ke fokus pembahasaan.

Tingkah laku 8:

Percakapan sampingan

Yang ini bisa ada kaitannya atau tidak ada kaitannya dengan topik yang dibahas tetapi menjadi suatu masalah jika mengganggu Anda atau peserta lain. Solusi yang ditawarkan, fasilitator membuat pertanyaan balik pokok materi yang sedang disajikan kepada orang bersangkutan.

Tingkah laku 9:

Kurang Jelas

Orang ini kurang jelas pembicaraannya, karena kemampuannya kurang untuk mengemukakan pandangannya dengan kata-kata yang tepat. Solusi yang ditawarkan, fasilitator membantu memperjelas opini atau pemikirannya melalui pertanyaan klarifikasi.

Tingkah laku 10:

Nyata-nyata salah

Seseorang menyumbang pemikiran yang nyata-nyata tidak benar. Solusi yang bisa ditawarkan, fasilitator memperbaiki pendapatnya yang keliru.
Tingkah laku 11:

Meminta pendapat Anda

Dalam keadaan normal, tidak ada salahnya peserta meminta pendapat pribadi Anda mengenai suatu topik atau masalah. Tetapi menjadi lebih sulit jika Anda merasa orang tersebut semata-mata ingin mentes Anda atau mau menempatkan Anda dalam sorotan. Solusi yang ditawarkan, fasilitator bisa menanyakan balik pendapat atau sikapnya terhadap apa yang sedang ia persoalkan.

Tingkah laku 12:

Tidak mau berbicara

Orang ini biasanya bosan, tidak peduli, takut, merasa tidak aman atau merasa superior dari kelompoknya. Solusi yang bisa ditawarkan, fasilitator membuat dinamika kelompok atau pencairan suasana yang mendorong agar orang bersangkutan menyampaikan pendapat.

****

Read more...